Setelah selesai makan (lihat postingan sebelumnya), kita langsung naik taksi ke bandara Hang Nadim. Perjalanan taksi memakan waktu sekitar 20 menit dengan biaya yang sudah di-fixed sebesar Rp 60.000, sesuai daftar tarif di counter taksi pelabuhan. Sampai bandara sekitar jam 12:35pm, dan langsung check-in di counternya Indonesia AirAsia, pesawat QZ 7553 ke Jakarta. Indonesia AirAsia adalah budget airline terkenal yang merupakan subsidiary dari AirAsia, punyanya Malaysia. Sama dengan Thai AirAsia, yang juga adalah subsidiary-nya AirAsia di Thailand.
Saya suka menggunakan AirAsia dibandingkan budget airline lainnya karena service-nya yang bagus dan efisien, dan harganya yang murah. Bayangkan, total tiket pulang pergi Batam - Jakarta - Batam (termasuk pajak) untuk berempat cuma 1.7 juta rupiah (kurang dari S$300). Jadi, per-orang nya cuma sedikit lebih dari 400 ribu rupiah, atau kurang dari S$70 per orang (termasuk pajak). Ditambah tiket ferry $30 per orang, total biaya per orang cuma sekitar S$100, walaupun belum termasuk biaya taksi di Batam, dan lain-lain. Bandingkan dengan Lion Air atau Adam Air yang berangkat langsung dari Changi ke Jakarta, paling tidak minimum S$200 termasuk pajak, itupun kalo beruntung.
Saya juga suka dengan sistem pembelian tiketnya, yang dilakukan online di Internet. Pembayaran bisa langsung di-charge ke kartu kredit, dan mengingat ini tiket domestik, pembayaran dilakukan dengan kurs rupiah. Sistem-nya tanpa tiket, jadi kita tinggal print tiket-nya yang dikirim melalui e-mail dan menunjukkan hasil print dengan paspor/KTP pada waktu check-in. Sangat efisien.
Setelah urusan check-in selesai, kita bayar airport tax sebesar Rp 13 ribu per orang, total Rp 52 ribu, terus langsung masuk ke departure lounge. Bandara Hang Nadim ini termasuk bandara yang modern, fasilitasnya lengkap, bisa dibandingkan dengan bandara Senai di Johor Bahru, malahan masih bagusan bandara Hang Nadim dibandingkan Senai kalau menurut saya. Jauh lebih bagus kalau dibandingkan bandara lain di Indonesia, seperti Yogyakarta, Lombok ataupun Bandung, yang pernah saya kunjungi tahun lalu. Foto-foto di bandara Hang Nadim, Batam bisa dilihat disini.
Pesawatnya datang tepat waktu, dan pergi tepat waktu juga. Naik pesawatnya tidak melalui garbarata, tapi harus berjalan di landasan dan naik tangga. Tidak terlalu masalah, malah asyik bisa foto di bawah pesawat. Pelayanan di pesawat juga jauh lebih bagus dibandingkan Adam Air atau Lion Air, yang juga pernah saya naiki. Pesawatnya juga baru, padahal saya sudah takut kita akan pake pesawat lama punyanya Awair. Ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti, walaupun sebelumnya Indonesia AirAsia itu menggunakan nama Awair, ternyata setelah ganti nama, pesawatnya juga ganti baru semua. Dulu memang AirAsia mengakuisisi Awair dalam usaha pelebaran sayap ke Indonesia. Mungkin lebih mudah mengakuisisi airline lokal daripada langsung pake brand AirAsia, mengingat ijin terbang di Indonesia untuk budget airline asing kan memang dibatasi.
Tidak ada masalah selama di pesawat, anak-anak juga sempat tidur dalam perjalanan dari Batam ke Jakarta yang memakan waktu sekitar satu setengah jam ini. Pesawat mendarat di terminal 1A bandara Soekarno-Hatta, Jakarta tepat waktu, sekitar jam 3 kurang waktu Jakarta. Kita dijemput oleh Aki dan Ene, Aunty Via beserta Alif dan Kayla, serta Uncle Firman. Dari sana, kita langsung pergi ke restoran Ayam Hayam Wuruk di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Wah, padahal kita udah sempet makan siang waktu di Batam tadi. Jadi makan siang (menjelang sore) lagi deh. :) Oh iya, disana kita juga janjian ketemu sama Aunty Ria. Sayang Uncle Arief tidak bisa ikut join karena sibuk lembur di kantor.
Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.
2 comments:
Met liburan ya Inka, Irza. Jangan lupa bli sate yg enak! Heehehehe...
Terima kasih tante Hany, kita udah kembali ke SG kok hari Minggu (19/3) kemarin.
Wah kalau mau sate yang enak carinya bukan ke Indonesia, tapi ke Braddell. :P Kapan ya bisa nyate lagi? :)
Inka dan Irza
Post a Comment