(Lanjutan dari Bagian 2)
Setelah acara jalan-jalan ke Bedugul pada hari Minggu, 25 Februari 2007, praktis kita tidak mempunyai banyak waktu untuk berjalan-jalan lagi, mengingat saya sudah mulai mengikuti konferensi APRICOT mulai hari Senin-nya (26 Februari 2007). Istri dan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu menikmati fasilitas hotel dan jalan-jalan di sekitar kompleks perhotelan di kawasan Nusa Dua, termasuk ke Bali Collection, satu-satunya pusat perbelanjaan di kompleks Nusa Dua. Istri juga tidak terlalu berminat untuk mengajak anak-anak keluar Nusa Dua (misalnya ke Kuta) tanpa saya.
Situasi ini berubah dengan sebuah kejutan yang tidak terduga bagi anak-anak: pada hari Rabu, 28 Februari 2007, orang tua saya, Aki (kakek) dan Ene (nenek) mereka, datang menyusul ke Bali. :) It was really a delighted surprise to both Inka and Irza, mengingat saya dan istri memang sengaja merahasiakan rencana kedatangan mereka sampai mereka datang. :) Langsung pada hari yang sama, Inka dan Irza mengajak Aki dan Ene-nya untuk berenang di kolam hotel. :)
Pada hari Kamis esoknya, saya menyiapkan mobil Kijang lengkap dengan supirnya, untuk membawa kita jalan-jalan keliling Bali. Tujuan kita pada hari itu adalah Ubud, pusat kebudayaan Bali. Acara ke Ubud dimulai dengan mengunjungi sebuah galeri lukisan bernama Muji Painting Studio, yang terletak di desa Mawang, dekat Singapadu, selatan Ubud. Cukup banyak lukisan-lukisan yang dijual disana, tapi harganya relatif mahal sehingga tidak ada satupun yang kita beli.
Dari sana, kita melanjutkan perjalanan ke Sacred Monkey Forest Sanctuary, atau Mandala Wisata Wenara Wana, sebuah kompleks hutan kera yang terletak di Padangtegal, Ubud. Istri, yang tidak suka dengan monyet, tidak ikut masuk ke kompleks hutan tersebut dan lebih memilih mengunjungi banyak toko-toko suvenir yang berada di depan pintu masuk kompleks. Tiket masuknya kalau tidak salah sepuluh ribu rupiah saja, per orang.
Menurut petugas yang menjual tiket, monyet-monyet disitu tidak agresif dan tidak pernah mencuri barang-barang pengunjung, seperti kacamata atau handphone. Ini berbeda dengan monyet-monyet yang ada di kompleks Pura Luhur Uluwatu atau Alas Kedaton/Sangeh, misalnya, yang suka agresif dan aktif mencuri barang-barang yang terlihat berkilau.
Memasuki kompleks, kita akan berjalan menyusuri jalan setapak beton dengan banyak monyet-monyet jinak di sekeliling kita. Inka dan Irza senang sekali berfoto dengan monyet-monyet itu. Di tengah-tengah kompleks, ada sebuah bunderan dengan kolam yang dilengkapi dengan air mancur di tengah-tengah bunderan itu, dengan banyak monyet-monyet yang mandi, bahkan terjun menceburkan diri ke kolam! Seru sekali.
Di bagian lain dari kompleks hutan tersebut, terdapat sebuah pura yang dinamakan Pura Dalem Agung. Kita pun sempat berfoto-foto di depan pura tersebut. Walaupun gerbang utama pura tersebut ditutup untuk umum, sebenarnya kita bisa masuk ke dalam pura tersebut melalui jalan samping, setelah membayar sedikit donasi ke petugas disana. Tapi kita memutuskan untuk tidak masuk dan berfoto-foto di depan gerbangnya. Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Setelah puas berkeliling kompleks hutan tersebut, kita pun menyempatkan diri berbelanja di banyak toko-toko souvenir yang berjajar di depan kompleks tempat parkir. Istri pun sempat mampir ke sebuah toko beads di Jalan Hanoman, Ubud, sebelum kita kembali ke Denpasar. Tujuan kita berikutnya adalah restoran Ayam Bakar Taliwang yang terletak di Jalan Teuku Umar, Denpasar, untuk makan siang.
Selepas makan siang, kita pun pergi ke Kuta. Tujuan kita berikutnya adalah toko pakaian Joger yang terkenal, yang terletak di Jalan Raya Kuta. Toko ini menjual pakaian dan juga souvenir yang cukup murah, dengan bangunan toko yang ditata dengan rapi, lengkap dengan kolam ikan koi dan spanduk-spanduk dengan kata-kata lucu. Tepat di seberang toko tersebut, ada toko oleh-oleh langganan yang menjual makanan khas Bali, seperti kacang Bali, brem Bali, dan lain-lain.
Sementara istri dan orang tua saya meneruskan perjalanan ke Pasar Seni Kuta untuk (lagi-lagi) berbelanja dan memburu oleh-oleh, saya lebih memilih untuk membawa anak-anak pergi ke pantai Kuta, tepatnya di pinggir Jalan Pantai Kuta di seberang Hard Rock Hotel dan McDonalds. Inka dan Irza pun asyik bermain di pantai, walaupun tidak berenang mengingat hari yang sudah semakin sore, angin yang sangat kencang dan kondisi pantai yang cukup kotor. Sebenarnya kita disana pas waktu terbenam matahari, tapi sayangnya cuaca tidak memungkinkan kita untuk menikmati sunset karena terhalang awan.
Foto-foto selama di Kuta bisa dilihat disini.
(Bersambung ke Bagian 4)
5 comments:
woow asiknya boss Indra jalan2 terus, ikutan dwoong huehehe.. gmn nyonya matanya udah baekkan? salam ya :)
Udah semakin membaik, terima kasih Kan. :)
gak pd doyan air yak,ndra ? picsnya gak ada yg lagi berenang hehhehe
Dian, pada doyan kok. Cuma memang mereka ngga ke Kuta buat berenang. Mereka biasanya berenang di hotel di Nusa Dua (di pantainya atau di kolam renangnya).
pengalamat yang menyenangkan yach..liburan bersama keluarga.
apabila anda berkunjug ke bali lagi, sempatkanlah berkunjung ke toko souvenirs kami, dengan konsep one stop souvenirs anda tidak perlu berkunjung ke banyak tempat untuk berbelanja handicraft khas bali. sehingga sangat menghemat waktu anda.
harga yang kami tawarkan sangat murah, karena kami memiliki pengrajin sendiri. silahkan berkunjung ke blog kami untuk melihat beberapa koleksi kami www.balisouvenirs.wordpress.com
Post a Comment