Showing posts with label jalan-jalan. Show all posts
Showing posts with label jalan-jalan. Show all posts

Saturday, July 05, 2008

Liburan ke Kuala Lumpur, Mei 2008

Wah, ternyata sudah cukup lama saya tidak meng-update blog yang ini. Mohon maaf kalau sudah jarang update, selain karena kesibukan, saya lebih suka meng-update blog yang ini, karena bisa sekalian upload foto. Selain itu, malah blog saya yang berbahasa Inggris yang saya sering update.

Pada bulan Mei 2008 yang lalu, tertarik dengan undangan dari keluarga Iko dan Hera, saya dan keluarga pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia, mumpung lagi liburan weekend panjang karena hari Waisak yang jatuh pada hari Senin. Kita pergi pada hari Sabtu, 17 Mei 2008 dan kembali ke Singapura pada hari Senin, 19 Mei 2008. Foto-foto dan ceritanya (dalam bahasa Inggris) bisa dilihat disini:

Mohon maaf, ngga sempet re-write lagi ceritanya dalam bahasa Indonesia. :)

Saturday, February 23, 2008

Liburan Imlek di Singapura

Mengikuti itinerary yang sudah disusun sebelumnya untuk menghabiskan liburan Imlek (Chinese New Year) di Singapura, berikut adalah laporan singkat hasil "liburan lokal" kita di Singapura. :)

Clarke Quay dan Chinatown

Hari Rabu, 6 Februari 2008, sehari sebelum Imlek, kantor kebetulan diliburkan setengah hari. Jadi siangnya, setelah menjemput anak-anak di Clementi (kebetulan istri mengikuti acara pengajian disana), kita pergi ke daerah Pecinan (Chinatown), untuk melihat hiruk pikuk pasar jalanan di sekitar Pagoda Street dan Temple Street.

Mengingat jalanan di daerah Chinatown ditutup sore harinya, saya memilih untuk memarkirkan mobil di tempat parkir The Central, daerah Clarke Quay, dan dari sana kita naik kereta api bawah tanah (MRT) North-East Line ke Chinatown. Inka dan Irza membeli beberapa souvenir khas Imlek disana. Artikel saya (dalam bahasa Inggris) bisa dilihat disini, sementara foto-fotonya bisa dilihat disini.

Sentosa Flowers 2008

Hari Kamis, 7 Februari 2008, tepat di hari tahun baru Imlek, di pagi harinya kita pergi ke Sentosa untuk mengunjungi event Sentosa Flowers 2008. Menurut saya, event ini kalah bagus dibandingkan acara yang sama setahun yang lalu. Artikel saya (dalam bahasa Inggris) mengenai kunjungan kita ke Sentosa Flowers 2008 bisa dilihat disini, sedangkan foto-fotonya bisa dilihat di situs Multiply istri saya disini.

Makan Siang Reuni di Tampines

Masih di hari yang sama, siangnya kita memenuhi undangan Aa Duddy dan Teh Ellen untuk menghadiri acara "makan siang reuni" di tempat kediaman mereka di Tampines. Acara makan siang ini sekaligus untuk syukuran untuk Iffah yang baru saja sembuh dari sakit panas yang mengharuskan dia dirawat di rumah sakit.

Tuan rumah menyajikan makanan khas Minang yang alhamdulillah nikmat sekali. Inka dan Irza juga senang bermain dengan teman-temannya. Selain tuan rumah Iffah, beberapa teman Inka dan Irza yang juga hadir di acara tersebut diantaranya adalah Rifa, Hanan and Haifa, Annisa and Nadia, Fresha, Aidan, Kinara, Izan and Ika. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Istana Open House

Hari Jum'at, 8 Februari 2008, kita pergi ke acara Istana Open House, yang dibuka pada hari tersebut dalam rangka Chinese New Year di Singapura. Selain lapangan rumput yang hijau dan luas untuk anak-anak bermain, dan sebuah air mancur yang terletak di depan istana, sebenarnya tidak ada lagi yang bisa dilihat disana. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Singapore River Hongbao Festival 2008

Dari Istana, kita melanjutkan perjalanan ke Esplanade Park, untuk mengunjungi acara festival Singapore River Hongbao 2008. Suasana disana sangat ramai dan crowded, walaupun demikian, Inka dan Irza sempat bermain di tempat permainan Uncle Ringo, walaupun mereka cuma naik dua kali permainan saja, saking mahalnya. Kita juga sempat menonton pertunjukan kembang api sebelum pulang ke rumah. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Wednesday, February 06, 2008

Menikmati Liburan CNY di Singapura

Mengingat saya tidak mudik dan/atau bepergian keluar Singapura selama liburan CNY ini, saya lagi sibuk nyiapin "local Singapore itinerary" untuk keluarga biar tidak bosen ngendon di rumah selama akhir minggu yang panjang ini. Toko-toko di mall pada tutup kan, jadi jalan-jalan ke mol is not an option.

Ini yang sudah saya rencanakan:

- Siang ini (6/2), sambil nunggu istri yang mengikuti acara pengajian ibu-ibu di Clementi, saya mau ngajak anak-anak ke Festive Street Stalls di Chinatown, yah sekedar pengen ngeliat hiruk pikuk dan suasananya saja, walaupun mungkin tidak bisa jajan disana mengingat disana jarang bisa ditemui makanan yang halal.

- Malam ini (6/2), mau ngajak istri dan anak-anak ke acara Singapore River Hongbao Festival di Esplanade Park. Ada pameran budaya Cina, tempat main anak-anak (Uncle Ringo amusement park) dan display kembang api nanti pas jam 12 malam (pergantian Tahun Baru Cina).

- Besok (7/2), mau ngajak istri dan anak-anak ke Sentosa, tepatnya ke acara Sentosa Flowers 2008 di Imbiah Lookout. Tahun lalu, saya bersama anak-anak juga pernah ke acara yang sama.

- Lusa (8/2), kemungkinan besar mau ke acara Open House di Istana. Yang ini masih belum pasti, nunggu konfirmasi dari istri. Hari-nya itu lho, pas Jum'at, not convenient.

Ada usulan mau kemana lagi ya? :) Acara jalan-jalan ke pulau Ubin dengan rekan-rekan komunitas Indo-Sing tidak jadi. Kemana lagi ya? Ada usulan? :) :)

Saturday, April 28, 2007

Bali Trip (Bagian 4 - Terakhir): Jimbaran, Pulau Nusa Dua dan Kembali ke Singapura

(Lanjutan dari Bagian 3)

Ini akan menjadi bagian terakhir dari rangkaian artikel mengenai perjalanan saya dan keluarga ke Bali, akhir Februari/awal Maret lalu. Sekedar referensi, berikut adalah artikel-artikel sebelumnya:
  1. Bagian 1: Perjalanan ke Bali
  2. Bagian 2: Jalan-jalan ke Bedugul
  3. Bagian 3: Jalan-jalan ke Ubud dan Kuta
Mohon maaf atas keterlambatan saya dalam mem-posting artikel terakhir ini. Maklum lah orang sibuk... *caela*. Ini juga adalah untuk pertama kalinya saya mencoba posting artikel ke blog yang berbasis Blogger dengan menggunakan w.bloggar, setelah saya sukses memposting artikel dengan w.bloggar ke blog saya yang berbasis Wordpress. Doakan, semoga berhasil. :)

Seafood Dinner di Jimbaran

Hari Jum'at malam, 2 Maret 2007, setelah hari terakhir konferensi APRICOT 2007, saya mengajak keluarga dan orang tua saya ke Jimbaran, untuk menikmati seafood sebagai makan malam disana. Dari hotel di Nusa Dua, kita naik taksi ke Jimbaran, tepatnya di ujung Jalan Pemelisan Agung. Saya memilih lokasi ini setelah membaca buku Lonely Planet mengenai Bali dan Lombok, yang saya pinjam dari perpustakaan di Singapura dan selalu saya bawa selama perjalanan kita ke Bali. Di pinggir pantai di ujung jalan ini, terdapat deretan beberapa restoran seafood, dan kita memilih restoran seafood Ramayana yang berlokasi di tengah-tengah deretan restoran tersebut.

Sebenarnya, kita bisa memilih duduk di dalam restoran, atau di luar restoran tersebut, diatas pasir di pinggir pantai. Sayangnya, pada saat itu, cuaca tidak terlalu bagus, angin kencang sekali sehingga kalau kita makan di luar (di pinggir pantai), dijamin semuanya akan masuk angin. :) Sehingga akhirnya kita memilih duduk di dalam restoran, walaupun saya, Irza dan Aki sempet juga foto-foto di luar di tepi pantai, walaupun gelap-nya minta ampun. Seafood-nya kita pilih sendiri pada waktu masih dalam keadaan hidup, jadi setelah kita pilih, baru nanti dimasak dan dihidangkan. Kita memilih ikan untuk dibakar dan digoreng (duh saya lupa jenis ikannya apa), chilli crab dan udang goreng mentega. Makanannya ternyata enak-enak, dan ternyata biaya yang harus kita keluarkan tidak mahal. Dengan pesanan yang cukup banyak untuk kita berenam (empat dewasa dan dua anak), berikut minuman dan dessert seperti es kelapa muda, total jendral cuma sekitar tiga ratus ribu rupiah.

Foto-foto selama di Jimbaran bisa dilihat disini.

Jalan-jalan ke Pulau Nusa Dua

Keesokan hari-nya, Sabtu 3 Maret 2007, adalah hari terakhir kita di Bali. Pagi-pagi setelah sarapan, kita menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke Pulau Nusa Dua, sebuah pulau (tepatnya peninsula) yang terletak di tengah-tengah kawasan Nusa Dua. Ada dua peninsula yang saling berdampingan (makanya nama daerahnya disebut Nusa Dua), terletak di antara Melia Bali Hotel (tempat kita menginap) dan Grand Hyatt Hotel, sejajar dengan pusat perbelanjaan Bali Collection. Kita memutuskan untuk pergi ke peninsula yang di sebelah selatan (yang lebih dekat ke arah Grand Hyatt).

Memasuki pulau tersebut, kita akan melewati sebuah gerbang berupa candi kecil yang dinamakan Candi Bentar. Menyusuri jalan setapak melewati padang rumput yang cukup luas, di bagian tengah pulau tersebut ada sebuah monumen bertuliskan nama-nama negara yang ikut berpartisipasi dalam proses penanaman pohon-pohon di pulau itu. Kita meneruskan perjalanan ke arah ujung timur pulau itu, untuk melihat waterblow.

Waterblow ini adalah semburan air keatas yang diakibatkan oleh ombak yang datang menerjang kumpulan batu-batu karang yang berlubang, dan tekanan ombak tersebut mengakibatkan air laut disemburkan keatas. Waterblow tersebut terjadi setiap sekitar 30-40 detik sekali, tergantung kekuatan ombak yang datang. Makin kuat ombaknya, makin tinggi semburannya. Inka dan Irza suka sekali melihat fenomena alam ini.

Foto-foto selama di Pulau Nusa Dua bisa dilihat disini.

Pulang ke Singapura

Siangnya, kita bersiap-siap untuk pulang ke Singapura, sementara Aki dan Ene juga pulang ke Jakarta. Untungnya, jam keberangkatan pesawat kita hampir bersamaan sehingga kita bisa berangkat ke bandara Ngurah Rai barengan, walaupun di bandara-nya tetep harus pisah karena berbeda terminal. Kita menyewa taksi van seharga Rp 120.000, cukup untuk mengangkut semua orang termasuk barang, lumayan dibandingkan nyewa dua taksi sedan. Sambil menunggu taksi-nya datang, kita beristirahat di lobby hotel sambil menikmati orange juice dan fruit punch gratis yang disediakan oleh hotel.

Perjalanan ke bandara hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam. Aki dan Ene turun duluan di terminal keberangkatan domestik, sedangkan kita semua turun di terminal keberangkatan internasional. Setelah check-in dan ngurus bebas fiskal yang ternyata berjalan lancar, kita pun melewati imigrasi dan masuk ke ruangan transit bandara Ngurah Rai yang cukup megah dan lengkap. Ada banyak toko duty free termasuk toko Prada dan toko buku Periplus, serta banyak tempat penjualan makanan dan minuman seperti McDonalds dan Baskin Robbins.

Sayangnya, pesawat Garuda yang akan membawa kita ke Singapura mengalami "masalah teknis", dan mengakibatkan delay hampir dua jam. Terpaksa lah saya berusaha untuk keep the children occupied, diantaranya dengan bermain kartu, biar ngga bete di gate nungguin pesawat berangkat. Kelihatannya "masalah teknis" tersebut cukup serius, mengingat Garuda terpaksa harus menyiapkan pesawat baru yang berangkat dari gate yang berbeda. Yah, ngga apa-apalah kena delay daripada terbang ama pesawat yang mengalami "masalah teknis", kan ngeri juga.

Foto-foto selama di bandara Ngurah Rai, Bali, bisa dilihat disini.

(Tamat)

Friday, April 13, 2007

Bali Trip (Bagian 3): Jalan-jalan ke Ubud dan Kuta

(Lanjutan dari Bagian 2)

Setelah acara jalan-jalan ke Bedugul pada hari Minggu, 25 Februari 2007, praktis kita tidak mempunyai banyak waktu untuk berjalan-jalan lagi, mengingat saya sudah mulai mengikuti konferensi APRICOT mulai hari Senin-nya (26 Februari 2007). Istri dan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu menikmati fasilitas hotel dan jalan-jalan di sekitar kompleks perhotelan di kawasan Nusa Dua, termasuk ke Bali Collection, satu-satunya pusat perbelanjaan di kompleks Nusa Dua. Istri juga tidak terlalu berminat untuk mengajak anak-anak keluar Nusa Dua (misalnya ke Kuta) tanpa saya.

Situasi ini berubah dengan sebuah kejutan yang tidak terduga bagi anak-anak: pada hari Rabu, 28 Februari 2007, orang tua saya, Aki (kakek) dan Ene (nenek) mereka, datang menyusul ke Bali. :) It was really a delighted surprise to both Inka and Irza, mengingat saya dan istri memang sengaja merahasiakan rencana kedatangan mereka sampai mereka datang. :) Langsung pada hari yang sama, Inka dan Irza mengajak Aki dan Ene-nya untuk berenang di kolam hotel. :)

Pada hari Kamis esoknya, saya menyiapkan mobil Kijang lengkap dengan supirnya, untuk membawa kita jalan-jalan keliling Bali. Tujuan kita pada hari itu adalah Ubud, pusat kebudayaan Bali. Acara ke Ubud dimulai dengan mengunjungi sebuah galeri lukisan bernama Muji Painting Studio, yang terletak di desa Mawang, dekat Singapadu, selatan Ubud. Cukup banyak lukisan-lukisan yang dijual disana, tapi harganya relatif mahal sehingga tidak ada satupun yang kita beli.

Dari sana, kita melanjutkan perjalanan ke Sacred Monkey Forest Sanctuary, atau Mandala Wisata Wenara Wana, sebuah kompleks hutan kera yang terletak di Padangtegal, Ubud. Istri, yang tidak suka dengan monyet, tidak ikut masuk ke kompleks hutan tersebut dan lebih memilih mengunjungi banyak toko-toko suvenir yang berada di depan pintu masuk kompleks. Tiket masuknya kalau tidak salah sepuluh ribu rupiah saja, per orang.

Menurut petugas yang menjual tiket, monyet-monyet disitu tidak agresif dan tidak pernah mencuri barang-barang pengunjung, seperti kacamata atau handphone. Ini berbeda dengan monyet-monyet yang ada di kompleks Pura Luhur Uluwatu atau Alas Kedaton/Sangeh, misalnya, yang suka agresif dan aktif mencuri barang-barang yang terlihat berkilau.

Memasuki kompleks, kita akan berjalan menyusuri jalan setapak beton dengan banyak monyet-monyet jinak di sekeliling kita. Inka dan Irza senang sekali berfoto dengan monyet-monyet itu. Di tengah-tengah kompleks, ada sebuah bunderan dengan kolam yang dilengkapi dengan air mancur di tengah-tengah bunderan itu, dengan banyak monyet-monyet yang mandi, bahkan terjun menceburkan diri ke kolam! Seru sekali.

Di bagian lain dari kompleks hutan tersebut, terdapat sebuah pura yang dinamakan Pura Dalem Agung. Kita pun sempat berfoto-foto di depan pura tersebut. Walaupun gerbang utama pura tersebut ditutup untuk umum, sebenarnya kita bisa masuk ke dalam pura tersebut melalui jalan samping, setelah membayar sedikit donasi ke petugas disana. Tapi kita memutuskan untuk tidak masuk dan berfoto-foto di depan gerbangnya. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Setelah puas berkeliling kompleks hutan tersebut, kita pun menyempatkan diri berbelanja di banyak toko-toko souvenir yang berjajar di depan kompleks tempat parkir. Istri pun sempat mampir ke sebuah toko beads di Jalan Hanoman, Ubud, sebelum kita kembali ke Denpasar. Tujuan kita berikutnya adalah restoran Ayam Bakar Taliwang yang terletak di Jalan Teuku Umar, Denpasar, untuk makan siang.

Selepas makan siang, kita pun pergi ke Kuta. Tujuan kita berikutnya adalah toko pakaian Joger yang terkenal, yang terletak di Jalan Raya Kuta. Toko ini menjual pakaian dan juga souvenir yang cukup murah, dengan bangunan toko yang ditata dengan rapi, lengkap dengan kolam ikan koi dan spanduk-spanduk dengan kata-kata lucu. Tepat di seberang toko tersebut, ada toko oleh-oleh langganan yang menjual makanan khas Bali, seperti kacang Bali, brem Bali, dan lain-lain.

Sementara istri dan orang tua saya meneruskan perjalanan ke Pasar Seni Kuta untuk (lagi-lagi) berbelanja dan memburu oleh-oleh, saya lebih memilih untuk membawa anak-anak pergi ke pantai Kuta, tepatnya di pinggir Jalan Pantai Kuta di seberang Hard Rock Hotel dan McDonalds. Inka dan Irza pun asyik bermain di pantai, walaupun tidak berenang mengingat hari yang sudah semakin sore, angin yang sangat kencang dan kondisi pantai yang cukup kotor. Sebenarnya kita disana pas waktu terbenam matahari, tapi sayangnya cuaca tidak memungkinkan kita untuk menikmati sunset karena terhalang awan.

Foto-foto selama di Kuta bisa dilihat disini.

(Bersambung ke Bagian 4)

Thursday, March 15, 2007

Bali Trip (Bagian 2): Jalan-jalan ke Bedugul

(Lanjutan dari Bagian 1)

Memanfaatkan mobil yang kita sewa malam sebelumnya waktu tiba di bandara Ngurah Rai, hari Minggu, 25 Februari 2007, kita habiskan untuk jalan-jalan di Bali. Ini mengingat Senin besoknya, saya sudah harus mengikuti konferensi APRICOT 2007. Hari minggu pagi itu, setelah sarapan di hotel, kita langsung meninggalkan Nusa Dua ke arah utara. Tujuan kita adalah Danau Bratan, Bedugul, melalui Legian dan Mengwi.

Dari arah Nusa Dua, kita menyusuri jalan bypass Ngurah Rai ke arah utara, melewati Jimbaran dan ujung landasan pacu bandara Ngurah Rai. Setelah melewati bunderan di depan DFS Galeria, kita memasuki jalan bypass baru bernama Sunset Road, ke arah Legian. Dengan jalan baru ini, kita bisa langsung ke Legian tanpa melalui Kuta yang terkenal suka macet. Tujuan pertama kita adalah toko aksesoris (beads) di Jalan Pura Bagus Teruna (Jalan Werkudara), yang pernah kita datangi sewaktu kunjungan terakhir kita ke Bali beberapa tahun yang lalu. Namun, ternyata toko yang hendak kita kunjungi sudah tutup, tidak lagi beroperasi. Kita pun keluar ke Jalan Raya Legian dan parkir disana sambil menunggu istri berbelanja di banyak toko aksesori yang berjajar disana. Foto-foto selama di Legian pada pagi itu bisa dilihat disini.

Kita pun meneruskan perjalanan ke arah utara. Setelah isi bensin di daerah Seminyak (kita isi "cuma" 20 liter yang ternyata kebanyakan untuk round-trip ke Bedugul, saking iritnya), kita pun meneruskan perjalanan ke arah Mengwi, melalui Kerobokan. Tadinya kita hendak mampir ke Tanah Lot, yang terletak tidak jauh dari sana (sekitar 30 menit perjalanan mobil dari Kerobokan lewat jalan baru ke arah Canggu), tapi akhirnya kita memutuskan untuk skip Tanah Lot dan terus ke arah Mengwi. Tujuan kita berikutnya adalah Pura Taman Ayun di Mengwi, yang ternyata "terpaksa" kita skip juga karena di Mengwi, jalanan menjadi satu arah dan saya tidak tahu mana belokan yang ke arah Pura Taman Ayun. Nyasar! :) Akhirnya kita memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke arah Bedugul.

Jalanan ke arah Bedugul lurus terus walaupun nanjak sedikit, tapi setelah melewati Pacung dan mendekati Bedugul, jalanan mulai menaik tajam dan berkelok-kelok. Tidak lama kemudian, ada pertigaan dengan jalan belok ke kanan ke arah Taman Wisata Bedugul, dan kita pun pergi ke arah sana. Setelah keluar dari mobil, baru terasa kalau udara di sekitar Bedugul ternyata dingin, mungkin karena lokasinya cukup tinggi dari permukaan laut.

Dari tempat parkir mobil, kita harus menuruni sebuah jalan menurun yang terjal sebelum sampai ke pinggir danau, dengan banyak kios-kios yang menjual makanan dan souvenir di sebelah kiri jalan. Taman Wisata Bedugul ini ternyata hanya sebuah dermaga di pinggir sebelah selatan danau Bratan, dengan beberapa restoran dan orang-orang yang menawarkan jasa memancing dan naik perahu. Kita sempat foto-foto di dermaga-nya sebelum meneruskan perjalanan ke Pura Ulun Danu Bratan. Foto-foto di Taman Wisata Bedugul bisa dilihat disini.

Dari jalan keluar Taman Wisata Bedugul, kita berbelok ke arah kanan, terus menuju ke utara. Setelah melewati Candikuning, sebuah kota kecil di sebelah barat daya danau, kita akan melihat pintu masuk ke tempat parkir Pura Ulun Danu Bratan di sebelah kanan jalan. Pura ini terletak di sebelah barat danau Bratan, dan katanya pura ini berada di atas sebuah pulau kecil di pinggir danau. Waktu kita kesana, pulaunya kelihatannya menyatu dengan daratan di pinggir danau, mungkin karena air danau sedang surut.

Di samping tempat parkir, ada banyak toko-toko souvenir yang berjajar. Setelah melewati pintu masuk, kita akan memasuki taman yang cukup indah, dan juga dilengkapi dengan teman bermain anak-anak. Inka dan Irza senang sekali bermain disana, bersama-sama anak-anak lain yang kelihatannya anak-anak asli Bali. Pura Ulun Danu Bratan terletak di belakang taman itu, menghadap ke arah danau. Indah sekali. Kita pun banyak membuat foto-foto di sana, yang bisa dilihat disini.

Setelah puas menghabiskan waktu di Pura Ulun Danu Bratan, kita pun makan sang di rumah makan Ayam Bakar Taliwang, yang kebetulan terletak pas di seberang kompleks parkiran pura. Rumah makan kecil sih, tapi makanannya lumayan enak, terutama ayam bakar pelecing-nya yang pedes itu. Kita pun memuaskan tenggorokan dengan minuman seperti Fanta dan Fruit Tea yang tidak bisa ditemukan di Singapura. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Setelah makan siang, kita meneruskan perjalanan ke arah utara, tepatnya ke Danau Buyan, yang terletak beberapa kilometer di sebelah barat laut Danau Bratan. Dari Bedugul ke arah utara, kita akan melewati kota kecil Pancasari, dekat terminal bus ada pertigaan, kita pun belok ke kiri ke arah Danau Buyan. Sebenarnya, pemandangan di Danau Buyan ini tidak kalah indahnya, tapi tempat wisatanya masih belum "digarap" sebagus Danau Bratan. Dari sana, ada jalan setapak menyusuri danau ke arah Danau Tamblingan, beberapa kilometer ke arah barat dari Danau Buyan, cocok buat mereka yang suka trekking. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Tadinya kita ingin naik mobil meneruskan perjalanan ke Danau Tamblingan, tapi mengingat hari yang semakin sore, dan perjalanan kesana cukup jauh karena harus memutar danau, akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke arah Denpasar. Dalam perjalanan pulang, kita mampir ke Strawberry Stop, sebuah kebun stroberi dengan taman yang dilengkapi dengan tempat bermain untuk anak-anak. Kebun stroberi ini terletak tidak jauh dari Pura Ulun Danu Bratan, beberapa ratus meter ke arah utara. Inka dan Irza asyik bermain disana, sementara saya dan istri memesan strawberry milk shake yang rasanya segar dan nikmat sekali. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Kembali melewati Mengwi ke arah Denpasar, baru kelihatan belokan ke kiri yang ke arah Pura Taman Ayun. Tapi mengingat hari sudah semakin sore, terpaksa kita skip Pura Taman Ayun pada saat itu. Kita pun meneruskan perjalanan ke arah Kuta, dan sempat jalan-jalan di Matahari Kuta Square sebelum akhirnya kembali ke hotel di Nusa Dua. Mobil diambil oleh petugas penyewaan mobil di hotel, jadi kita tidak perlu mengantar mobil kembali ke bandara.

(Bersambung ke Bagian 3)

Tuesday, March 13, 2007

Bali Trip (Bagian 1): Perjalanan ke Bali

Pada tanggal 24 Februari 2007 sampai tanggal 3 Maret 2007 yang lalu, saya pergi ke Bali untuk menghadiri konferensi APRICOT 2007 yang diadakan di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua. Mumpung hotel dibayarin kantor, saya sekalian mengajak istri dan anak-anak agar mereka bisa berlibur di Bali selama saya mengikuti konferensi. Lumayan, seminggu penuh tinggal disana dengan gratis. :) Walaupun, tentu saja tiket pesawat mereka harus tetep bayar sendiri.

Karena saya dibelikan tiket Garuda Indonesia oleh kantor, maka saya membeli tiket untuk penerbangan yang sama bagi istri dan anak-anak, supaya kita bisa berangkat ke Bali dan pulang ke Singapura bersama-sama. Kita berangkat hari Sabtu, 24 Februari 2007, naik pesawat GA841 yang lepas landas dari bandara Changi jam 17:50 dan sampai di bandara Ngurah Rai, Bali jam 20:20 malam. Mengingat besoknya ada satu hari Minggu sebelum saya ikut konferensi hari Seninnya, kita memutuskan untuk menyewa mobil di bandara untuk kita gunakan sampai Minggu malam besoknya.

Setelah hunting di beberapa kios tempat penyewaan mobil yang ada di bandara Ngurah Rai, kita memutuskan untuk menyewa sebuah mobil mungil, Chevrolet Spark, dari tempat persewaan mobil bernama "Adira". Harganya sekitar 200 ribu rupiah untuk pemakaian 24 jam, tanpa supir dan belum termasuk bensin, cukup mahal karena kita menyewa di bandara. Kalau kita menyewa di luar bandara, harganya mungkin bisa lebih murah.

Kita pun langsung membawa mobil dan semua barang bawaan ke Nusa Dua, sekitar setengah jam perjalanan dari bandara. Keluar bandara, kita tinggal langsung lurus sampai ketemu pertigaan (T-junction) bypass Ngurah Rai, lalu belok kanan dan terus menyusuri bypass Ngurah Rai ke arah selatan, yang kemudian akan berbelok ke arah timur di sekitar Jimbaran. Jalan bypass tersebut akan berakhir di sebuah perempatan di sebuah desa bernama Bualu. Setelah perempatan itu, kita akan memasuki kompleks perhotelan mewah Nusa Dua, dengan sistem keamanan yang ketat. Mobil akan diperiksa dua kali, pertama kali pas memasuki kompleks Nusa Dua, dan kedua kalinya pas memasuki kompleks hotel.

Kita menginap di Melia Bali Hotel, sebuah hotel yang tidak terlalu jauh dari tempat konferensi. Ada shuttle bus tersedia dari hotel ke tempat konferensi untuk peserta konferensi, walaupun saya kadang lebih memilih berjalan kaki ke tempat konferensi. Tempat konferensi BICC itu terletak di Westin Resort, yang hanya berjarak dua hotel dari Melia, menyusuri pantai Nusa Dua yang indah.

Fasilitas hotel Melia Bali ini cukup baik, dengan kolam renang yang besar, pantai yang dangkal dan tidak berombak sehingga kita bisa berjalan sampai jauh ke tengah laut, dan staf hotel yang ramah-ramah. Makanan yang disediakan untuk breakfast juga enak-enak, walaupun kita-kita yang Muslim harus pintar-pintar memilih makanan mengingat banyak makanan yang mengandung babi. Untungnya, mereka menandai makanan-makanan yang halal atau vegetarian, seperti nasi goreng dan mi goreng-nya, sehingga memudahkan kita untuk memilih makanan.

Foto-foto selama perjalanan dari Singapura menuju Bali bisa dilihat disini, sedangkan foto-foto di Melia Bali Hotel bisa dilihat disini.

(Bersambung ke Bagian 2)

Monday, February 19, 2007

Jalan-jalan ke Singapore Zoo

Pada hari Sabtu, 17 Februari 2006 kemarin, saya membawa Inka dan Irza ke Singapore Zoo, kebun binatang Singapura yang "katanya" paling bagus se-Asia Tenggara. Kita janjian dengan Tante Shinta, Om Wisnu dan Aidan untuk ketemu disana. Sebenarnya Tante Shinta juga janjian untuk ketemu dengan Om Yuwono dan Tante Lenny disana, namun mereka tidak bisa dihubungi karena baterai handphone mereka habis. Jadinya baru ketemuannya setelah keluar dari areal kebun binatang. :)

Kebun binatang ini terletak di daerah Mandai Road, di daerah "hutan" di sebelah utara pulau Singapura, pas di sebelah Upper Seletar Reservoir, danau yang juga berfungsi sebagai catchment area, sehingga daerahnya sangat rimbun dan hijau. Dari arah pusat kota Singapura, Anda bisa naik MRT ke Ang Mo Kio, dari sana disambung bus 138. Kalau dari arah barat Singapura (Jurong dan sekitarnya), Anda bisa naik MRT ke Choa Chu Kang, disambung bus 927. Kalau naik taksi, perjalanan dari pusat kota ke Singapore Zoo akan membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Lokasinya bersebelahan dengan Night Safari yang buka malam harinya.

Kebun binatang ini menganut sistem open concept. Binatang-binatang yang ada dalam kebun binatang tersebut tidak dikurung dalam kandang, tapi dibiarkan di alam terbuka. Untuk binatang-binatang yang buas seperti singa, beruang dan lain-lain, ada jurang pemisah untuk mencegah binatang-binatang tersebut menerkam pengunjung.

Biaya tiket masuknya $15 untuk dewasa, dan $7.50 untuk anak-anak. Tiket untuk naik tram yang mengelilingi areal kebun binatang adalah $5 untuk dewasa, dan $2.50 untuk anak. Ada empat tempat perhentian tram, stasiun nomor satu sampai nomor empat. Disarankan untuk menggunakan tram untuk keliling mengingat kompleks kebun binatang yang sangat besar, tetapi jalan kaki tetap diperlukan untuk melakukan eksplorasi ke tempat-tempat show binatang yang tidak terjangkau oleh tram.

Di dekat stasiun tram nomor dua, ada tempat bermain anak-anak yang cukup luas, yang dinamakan Children Play Land. Kompleks playground tersebut terbagi dalam dua bagian: bagian kering dan basah. Supaya anak-anak bisa bermain di kolam air yang basah, disarankan untuk membawa pakaian renang, atau bawa baju ganti. Disana juga terdapat restoran KFC dimana kita bisa makan siang setelah capek keliling kebun binatang. Di dekat restoran tersebut, juga terdapat kolam mandi bola dimana anak-anak bisa mandi bola, gratis.

Di dekat stasiun tram nomor tiga, ada beberapa atraksi animal ride yang pasti anak-anak akan suka: naik kuda poni dan naik gajah. Tiket untuk naik kuda poni adalah $4 per anak untuk satu putaran, sedangkan tiket untuk naik gajah adalah $8 untuk dewasa, dan $4 untuk anak. Atraksi tersebut beroperasi hanya pada jam-jam tertentu: pony ride beroperasi pada jam 11am-12pm dan 2:30pm-3:30pm, sedangkan elephant ride beroperasi pada jam 1pm-2pm dan 4:30pm-5:30pm. Kemarin Inka dan Irza sempat naik kuda poni-nya, tapi tidak sempat naik gajah-nya.

Selain itu, tentu saja kita bisa mengunjungi semua exhibit binatangnya. Setiap exhibit binatang punya jadwal pemberian makan sendiri-sendiri, dimana kita bisa ikut membantu memberi makannya. Sehingga kalau bisa, diusahakan kita bisa mengunjungi setiap exhibit binatang pas jadwal pemberian makanan, yang bisa diatur pas kita sedang merencanakan itinerary.

Mengingat kebun binatang tersebut cukup besar, cukup banyak exhibit binatang yang bisa kita kunjungi. Disarankan untuk menyiapkan waktu satu hari penuh untuk sepenuhnya mengeksplorasi kebun binatang tersebut. Kemarin kita datang sekitar jam 10 pagi, dan baru keluar kebun binatang sekitar jam 5:30 sore. Anak-anak benar-benar enjoy berada disana, really having a great time.

Foto-fotonya bisa dilihat disini.