Friday, March 31, 2006

Blogger Family (Blogfam)

BlogFam Community

Hari ini (eh, kemarin yah?), saya resmi menjadi anggota Blogfam (Blogger Family). Blogfam adalah salah satu komunitas blogger Indonesia dengan anggota tersebar di seluruh dunia. Blogfam ini mungkin saat ini adalah satu diantara sedikit komunitas Blogger Indonesia yang lebih bersifat "kekeluargaan".

Salah satu "kewajiban" anggota baru Blogfam adalah memperkenalkan diri di forum "Perkenalan" disana. Dan saya bisa langsung merasakan "suasana kekeluargaan" yang membias disana, setelah saya posting perkenalan saya, dalam waktu kurang dari setengah jam, sudah ada dua rekan yang membalas, satu malah menyempatkan diri langsung mampir ke blog saya dan nitip pesan di shoutbox saya. Sambutan yang hangat sekali. :)

Walaupun demikian, saya tidak bisa janji bisa aktif posting di forumnya Blogfam mengingat kesibukan (lah posting blog aja kadang suka ndak sempet), walaupun demikian saya usahakan akan mampir kesana regularly. :)

Salam kenal untuk rekan-rekan di Blogfam. :)

Tuesday, March 28, 2006

Safari Indonesian Noodle House

Salah satu tempat yang bisa saya kunjungi kalau lagi kangen mie ayam ala Indonesia di Singapura, adalah Seah Im Food Court. Kenapa kok di food court ini? Karena salah satu stall-nya, Safari Indonesian Noodle House (liat foto kiri), jual mie ayam ala Indonesia yang sungguh lezat. Saya malah berani bilang kalau mie ayam yang disini lebih enak daripada mie ayam di Es Teler 77.

Porsi-nya besar-besar, dan harganya juga termasuk murah untuk ukuran Singapura. Mie ayam biasa dijual dengan harga $2.50, kalau dengan pangsit, bakso atau jamur harganya $3.00, lebih komplit lebih mahal lagi. Selain itu, mereka juga jual masakan khas Indonesia lain seperti sup daging iga dan sup buntut, tapi terus terang saya belum pernah nyoba.

Seah Im Food Court itu sebenarnya lebih tepat disebut hawker center, karena terbuka dan tidak ada AC. Lokasinya pas banget di samping terminal bus Harbourfront, dan di seberang gedung Harbourfront Centre. Stall Safari ini lokasinya di bagian dalem paling ujung, deket tempat pemberhentian bus yang ke Sentosa.

Sayangnya, kayaknya stall-nya tidak buka tiap hari. Waktu dulu saya sendiri dua kali kesana, kebetulan buka. Eh, hari ini (28/3) pas saya dan istri saya kesana buat makan siang, ternyata tutup. :( Padahal stall-stall lainnya buka. Yah, terpaksa makan yang lain dulu hari ini. :) Ada beberapa stall Nasi Padang yang halal disana, juga ada satu stall Western yang halal. Paling tidak ada pilihan, kalau ternyata stall Safari-nya tutup pas kesana. :)

Duh, memang ngga ada habis-habisnya ya kalau lagi ngomongin soal makanan... :D :D

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Friday, March 24, 2006

Problem dengan Blogger/Blogspot

Akhir-akhir ini, entah kenapa saya merasa performance server-nya Blogger/Blogspot udah jauh menurun. Terutama terasanya pas sore/malam waktu Singapura, atau pagi/siang waktu US. Anehnya, saya jarang mengalami problem yang sama pas pagi/siang waktu Singapura, atau malam waktu US. Ndak tau apa karena semakin banyak blog yang di-host di blogspot jadi mempengaruhi performance-nya?

Problem yang saya alami: lambat mengakses blog-blog saya, lama banget baru webpage-nya keluar. Terus juga lambat pas mau ngupdate blog atau bikin posting baru di blogger.com. Tapi, yang paling nyebelin adalah pas mau masukin gambar. Setelah saya klik "Add Image", pilih gambar yang mau diupload dan klik "Upload Image", kadang-kadang saya cuma melihat halaman kosong di pop-up-nya, ndak ada icon "Done"-nya. Kalaupun icon "Done" keluar, pas udah saya klik, ternyata gambarnya ndak muncul. Nyebelin banget.

Dan kalo udah begitu, biasanya problemnya bakal terus begitu. Musti dicoba terus berkali-kali untuk nambahin image, dan itu pun belum tentu berhasil. Kadang, kalo udah nyerah, saya ketik teks-nya dulu terus disimpan sebagai Draft, dan tunggu sampai besoknya (pagi-pagi biasanya problemnya ngilang) baru saya tambahin gambarnya terus saya publish.

Saya sih sebenarnya udah lama mikir untuk pindah ke provider lain, terutama yang berbasis Wordpress seperti blogsome.com. Tapi hingga saat ini, saya masih belum mau pindah dulu, dan masih pengen setia ke Blogspot. Tapi ngga tau juga, kalau problem-nya kayak gini terus, saya mungkin ndak tahan juga dan akhirnya akan pindah ke provider blog lain.

Apakah ada rekan-rekan lain yang mengalami problem yang sama?

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Monday, March 20, 2006

Kembali ke Singapura via Batam (2)

(sambungan dari postingan sebelumnya)

Foto kiri: Gedung Mega Mall Batam Center, seberang pelabuhan.

Setelah sampai di Pelabuhan Batam Center, saya langsung mengurus boarding pass untuk pulang. Mengingat kita punya return ticket yang saya beli dari Singapore, kita tidak perlu beli tiket lagi. Cukup serahkan potongan tiket return yang kita punya beserta paspor ke counter Wavemaster, dan kasih tau ferry yang jam berapa yang ingin dinaiki. Terus tinggal bayar seaport tax sebesar $3 per orang, total $12. Dia akan kasih boarding pass sekalian kartu imigrasi Indonesia yang sudah diisi dengan menggunakan printer. Jadi tidak perlu ngisi-ngisi lagi, tinggal tanda tangan. :)

Oh iya, buat rekan-rekan yang tidak tinggal di Singapura, petugasnya juga akan memberikan kartu imigrasi Singapura yang juga sudah diisi dengan printer, jadi jangan lupa minta kalau tidak dikasih.

Walaupun keberangkatan ferry Wavemaster berikutnya adalah jam 14:35, tapi mengingat kita belum makan siang, kita berencana makan siang dulu di rumah makan Singgalang di lantai dua. Jadi kita memilih ferry yang berangkat sejam sesudahnya, yang jam 15:30.

Saya juga cek biaya tiket ferry kalo beli disana, ternyata bener kata temen saya, kalau beli disana, khusus untuk warga negara Indonesia, tiketnya pulang pergi cuma $15. Berarti cuma setengahnya kalo saya beli di Singapura ($30). Wah, lain kali kalo mau ke Batam lagi, mending beli tiket one-way aja kali ya. Nanti pas di Batam, beli return ticket, yah selama ada keinginan untuk kembali ke Batam dalam waktu setahun yang merupakan jangka waktu berlakunya tiket. :)

Setelah dapet boarding pass, saya langsung ke counter fiskal untuk pengurusan bebas fiskal. Yang perlu disiapkan adalah paspor, boarding pass dan fotokopi paspor yang memang sudah saya siapkan di kantor sebelum meninggalkan Singapura. Pengurusan bebas fiskal berjalan lancar, tidak ada hambatan berarti, kebetulan lagi dapat petugas yang baik. :)

Setelah urusan bebas fiskal lancar, kita langsung urus bagasi buat di-check-in. Biar ngga repot bawa-bawa koper yang entah kenapa jadi beranak pinak setelah kembali dari Jakarta. Setelah dihitung beratnya, biayanya Rp 20.000 untuk porter. Biaya ini adalah biaya resmi sesuai daftar harga dan dihitung berdasarkan berat dan jumlah bagasi yang di-check-in.

Selesai check-in bagasi, baru kita naik ke lantai dua untuk makan siang di Rumah Makan Singgalang (foto kanan). Seperti biasa, Inka dan Irza memesan ayam goreng kesukaan mereka. Saya pesan es jeruknya yang ternyata enak, beda dengan orange juice yang di Singapura. Memang, beda negara, bisa beda rasa ya, walaupun namanya sama. :)

Setelah selesai makan siang, kita langsung ke imigrasi dan boarding ferry Wavemaster 6, tujuan Harbourfront, Singapura. Sampai pelabuhan Harbourfront Singapura jam 5:30pm waktu Singapura, disini nih baru terasa repotnya bawa banyak koper. Seperti yang sudah saya bilang dulu, porter cuma ngebantuin pas masuk ferry, tapi pas keluar dari ferry, barang harus tetep dibawa sendiri.

Pas di imigrasi, kita pilih jalur "All Passport" mengingat jalur yang "Singapore Passport" antriannya lebih panjang. Eh, ternyata tetep aja jalur "Singapore Passport" lebih cepet clear-nya, nyesel juga ndak ngantri disana. Oh iya, catatan: bagi warga negara Indonesia pemegang permanent resident, employment/dependant pass dan work permit di Singapura, Anda bisa lewat jalur "Singapore Passport" biar lebih cepat. Jangan lewat jalur "All Passport" pas lewat imigrasi di Harbourfront.

Setelah clearing imigrasi dan cek barang, kita ketemu Aunty Shinta yang memang udah janjian ketemuan di Harbourfront untuk ngambil titipan barang untuk dia. Setelah itu, kita jalan ke taxi stand di depan Harbourfront Centre (aduh jauhnya) untuk naik taksi pulang ke rumah.

Foto-foto di Batam Center, termasuk di rumah makan Singgalang dan di perjalanan ferry ke Singapura bisa dilihat disini.

Selamat datang kembali ke rutinitas. :)

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Sunday, March 19, 2006

Kembali ke Singapura via Batam (1)

Setelah seminggu "berlibur" melepaskan kangen dengan keluarga di Jakarta, tibalah saatnya untuk kembali ke rutinitas sehari-hari di Singapura. Selalu saja, waktu yang sebenarnya satu minggu lebih itu terasa kurang bagi kita untuk melepas kangen dengan keluarga dan kerabat. Tapi ah, namanya juga manusia, tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah kita dapatkan. Masih untung ini pun sempet bisa pulang, harusnya malah bersyukur. :)

Minggu pagi, 19 Maret 2006, kita sekeluarga diantar orang tua saya ke bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Dari rumah orang tua di Cinere jam 8:30 pagi, nyampe bandara jam 9:30 pagi. Lumayan cepat untuk ukuran Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya, cuma satu jam. Lalu lintas Jakarta pada Minggu pagi memang tidak semacet hari-hari lainnya.

Sampai di terminal 1A Cengkareng, setelah dilepas dengan peluk cium dari orang tua saya kepada kami semua, terutama ke Inka dan Irza, tentu saja, kita segera check-in di counter Indonesia AirAsia, yang terletak paling ujung kiri di jajaran counter di terminal 1A. Setelah check-in bagasi dan dapat boarding pass, dan tak lupa setelah membayar airport tax bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp 30.000 per orang, total Rp 120.000 buat berempat, kita segera naik ke lantai dua untuk ke ruang keberangkatan. Sempet juga foto-foto sambil nunggu keberangkatan pesawat. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Pesawat Indonesia AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 7552 tujuan Batam ini, mengalami keterlambatan, walaupun hanya 20 menit. Jadwal take-off jam 11:15am, dia baru take-off jam 11:35am. Penerbangan dengan AirAsia, seperti biasa, nyaman. Pesawat Boeing 737-300 yang baru, dengan tempat duduk yang lumayan nyaman untuk ukuran budget airline. Anak-anak pun bisa tidur dengan nyenyaknya sepanjang perjalanan. Pesawat mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, jam 1:05pm. Foto-foto pas kita turun dari pesawat di Bandara Hang Nadim bisa dilihat disini.

Setelah mengambil bagasi, kita langsung naik taksi ke pelabuhan Batam Center. Sempet kepikir pengin mampir dulu ke Mega Mall di seberang pelabuhan, tapi istri keberatan karena dia udah kecapean dari pagi jalan. Akhirnya kita turun dari taksi di pelabuhan Batam Center, tidak jadi mampir ke Mega Mall di seberang. Sesuai dengan daftar resmi tarif taksi di bandara, biaya taksi dari bandara Hang Nadim ke pelabuhan Batam Center adalah Rp 70.000, sepuluh ribu lebih mahal dibandingkan perjalanan dari Batam Center ke Hang Nadim. Aneh, ya? :)

(bersambung ke posting berikutnya)

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Mal-mal baru di seputar Jakarta

Sudah lama saya tidak berkunjung ke daerah-daerah tertentu di Jakarta, daerah yang biasa sering saya kunjungi dulu waktu masih tinggal di Jakarta. Yah, mau bagaimana lagi, sudah hampir 6 tahun terakhir ini saya dan keluarga bermukim di Singapura, sehingga kalaupun kita pulang ke Jakarta, ya paling waktunya sering kita gunakan untuk berkumpul bersama keluarga. Jadi, mana sempat bisa ke tempat-tempat lain di Jakarta, sebuah kota besar yang terkenal dengan kemacetannya, membuat perjalanan dari satu ujung daerah ke ujung daerah lain bisa berjam-jam.

Waktu kemarin seminggu di Jakarta, saya berkesempatan melewati daerah yang sering saya kunjungi waktu masa kuliah dulu: Margonda, Depok. Kebetulan saya ada tugas mengantar mertua ke kantor walikota Depok dalam acara ramah tamah dan briefing untuk para calon haji dari kotamadya Depok, termasuk ibu mertua saya yang memang berniat untuk menunaikan ibadah haji akhir tahun ini. Wah, kaget saya melihat perkembangan daerah Margonda Depok dalam beberapa tahun terakhir.

Hanya beberapa ratus meter dari kampus lama saya, berdiri megah sebuah mall baru, Depok Town Square, disingkat "Detos". Di seberangnya, sedang dibangun mall baru yang juga sudah hampir jadi, dan tidak kalah megahnya dengan Detos. Walah, Mal Depok yang lebih tua, yang memang sudah ada waktu saya dulu sering kesana, jadi kalah megah. Mendekati kantor walikota, saya kembali dikejutkan dengan satu lagi bangunan shopping mall megah tepat di sebelah terminal bus Depok, ITC Depok dengan Carrefour-nya.

Saya dan Irza mempunyai waktu sekitar dua jam sambil menunggu sesi meeting-nya ibu mertua saya. Akhirnya saya memilih untuk berkunjung ke Depok Town Square (gambar kiri). Mal ini besar sekali, tapi sayangnya kebanyakan unit-nya masih kosong, mungkin karena masih baru. Di lantai basement ada hypermart Matahari, sementara di lantai dasar dan lantai satu ada beberapa toko dan restoran. Semakin keatas, semakin sepi, terlihat dari semakin banyaknya unit yang masih tutup.

Sedikit lebih dekat ke rumah orang tua saya di Cinere, juga ada sebuah shopping mall baru di kawasan Lebak Bulus. Namanya Poins Square (gambar kanan), dengan anchor tenant-nya hypermart Giant, lokasinya tepat berhadap-hadapan dengan hypermart Carrefour yang dibangun lebih dulu. Benar-benar merupakan persaingan dua hypermart besar di lokasi yang berdekatan. Poins Square juga lumayan besar, mungkin hampir sama besarnya dengan Depok Town Square, dan unit-unit-nya lebih banyak terisi.

Selain itu, shopping mall yang sebenarnya tidak terlalu baru namun baru sempat saya kunjungi kemarin adalah Pondok Indah Mall (PIM) 2, sebuah shopping mall baru yang lokasinya berseberangan dengan PIM 1, dan dihubungkan dengan dua jembatan penghubung. Dibandingkan Poins Square dan Depok Town Square yang lebih untuk kelas menengah kebawah, PIM 2 ini lebih untuk kelas atas. Toko-tokonya kelas mahal semua, restoran juga mahal-mahal, jadi inget Ngee Ann City (Takashimaya) kalo di Singapura. Yang worth visiting disana paling yah food court-nya aja, dari Soto Betawi, Sari Ratu sampai Fiesta Steak dan KFC ada semua, lengkap!

Pada akhirnya, ya selama liburan di Jakarta pun, kebanyakan acaranya ya, ke mal lagi, ke mal lagi. Yealah, apa ndak bosen ya? :)

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Bubur Ayam Djoko

Salah satu tempat makan favorit keluarga saya di Cinere, Jakarta Selatan adalah Bubur Ayam "Djoko". Kedai ini merupakan kedai "dadakan" di atas mobil pick-up Suzuki Carry yang diparkir di pelataran parkir Blok A Cinere, pas banget seberangnya Mal Cinere. Kedai ini cuma buka hari Sabtu dan Minggu pagi, dan bubur ayamnya benar-benar enak sekali. Entah "ramuan" apa yang dicampur pada waktu memasak buburnya, tapi hasilnya adalah bubur ayam yang gurih dan lezat.

Harganyapun terbilang murah, untuk satu mangkok bubur ayam biasa (dengan cakue dan irisan ayam), harganya cuma Rp 6000. Satu mangkok bubur ayam komplit (favorit saya, dengan cakue, ayam dan ati ampela) harganya Rp 7000, sedangkan bubur ayam spesial (dengan cakue, ayam, ati ampela dan usus goreng) harganya Rp 8000. Selain itu, juga bisa ditambahkan sate telur puyuh dengan bumbu yang benar-benar lezat seharga Rp 2000 per tusuk, atau sate jeroan seharga Rp 1500 per tusuk.

Selama seminggu saya dan keluarga di Jakarta, kita sampai dua kali pergi ke sana (sekali hari Minggu pagi sehari setelah kita tiba di Jakarta, dan sekali lagi hari Sabtu pagi sehari sebelum kita pulang ke Singapura). Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Sunday, March 12, 2006

Ke Jakarta via Batam (2)

Setelah selesai makan (lihat postingan sebelumnya), kita langsung naik taksi ke bandara Hang Nadim. Perjalanan taksi memakan waktu sekitar 20 menit dengan biaya yang sudah di-fixed sebesar Rp 60.000, sesuai daftar tarif di counter taksi pelabuhan. Sampai bandara sekitar jam 12:35pm, dan langsung check-in di counternya Indonesia AirAsia, pesawat QZ 7553 ke Jakarta. Indonesia AirAsia adalah budget airline terkenal yang merupakan subsidiary dari AirAsia, punyanya Malaysia. Sama dengan Thai AirAsia, yang juga adalah subsidiary-nya AirAsia di Thailand.

Saya suka menggunakan AirAsia dibandingkan budget airline lainnya karena service-nya yang bagus dan efisien, dan harganya yang murah. Bayangkan, total tiket pulang pergi Batam - Jakarta - Batam (termasuk pajak) untuk berempat cuma 1.7 juta rupiah (kurang dari S$300). Jadi, per-orang nya cuma sedikit lebih dari 400 ribu rupiah, atau kurang dari S$70 per orang (termasuk pajak). Ditambah tiket ferry $30 per orang, total biaya per orang cuma sekitar S$100, walaupun belum termasuk biaya taksi di Batam, dan lain-lain. Bandingkan dengan Lion Air atau Adam Air yang berangkat langsung dari Changi ke Jakarta, paling tidak minimum S$200 termasuk pajak, itupun kalo beruntung.

Saya juga suka dengan sistem pembelian tiketnya, yang dilakukan online di Internet. Pembayaran bisa langsung di-charge ke kartu kredit, dan mengingat ini tiket domestik, pembayaran dilakukan dengan kurs rupiah. Sistem-nya tanpa tiket, jadi kita tinggal print tiket-nya yang dikirim melalui e-mail dan menunjukkan hasil print dengan paspor/KTP pada waktu check-in. Sangat efisien.

Setelah urusan check-in selesai, kita bayar airport tax sebesar Rp 13 ribu per orang, total Rp 52 ribu, terus langsung masuk ke departure lounge. Bandara Hang Nadim ini termasuk bandara yang modern, fasilitasnya lengkap, bisa dibandingkan dengan bandara Senai di Johor Bahru, malahan masih bagusan bandara Hang Nadim dibandingkan Senai kalau menurut saya. Jauh lebih bagus kalau dibandingkan bandara lain di Indonesia, seperti Yogyakarta, Lombok ataupun Bandung, yang pernah saya kunjungi tahun lalu. Foto-foto di bandara Hang Nadim, Batam bisa dilihat disini.

Pesawatnya datang tepat waktu, dan pergi tepat waktu juga. Naik pesawatnya tidak melalui garbarata, tapi harus berjalan di landasan dan naik tangga. Tidak terlalu masalah, malah asyik bisa foto di bawah pesawat. Pelayanan di pesawat juga jauh lebih bagus dibandingkan Adam Air atau Lion Air, yang juga pernah saya naiki. Pesawatnya juga baru, padahal saya sudah takut kita akan pake pesawat lama punyanya Awair. Ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti, walaupun sebelumnya Indonesia AirAsia itu menggunakan nama Awair, ternyata setelah ganti nama, pesawatnya juga ganti baru semua. Dulu memang AirAsia mengakuisisi Awair dalam usaha pelebaran sayap ke Indonesia. Mungkin lebih mudah mengakuisisi airline lokal daripada langsung pake brand AirAsia, mengingat ijin terbang di Indonesia untuk budget airline asing kan memang dibatasi.

Tidak ada masalah selama di pesawat, anak-anak juga sempat tidur dalam perjalanan dari Batam ke Jakarta yang memakan waktu sekitar satu setengah jam ini. Pesawat mendarat di terminal 1A bandara Soekarno-Hatta, Jakarta tepat waktu, sekitar jam 3 kurang waktu Jakarta. Kita dijemput oleh Aki dan Ene, Aunty Via beserta Alif dan Kayla, serta Uncle Firman. Dari sana, kita langsung pergi ke restoran Ayam Hayam Wuruk di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Wah, padahal kita udah sempet makan siang waktu di Batam tadi. Jadi makan siang (menjelang sore) lagi deh. :) Oh iya, disana kita juga janjian ketemu sama Aunty Ria. Sayang Uncle Arief tidak bisa ikut join karena sibuk lembur di kantor.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Ke Jakarta via Batam (1)

Hari Sabtu, 11 Maret 2006, saya sekeluarga pergi ke Jakarta melalui Batam. Berangkat dari rumah jam 10:00am waktu Singapura, kami naik taksi ke terminal ferry Harbourfront Center (dulunya World Trade Center). Tiket ferry ke Batam Center sudah saya beli sehari sebelumnya dan boarding pass sudah di tangan, jadi sesampainya di Harbourfront sekitar jam 10:30am, kami langsung menuju Departure Longue di lantai dua untuk check-in bagasi dan melewati imigrasi. Tidak ada masalah di imigrasi, dan ferry juga berangkat tepat waktu (jam 11:05am).

Kami naik ferry Wavemaster (Berlian), itung-itung nyobain setelah sebelumnya selalu naik ferry Penguin kalau ke Batam. Ternyata ferry Wavemaster lebih baru dan terawat dibandingkan Penguin, terasa lebih nyaman. Saya jadi heran kenapa kok Penguin kelihatan lebih rame (antrian di loket penjualan tiket ferry Penguin selalu lebih panjang dibandingkan Berlian), padahal ferry-nya Wavemaster (menurut saya) lebih nyaman dan harganya sama. Untuk tiket pulang-pergi Singapura - Batam Center - Singapura, harganya S$30 untuk dewasa, dan S$27 untuk anak-anak. Oh iya, katanya teman saya ini, kalau mau beli tiket pulang-pergi, lebih murah beli di Batam daripada di Singapura, tapi saya sendiri belum pernah verifikasi. Mungkin bisa dicoba buat rekan-rekan di Singapura yang sering ke Batam, mengingat masa berlaku tiket adalah satu tahun setelah tanggal pembelian.

Foto-foto selama perjalanan di ferry Wavemaster ke Batam Center bisa dilihat disini. Perjalanan ferry tersebut memakan waktu sekitar 1 jam lebih dikit. Sedikit lebih lama dibandingkan ke Sekupang yang cuma 45 menit. Karena lokasi terminal ferry Batam Center ini memang sedikit ke arah timur, jadi perjalanan ferry sedikit lebih panjang. Tapi lokasi ferry terminal-nya lebih dekat ke bandara Hang Nadim, cuma sekitar 15-20 menit perjalanan naik taksi. Kalau dari Sekupang, perjalanan taksi ke bandara bisa lebih dari setengah jam, mungkin lebih kalau jalanan macet. Lagipula, Sekupang itu adalah pelabuhan lama yang memang lokasinya jauh dari mana-mana. Kalau Anda mau ke Batam, pilihlah ferry yang ke Batam Center, jangan yang ke Sekupang. Pusat kegiatan Batam, seperti Nagoya, Baloi, Penuin itu lebih deket dari Batam Center dibandingkan dari Sekupang.

Batam Center adalah pelabuhan baru yang menggantikan pelabuhan lama Batu Ampar. Pelabuhannya jauh lebih modern dibandingkan Sekupang dan Batu Ampar, dan dihubungkan dengan mega mall baru di seberang jalan menggunakan jembatan. Ferry tiba di pelabuhan Batam Center sekitar jam 11:10am waktu Batam (waktu Batam itu satu jam lebih lambat dibandingkan waktu Singapura). Biarpun bagasi di check-in waktu berangkat di Harbourfront (petugas yang naikin bagasi ke ferry), tapi pas turun dari ferry, bagasi tetep musti diturunin sendiri.

Antrian imigrasi di Batam Center cukup panjang, mungkin karena hari Sabtu, banyak orang-orang di Singapura yang berkunjung ke Batam. Walaupun demikian, tidak ada masalah ketika melewati imigrasi. Anak-anak sudah mengeluh lapar karena memang pagi-nya mereka sarapan sedikit banget (mungkin terlalu excited karena mau pergi naik ferry dan pesawat). Jadi kita langsung naik ke lantai dua dan makan siang di Rumah Makan Singgalang, restoran Padang yang bener-bener asli Padang/Minang, beda dengan nasi padang di Singapura. Anak-anak lahap makan ayam gorengnya yang memang enak. :)

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Saturday, March 11, 2006

Ternyata bukan cuma junk...

Selama ini, BemoNet selalu diasosiasikan dengan junk. Sejak jaman dulu waktu BBS masih meraja dan Internet belum marak di Indonesia, forum di Bemonet yang terkenal justru forum Batavia-nya, yang memang isinya kebanyakan junk. Forum-forum yang lain malah kurang diminati. Setelah BBS pada mati karena Internet sudah masuk Indonesia dan semakin popular, forumnya pindah ke mailing list di Yahoo Groups (dulu namanya eGroups sebelum dibeli Yahoo!), dan juga kebanyakan junk-nya juga. :) Dan waktu blog mulai populer pada awal tahun 2000-an, Bemo pun muncul dengan blog-nya yang juga kebanyakan isinya junk.

Nah, apakah benar kalo forum, milis dan blog-nya Bemo itu identik dengan junk? Tidak juga! :) Ternyata ada juga rekan-rekan BemoNet yang punya inovasi dan kreativitas yang hebat. Salah satunya, rekan Abimanyu Wachjoewidajat yang di kantornya mengembangkan sistem alarm mobil paling canggih. Selain itu, juga rekan Kukuh TW yang di kantornya mengembangkan mobile game berbasis Java yang bertemakan film terkenal di Indonesia.

Jadi, siapa bilang kalo orang-orang di BemoNet cuma bisa memproduksi junk? :) :)

Friday, March 10, 2006

Warung-warung Enak di Batam

Diambil dari milis sebelah, dan direproduksi atas persetujuan Tyty Hadi, yang nulis. :)

Buat yang pengen liburan ke Batam..

Ini ada warung-warung enak yang bisa di kunjungi, sebagai tambahan dari yang sebelumnya:

  1. Golden Prawn Seafood - 8 kilometer dari pusat kota Nagoya ke arah Bengkong. Seafoodnya yummy banget, live seafood bisa milih sendiri.
  2. Martabak Sari Eco - Disini ada martabak daging dan martabak terang bulan. Martabak dagingnya, dagingnya gede-gede, lumayan enak buat dibawa pulang ke Singapore. Martabak terang bulannya ada yang isi keju, kacang, mesis.. terserah maunya yang mana. Lokasinya di sebelah Hotel Nagoya Plaza, Nagoya.
  3. Pempek Palembang "Kolekta" - Empek-empeknya "mantab", rasanya asli, bisa dibeli mentah trus dibungkus buat bawa ke Singapore. Semua model empek-empek ada, tinggal pesen ajah. Alamatnya: Jalan Taman Tndah Blok 3 No.11-12.
  4. Sop Seafood Istemewa Yongkee - Hidangannya berupa aneka sop. Ada sop ikan kakap, sop udang, sop sotong (cumi), sop kepala ikan, tom yam, sop ikan bawal, dan sop seafood campur. Alamatnya: Komplek Nagoya City Center Blok E No. 8-9 Lubuk Baja.
  5. Soto Medan - Ada mie ayam medan, bakso sapi khas medan. Harganya Rp 8 ribu per porsi. Alamatnya: "Kedai Kopi Safana Baru" , Jalan Lubuk Baja 1 Komp. Wijaya Kusuma Blok E No 8, Nagoya.
  6. Ikan Bakar Pak Ndut - Ikan basarnya lumayan besar, + sambelnya. Alamat: Kompleks Inti Sakti Blok E No. 1-2 Nagoya.
  7. Sate Asih - Menjual sate kambing Rp 14.000 per porsi, tongseng, gulai kambing (Rp 13 ribu. Muantab rasanya. Alamat: Bengkong Harapan, Blok C No. 83-84.

Kapan yuk rame-rame ke Batam? :D :D

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Update on 8 May 2007:

Update dari Sigit mengenai Pempek Kolekta:

> Utama ya depan Hotel Kolekta ... Alamat lengkap
>
> Pempek Citra (Namanya beda euii)
> Baloi Blok 3 No.11
> Telp: 0778 - 452797
> Hp: 081 696978
>
> Buka Selasa - Minggu, Senin Libur
> Jam: 08:00 - 19:00
>
> Cabang: Pempek Kito
> Blok 3 - Centre Point
> Lt 2/11 Nagoya Batam
> Buka Jam 10:00 - 21:00
>
> Ini nyontek dari kartu namanya .....
> Kalo sebut pempek kolekta juga pada tau supir taksi

Update dari Putri mengenai Golden Prawn Seafood:

Golden Prawn Seafood udah beberapa taon ini turun pamor (nggak usah dicoba lagi dech). 5 taonan lalu sich emang sempat tenar banget, tapi skr nggak lagi. Sebagai gantinya bisa dicoba di "REJEKI" Seafood daerah Batu Besar ato di dekat Barelang juga ada, cuma transportnya agak sulit kalo kesana.

Terus akhir akhir ini di Batam lagi berjamur warung "Sampan", bisa dicoba juga. Deket perumahan Citra Batam brm Centre (namanya lupa).

Di penuin ada bakso "Soponyono" boleh dicoba juga. Di penuin (perumahan Marina park), seafood juga. "Ayam goreng cabe kering" nya layak dicoba. Wuenak rek.

Kang Budi datang ke Singapura 16-19 Maret 2006

Kang Budi Rahardjo, salah satu dari sedikit tokoh IT Indonesia yang benar-benar "pakar" (dan bukan hanya sekedar "selebritis"), akan datang ke Singapura pada tanggal 16-19 Maret 2006. Walaupun tujuan utamanya adalah untuk mengunjungi putrinya yang sekolah di sini, namun beliau juga berharap bisa bertemu dengan rekan-rekan IT Indonesia di Singapura, yah sekedar ketemu dan ngobrol.

Sayangnya, saya ndak bisa ikut ketemuan karena minggu depan saya mau ke Jakarta buat liburan sebentar sekaligus silaturahmi dengan keluarga dan kerabat, mumpung anak-anak liburan sekolah. Terakhir saya ketemu Kang Budi waktu APRICOT 2001 di Kuala Lumpur, 5 tahun yang lalu.

Nah, inilah kesempatan buat ketemuan sama Kang Budi di Singapura sini. Setahu saya, hingga saat ini Mas Dwi Tjandra yang sudah kontak beliau untuk janjian ketemuan. Mungkin rekan-rekan bisa coba kontak Mas Dwi kalau mau janjian, biar ketemuannya bareng-bareng.

Duh sayang saya ndak bisa ikutan ya... :(

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Wednesday, March 08, 2006

Indo Panggang

Tertarik dengan "iklan" dan diskusi di milis sebelah, saya, istri dan anak-anak pergi ke belakang Centrepoint, tepatnya di Cuppage Terrace, untuk mencoba ayam panggang dan pempek Palembang di Indo Panggang. Indo Panggang ini sebenarnya bukan restoran seperti Ayam Penyet, melainkan sebuah stall di food court S11 Cuppage Terrace, mirip Kantin Aneka II di Lucky Plaza dan Riverside di Plaza Singapura yang juga stall di food court.

Lokasi stall-nya itu beda ama stall-stall lain di food court yang sama, dia sendirian menghadap ke luar, sementara yang lainnya kan di dalem. Jadi sempet bingung pertamanya, keliling food court S11 kok ndak nemu stall-nya. Akhirnya nanya-nanya dan dibilangin kalo ada di luar. :D Kayaknya lokasi stall-nya kurang strategis ya dibandingkan stall-stall lain? :)

Ayam panggang-nya dibakar on the spot, juga pempek-nya di-deep fried on the spot. Jadi agak lama juga nungguinnya, yah sekitar 15-20 menit walaupun waktu itu tidak ada pembeli lain. Harus dipikirkan kalo customer makin banyak, waiting time nya juga bakal lebih lama. Mungkin perlu hire orang tambahan?

Uhmmm.. sekarang mengenai makanannya. :P Ayam panggangnya lumayan enak, yah ngga jauh beda sama ayam panggang di Indonesian Riverside stall di food court Plaza Singapura, walaupun dari rasa, Riverside tetep lebih menang dikit. Kelebihannya (khusus buat orang Muslim): Indo Panggang ini tukang masak-nya orang Muslim, jadi bisa lebih tenang makannya (walaupun sertifikasi halal belum ada karena masih dalam proses). Kalau Riverside kan yang masak bukan orang Muslim.

Saya nyoba ayam kampung $5.50 sedangkan istri nyoba yang biasa $3.80, kayaknya ngga jauh beda ya? Ukuran potongan ayam-nya ngga jauh beda. Kok harganya bisa lumayan jauh beda? :)

Pempek Palembang-nya ini yang enak, saos cuka-nya pas dah rasanya. Bener-bener seperti asli. Ditawarin sih yang ada telur nya tapi lumayan mahal, $5-an, jadi cuma nyoba yang fish cake nya aja tiga biji, $2.80. Lumayan murah untuk ukuran SG.

Overall, bagus lah, ada lebih banyak lagi variety setelah Kantin Aneka, Ayam Penyet dan Es Teler 77. Kapan lagi yuk makan rame-rame disana? :)

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Monday, March 06, 2006

Dinner di Plaza Singapura

Masih di hari yang sama, Minggu (5/3), sore nya saya dan Irza pergi ke Plaza Singapura, janjian untuk ketemu sama Rachel dan Nadia. Nadia kebetulan lagi jalan-jalan ke Singapore, sama saudara-nya, Ronald, yang memang berdomisili di Kuala Lumpur, Malaysia. Kita makan malam di food court Kopitiam di lantai 6 Plaza Singapura (foto kiri).

Irza pada mula-nya malu-malu, karena baru pertama kali ketemu kakak Nadia dan baru kedua kali ketemu cc Rachel. Tapi lama-lama jadinya akrab juga, dan tidak malu-malu minta gendong ke Bang Ronald (foto kanan).

Foto-foto lainnya di Plaza Singapura bisa dilihat disini.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Sunday, March 05, 2006

Acara ulang tahun Adam dan Hanan di West Coast Park

Hari ini, Minggu 5 Maret 2006, kita sekeluarga pergi ke West Coast Park, untuk ikut merayakan ulang tahun Adam, putra-nya Teh Mela, dan Hanan, putri-nya Mbak Hany, yang keempat. Karena seperti biasa, tiap hari Minggu pagi Inka harus les di ICR dulu, kita baru berangkat kesana setelah Inka selesai les jam 10:30am, dan baru nyampe West Coast Park jam 11-an, telat sekitar satu jam.

Sampai disana, ternyata sudah banyak yang datang. Inka seperti biasa langsung mendekati tempat bakaran sate-nya Mbak Hany untuk minta les tambahan dan knowledge transfer untuk regenerasi cara membuat sate. Inka dan Irza juga asyik main pasir di playground-nya bersama Iffah, Hanan, Haifa dan beberapa teman lainnya (maaf masih newbie jadi masih belum banyak kenal nama teman-temannya Inka dan Irza disana). :P

Selain itu, juga ada Q1 dan Q2, Aily dan Algorizmi, Akram, Noe serta Zidan dan Syifa, walaupun mereka belum sempat main dengan Inka dan Irza. Mungkin karena masih belum kenal, maklum lah baru sekali dua kali ketemu. Itu pun belum sempet dikenalkan. Musti lebih sering lagi ketemu biar mereka bisa lebih saling mengenal dan main bersama, ya? :)

Foto-foto lainnya di acara ulang tahun Adam dan Hanan di West Coast Park bisa dilihat disini.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Kent Ridge Park

Hari Sabtu (4/3) pagi kemarin, saya mengajak Irza ke Kent Ridge Park untuk bersepeda, sekaligus sedikit "exercising" (dalam tanda kutip). :P Taman ini lokasinya dekat dengan rumah kami yang dulu, Normanton Park, dan dekat dengan kantor saya di Science Park.

Ada beberapa jalan masuk ke dalam taman ini. Kalau Anda naik taksi atau mobil, Anda bisa masuk melalui Vigilante Drive, dari South Buona Vista Road dan bisa langsung ke tempat parkir di puncak bukit di tengah-tengah taman. Anda juga bisa masuk ke taman ini melalui Pepys Road dan bisa langsung masuk ke taman melalui canopy walk (boardwalk) di dekat museum Reflections at Bukit Chandu. Jalan alternatif lain untuk masuk ke taman ini adalah melalui ujung jalan Science Park Drive (kompleks Science Park I) atau melalui pintu belakang kompleks apartemen Normanton Park.

Karena tujuan kita adalah untuk bersepeda, kita langsung ke tempat parkiran yang terletak di atas bukit. Tepat disamping tempat parkir B disana, adalah tugu peringatan Perang Dunia Kedua, dengan sebuah tank dipajang disana (lihat gambar kiri). Dari tempat yang terletak di atas bukit itu, kita bisa melihat ke arah laut, terlebih dari lookout point yang terletak lebih tinggi lagi dari tempat parkiran tersebut.

Dari sana, Irza bersepeda ke arah canopy walk. Dalam waktu 5-10 menit, kita sudah sampai di ujung canopy walk tersebut. Ada pengumuman bahwa sepeda tidak boleh dinaiki, tapi harus didorong, pada saat melewati canopy walk yang ternyata cukup panjang itu. Jembatan boardwalk itu membentang melewati hutan di kaki bukit Kent Ridge Park, sehingga kita bisa menikmati pemandangan pohon-pohon dari atas tanpa harus capek naik turun tangga atau bukit yang terjal (lihat gambar kanan). Yah, lumayan itung-itung versi kecilnya dari TreeTop Walk yang di MacRitchie Reservoir Park.

Canopy walk tersebut berakhir di ujung jalan Pepys Road, tepat banget di depan museum Reflections at Bukit Chandu (lihat gambar kiri). Museum ini dibangun untuk memperingati pengorbanan tentara Melayu Singapura yang lebih memilih mati daripada tunduk kepada pasukan Jepang yang mulai menyerbu dan menguasai daerah Singapura pada bulan Februari 1942. Karena memang tujuan kita kesana untuk bersepeda dan exercise, dan bukan untuk mengunjungi museum, kita akhirnya cuma ngeliat dari luar-nya aja dan tidak masuk ke dalam.

Dari sana, kita kembali melewati canopy walk dan kembali menuju puncak bukit Kent Ridge Park. Sempet naik ke atas lookout-point nya dan bikin beberapa foto (contoh foto dari lookout point di sebelah kanan), sebelum akhirnya kembali ke parkiran dan pulang ke rumah. Foto-foto Irza lainnya di Kent Ridge Park bisa dilihat disini.

Sebelum pulang ke rumah, kita nyempetin mampir ke Queensway Shopping Centre untuk sarapan di McDonalds. Seperti biasa, Irza memesan big breakfast favorit-nya, walaupun sempet juga nyobain hotcakes punya saya. :) Foto-foto Irza di McDonalds Queensway Shopping Centre bisa dilihat disini.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Mayat anak yang hilang ditemukan, kasus mirip Huang Na kembali lagi...

Astaghfirullah! Baru saja kita berduka cita dengan kasus tragis Huang Na, yang ditemukan meninggal setelah hilang selama beberapa minggu, sekarang Singapura mengalami lagi kasus seorang anak perempuan hilang, yang berakhir tragis setelah mayat anak perempuan malang itu ditemukan.

Diambil dari Channelnewsasia.com: Polisi telah menemukan mayat yang diyakini adalah anak perempuan berusia 2 tahun, Nurasyura Mohamed Fauzi, yang hilang awal minggu lalu. Polisi menemukan mayat tersebut di bawah jalan layang Aljunied pada pukul 4 sore, setelah pencarian selama 3 jam hari Sabtu (4/3) ini. Tersangka pembunuh diyakini adalah ayah angkat dari anak perempuan itu.

Saya benar-benar terkejut dan ikut bersedih mendengar kabar tersebut. Tidak disangka, jika orang bisa berbuat sejahat itu. Dan selama ini, kebanyakan kejahatan seperti itu dilakukan oleh orang yang sebenarnya dekat dan mengenal si korban. Sebagai contoh, kasus Huang Na, dia dibunuh oleh teman ibunya, yang memang dekat dengan si korban, dan yang seharusnya ikut menjaga korban selama ibunya pulang ke kampung halamannya di Cina (walaupun saya sendiri tidak mengerti bagaimana seorang ibu bisa membiarkan anaknya tinggal sendirian di Singapura selama dia pulang ke Cina). Dan sekarang, jika yang diperkirakan polisi benar, Nurasyura dibunuh oleh ayah angkatnya sendiri, yang seharusnya menjaga dia, seperti dia itu adalah anak kandungnya sendiri.

Astaghfirullah! Bagaimanakah mungkin ini bisa terjadi?

Kejahatan bisa terjadi dimana saja, terhadap siapa saja, termasuk di Singapura, yang terkenal sebagai kota teraman di Asia (kalo bukan di dunia). Tingkat kejahatan di Singapura memang rendah, tapi bukan berarti tidak ada kejahatan sama sekali. Kita tetap harus menjaga anak-anak kita dengan baik, pastikan bahwa mereka baik-baik saja. Walaupun Singapura lebih aman dari Jakarta, misalnya, itu tidak berarti bahwa kita boleh lengah menjaga mereka, walaupun kita tinggal di Singapura...

Saya yakin Nurasyura sekarang berbahagia di surga, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman oleh Allah SWT. Aamiin.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Saturday, March 04, 2006

IMM Building

IMM Building, shopping mall yang terletak di Jurong East, adalah mall yang paling sering kita kunjungi. Selain karena lokasinya yang cuma 15 menit dari rumah, di lantai satu mall ini ada Giant Hypermarket, supermarket besar langganan kita kalo lagi belanja keperluan rumah tangga. Di Giant ini tidak susah nyari ayam dan daging sapi yang halal, dan harga-harganya kadang suka jauh lebih murah dibandingkan supermarket lain seperti NTUC Fairprice ataupun Shop N Save. Apalagi kalo dibandingkan dengan Cold Storage yang mahalnya minta ampun. Heran juga kenapa harganya bisa beda jauh begitu, padahal Giant, Shop N Save dan Cold Storage itu di bawah naungan group yang sama, Dairy Farm Group, yang juga merupakan parent company-nya Hero supermarket di Indonesia. Mungkin memang dibedakan kelas tiap supermarket untuk pangsa pasar yang berbeda? Entahlah...

Selain Giant, yang menyebabkan kita senang jalan-jalan kesana itu karena children playground-nya. Tidak tanggung-tanggung, disana ada dua playground, satu di lantai dua depan Best Denki, yang lebih buat anak-anak yang agak gedean (usia 4 tahun keatas), dan satu lagi di lantai tiga dekat Kids Mall, yang lebih buat anak-anak yang lebih kecil (usia 3 tahun kebawah). Playground favorit Inka dan Irza adalah yang di lantai dua itu. Sayangnya, kalo pas weekend, playground tersebut rame-nya minta ampun. Anak-anak tumplek pada maen disitu, banyak yang suka lari-lari juga, terutama anak-anak yang lebih gede. Jadi kalo anak Anda masih kecil, harus diawasi terus jangan sampai kena tabrak anak lain, atau gunakan playground yang di lantai tiga, yang memang lebih buat anak-anak yang lebih kecil. Selain playground, kiddie ride juga banyak bertebaran hampir di setiap pojok mall, tapi sayangnya koin yang dipakai $1, mahal (kalo dibandingkan dengan kiddie ride di HDB heartlands yang cuma 50 cents, kadang cuma 20 cents). Lagian juga kiddie ride itu katanya tidak terlalu baik untuk perkembangan motorik anak (dibandingkan dengan playground, misalnya).

Restoran fast food seperti KFC, McDonalds, Burger King dan Long John Silver ada di lantai satu. Restoran KFC-nya disini juga unik, karena gabung 3-in-1 sama Pizza Hut dan Taco Bell, mirip seperti yang di Funan IT Mall sama di bioskop Lido di Orchard. Selain itu, restoran favorit Secret Recipe juga ada di lantai satu, pas sebelahnya KFC. Sementara food court halal Bagus dari Banquet ada di lantai tiga, seberang-nya Daiso (lihat gambar kanan), toko mirip $1.99 Shop dulu yang jual barang-barang impor dari Jepang dengan harga tetap $2 untuk semua barang. Kids Mall juga ada di lantai tiga, walaupun jarang kita kunjungi soalnya pilihan barang-barangnya masih kalah dibandingkan Kiddy Palace yang di Jurong Point atau Causeway Point. Selain itu, outlet-outlet merk terkenal seperti Giordano juga ada disana, tapi ya sama aja seperti outlet-outlet di mall lain.

Uniknya IMM Building ini, retail outlet, kantor sama warehouse semua ada satu atap. Kalo di mall lain, kan biasanya dipisahkan. Lokasinya memang agak jauh dari stasiun MRT Jurong East (kalo jalan "gempor" juga), tapi ada free shuttle bus dari Jurong East, Clementi dan Boon Lay MRT. Walaupun, kalau bawa belanjaan banyak, tentu saja naik taksi tetep jadi pilihan utama. Cuma memang antrian di taxi stand kadang panjangnya minta ampun, terutama kalo pas weekend.

Silahkan klik disini kalo mau liat foto-foto Inka dan Irza pas di IMM Building, beberapa hari yang lalu.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Friday, March 03, 2006

Milis bemo-batavia rame lagi

Ah! Selama dua tiga hari terakhir ini, milis bemo-batavia kembali dibanjiri e-mail dari temen-temen lama. Dimulai dengan muncul tiba-tiba-nya Eko Budhi Harsono, mantan sysop JakNet, dan Hilarion Soehardjo alias Rio Suharjo, user sesepuh BemoNet, kembali ke milis. Para sesepuh lain seperti Boyke Bader, Harry Sufehmi, Djoko Kris Sundoro, Arief W. Nugraha dan Abimanyu Wachjoewidajat tiba-tiba mengeluarkan suaranya kembali setelah diam seribu bahasa selama bertahun-tahun terakhir. :) Walah, kangen banget nih ama cuap-cuap-nya mereka. :D :D

Ah! Tapi mengingat pengalaman dulu-dulu, milis ini kan memang begitu, rame-nya musiman. :P Kalo lagi rame, yah rame, tapi kalo lagi sepi, ya sepi banget, kayak kuburan. Apalagi founder-nya Bemo, T.A. Coen, dan user paling bawel, Kukuh TW, jarang keliatan lagi di milis. Yah, paling juga nanti sepi lagi... :)

Ah! :)

Mau tau BemoNet itu apa? Silahkan klik disini. Hikayat ini justru ditulis oleh seseorang yang sebenarnya tidak ikut terlibat dalam perkembangan BBS dan BemoNet jaman dulu, tapi peduli mendokumentasikan segala hal yang sebenarnya berhubungan dengan sejarah perkembangan teknologi informasi di Indonesia...

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.