Friday, July 28, 2006

BTPS Fun Day and Open House

Pada hari Sabtu, 22 Juli 2006 yang lalu, Bukit Timah Primary School (BTPS), sekolahnya Inka, menyelenggarakan acara Fun Day dan Open House. Acara ini terbuka bukan hanya untuk seluruh murid BTPS dan keluarganya, tapi juga untuk masyarakat umum, terutama para orang tua yang berminat menyekolahkan anak mereka disana, agar mereka bisa secara lebih dekat mengetahui dan mengenal seluruh fasilitas yang disediakan oleh sekolah itu.

Acara "Fun Day"-nya sendiri benar-benar "fun" karena memang dibuat "dari murid untuk murid". Hampir kebanyakan stand tempat permainan dan penjualan yang ada dijaga oleh para murid BTPS sendiri, dan setiap kelas punya stand sendiri-sendiri. Saya sendiri jarang melihat para guru yang ikut menjaga stand, jadi para murid-murid itu memang sudah mandiri dan dilatih untuk melakukan segala sesuatunya sendiri.

Kita bisa membeli kupon-kupon yang dijual oleh para guru tersebut, untuk membeli barang yang dijual, atau mengikuti permainan yang diadakan di stand-stand tersebut. Permainan yang disediakan bermacam-macam, ada permainan lempar bola, main golf mini, dan lain-lain. Dan anak-anak (ataupun orang tua) yang bermain di arena permainan tersebut bisa mendapatkan hadiah yang bermacam-macam, tergantung keberhasilan dan tipe permainan yang dimainkan.

Selain itu juga ada MC yang bertugas untuk menghibur para pengunjung dengan memutar lagu-lagu, sekaligus mengadakan perlombaan tebak judul lagu. Lagu yang diputar bermacam-macam, mulai dari lagu Mandarin, Inggris, India, sampai lagu Indonesia yang "Benci Tapi Rindu"-pun ikut diputar. :)

Setelah anak-anak puas bermain disana, kita menyempatkan diri untuk makan di kantin sekolah, yang menyediakan hampir segala jenis makanan ala Singapura dengan harga yang cukup murah, walaupun memang porsi-nya disesuaikan untuk porsi anak-anak. :)

Foto-fotonya bisa dilihat disini.

[English version]

Tuesday, July 25, 2006

Kunjungan ke Cashew Heights

Pada hari Minggu, tanggal 16 Juli 2006 yang lalu, saya membawa Inka dan Irza untuk berkunjung ke rumah baru-nya Aunty Natalia dan Uncle Eric di Cashew Heights, di daerah Bukit Panjang, Singapura. Mereka baru saja pindah dari Choa Chu Kang ke Bukit Panjang bulan Mei lalu, jadi ini adalah pertama kalinya kita berkunjung ke rumah baru mereka. Cashew Heights ini cuma sekitar 10 menit perjalanan mobil dari rumah kita. Aunty Natalia dan Uncle Eric sendiri adalah teman kerja saya dulu.

Kita sampai di rumah mereka sekitar jam 16:10 sore, dan rumahnya ternyata besar sekali. Ruang tengahnya juga cukup besar untuk anak-anak bermain dan berlari-lari. Inka dan Irza langsung bermain bersama Nigel, putra sulungnya Aunty Natalia dan Uncle Eric. Sementara Ernest (biasa dipanggil Ernie), adiknya Nigel, menyusul kemudian setelah bangun dari tidur siangnya. Disana banyak sekali mainan, semuanya milik Nigel dan Ernie, untuk mereka bermain bersama.

Semua anak-anak tersebut kemudian memakai baju renang mereka, dan pergi ke kolam renang yang berada di tengah-tengah kompleks apartemen. Kolam renangnya besar, dengan kolam renang kecil untuk anak-anak yang dilengkapi dengan luncuran. Inka dan Irza senang sekali berenang dan menggunakan luncuran itu. Mereka juga bermain dengan Ernie dengan mainan-mainan khusus untuk berenang, sedangkan Nigel lebih memilih untuk melatih kemampuan renangnya di kolam renang yang lebih besar.

Setelah puas berenang, semuanya kemudian kembali ke rumah Aunty Natalia, dan mandi. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, mereka kemudian pergi ke ruang makan, dimana Aunty Natalia telah menyiapkan makan malam yang sedap untuk semuanya: chicken wings barbeque dengan breadsticks. Aunty Natalia juga memesan pizza dari Canadian 2-in-1 Pizza. Semuanya makan dengan lahap, terutama Inka yang menghabiskan lebih dari 5 (lima) potong chicken wings.

Setelah makan malam, mereka kembali ke ruang tengah dan masih bermain sekitar 30 menit, hingga akhirnya tidak terasa sudah jam 20:30 malam, dan mereka pun pamit untuk pulang kembali ke rumah.

Foto-fotonya bisa dilihat disini.

[English version]

Thursday, July 20, 2006

Bukit Batok West Shopping Centre

Hari Sabtu kemarin (15 Juli 2006), saya pergi bersama Inka dan Irza ke Bukit Batok West Shopping Centre untuk sarapan pagi di restoran McDonalds yang terletak di kompleks perbelanjaan itu. Sebenarnya Bukit Batok West ini bukan sebuah pusat perbelanjaan, tapi sebuah kompleks gedung-gedung HDB (perumnas-nya Singapura) yang dilengkapi dengan toko-toko, pasar "basah" (wet market) dan pusat makan (hawker centre). Pokoknya bener-bener daerah heartlander, beda dengan banyak pusat perbelanjaan yang mewah di seputar Orchard.

Kompleks perbelanjaan ini terletak di sekitar Bukit Batok West, dekat persimpangan antara Bukit Batok West Avenue 6 dan Bukit Batok Street 11. Restoran McDonalds-nya sendiri terletak di blok 152, menghadap jalan West Ave 6. Disitu juga banyak berjejer toko-toko yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari, dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di mall-mall. Jadi tidak heran kalau kebanyakan orang Singapura kelas menengah ke bawah suka berbelanja di tempat seperti ini. Juga ada sebuah tempat pusat makan yang terletak di blok 155, menyajikan menu-menu khas Singapura. Tempatnya penuh dengan orang-orang pagi itu, walaupun sedang hujan.

Di McDonalds, Inka memesan hotcakes sedangkan Irza memesan big breakfast favoritnya. Saya menggunakan kupon yang saya dapatkan dari koran Strait Times, jadi kita bisa dapet satu menu breakfast gratis untuk setiap menu breakfast meal yang kita pesan. Lumayan.. :) Yah, demikianlah salah satu cara buat kita-kita yang di Singapura bisa menghemat... (kiasu tea euy... hahaha). Setelah selesai sarapan, kita pergi ke playground yang berada dekat food court, di sebelah blok 164. Inka dan Irza pun bermain disana dengan gembira. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Seperti yang Pak Nur telah bahas di blog-nya (BTW, Pak Nur sekarang kemana ya, kok blog-nya udah ngga pernah di-update? Masih hiatus, atau sudah retired?), sangat mudah sekali menemukan playground di hampir setiap sudut heartlands-nya Singapura. Playground ada di hampir setiap sudut kompleks perumahan HDB, dan pasti ada di setiap kompleks apartemen dan kondo. Ini adalah salah satu usaha pemerintah Singapura untuk memberikan fasilitas gratis bagi generasi muda untuk bermain dan belajar. Kapan ya, pemerintah Indonesia juga akan melakukan hal yang sama? :)

[English version]

Sunday, July 16, 2006

ZingDo

Hmm... ternyata saya udah keduluan sama istri saya untuk review restoran ZingDo ini. Tapi ngga apa-apa lah. :) Berikut adalah review versi saya. :)

Bagi yang belum tau, restoran ZingDo ini adalah restoran makanan Korea yang halal di Singapura. Restoran ini dikelola oleh Zingrill, bersama-sama dengan Seoul Garden dan Breeks Cafe. Biasanya kita makan di ZingDo Ngee Ann City, Orchard, yang satu restoran sama Breeks, seberangnya Seoul Garden, di lantai lima. Nah, ZingDo ini buka cabang baru di Jurong Entertainment Centre, Jurong East, yang lebih dekat dari rumah. Jadi minggu lalu, tepatnya tanggal 11 Juli 2006 yang lalu, saya dan istri nyobain makan siang disana. Kebetulan saya lagi kesana jemput istri yang habis belanja di supermarket NTUC Fairprice di sebelah.

Restoran ini terletak di lantai satu gedung yang juga dilengkapi dengan bioskop itu. Berbeda dengan outlet Ngee Ann City dimana kita duduk dan pesan, makan lalu bayar belakangan, kalau di outlet ini lebih mirip ke fastfood, kita datang ke counter untuk memesan makanan, terus bayar, ambil minuman terus baru duduk. Baru nanti makanannya diantar ke meja.

Saya pesan beef bulgogi set (gambar kiri), steak daging giling khas Korea favorit saya. Sementara istri memesan chicken bulgogi set (gambar kanan bawah), mirip dengan makanan yang saya pesan tapi versi ayamnya. Kedua makanan tersebut disajikan diatas hot plate, dan pada saat makanan tersebut diantar ke meja, dagingnya masih mentah. Jadi kita harus masak dulu dagingnya (dan juga sayurannya) sampai matang, campur dengan bumbu yang disediakan terpisah di meja, baru disantap.

Rasanya? Luar biasa! Enak sekali. Bumbunya terasa meresap di daging dan rasanya nikmat sampai gigitan daging terakhir. Saya juga sempat mencoba chicken bulgogi-nya istri dan juga enak. Bulgogi set tersebut disajikan dengan satu mangkuk nasi, dan satu mangkuk sup kimchi yang rasanya juga enak, walaupun banyak biji cabe-nya, jadi bagi Anda yang kurang suka cabe, jangan terlalu banyak minum sup-nya.

Harganya juga lumayan murah untuk ukuran restoran Korea di Singapura, harga set chicken bulgogi adalah $7.90, sedangkan yang beef $1 lebih mahal. Selain itu, mereka juga menyediakan Korean Rib-Eye Steak dengan harga $15.90 (untuk set). Daftar menu dan harganya bisa dilihat disini.

[English version]

Friday, July 14, 2006

Singapura: Surga untuk Penggemar Makanan Indonesia

Sejak istri saya bergabung dengan milis indosing-mums (ISM), milis untuk komunitas para perempuan Indonesia di Singapura, beliau jadi makin banyak berkenalan dengan banyak orang Indonesia di Singapura, dan tidaklah mengherankan jika kebanyakan para anggota komunitas tersebut adalah juru masak yang ahli. Makanya, saya berani bilang bahwa tidaklah sulit untuk mencari makanan Indonesia yang enak di Singapura.

Ada dua alasan. Yang pertama, sekarang telah banyak tempat makan yang menyajikan masakan Indonesia yang enak dan murah di Singapura. Beberapa tahun yang lalu, kita harus mengeluarkan banyak uang yang bisa menipiskan dompet untuk bisa menikmati makanan Indonesia di restoran terkenal kelas atas seperti Sanur, Tambuah Mas, Desa Kartika ataupun House of Sundanese Food. Sekarang, telah banyak menjamur tempat makan kelas menengah yang menyajikan makanan Indonesia yang murah dan enak, seperti Es Teler 77, Ayam Penyet Ria, Kantin Aneka dan Ayam Bakar Ojolali. Restoran-restoran kelas menengah tersebut juga menyediakan makanan Indonesia seperti ayam bakar, ayam goreng, gado-gado, empek-empek, batagor dan masakan Indonesia lainnya, dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di restoran-restoran kelas atas tadi.

Apa alasan keduanya? :) Banyak teman-teman Indonesia kita di Singapura, yang juga ahli masak. :) Jadi, sudah bukan hal yang aneh lagi melihat istri saya memesan makanan tertentu dari teman-temannya (tergantung specialty-nya), makanan yang mungkin jarang bisa ditemukan di tempat makan di Singapura. Dapur Bunda-nya Inong, adalah salah satunya. Lokasinya yang cukup dekat dari rumah (cuma sekitar 10 menit) memudahkan kita untuk memesan makanan, dan saya tinggal datang ke lobby apartemennya untuk mengambil makanannya, sekalian melakukan pembayarannya. Beberapa jenis makanan yang pernah kita pesan dari Dapur Bunda adalah Strawberry Tiramisu Cake dan Martabak Coklat Keju.

Beberapa hari yang lalu, istri saya juga memesan chilli crab dari salah seorang temannya, Nisi, dan saya berani bilang kalau ini adalah salah satu chilli crab terenak yang pernah saya coba. Rasanya jauh lebih nikmat dibandingkan chilli crab yang biasa kita beli dari Al-Ameen. Istri saya tinggal kontak lewat Yahoo! Messenger untuk memesan chilli crab itu, dan saya tinggal mampir sebentar ke tempatnya di sekitar West Coast untuk mengambil makanannya, sekaligus melakukan pembayarannya.

Selain itu, Alhamdulillah, saya juga sudah sempat mencoba Tongseng Mela Kumis-nya Mela, dan tentu saja sate Braddell-nya Hany, yang hingga saat ini masih merupakan sate terbaik di Singapura. :) Jika Anda memperhatikan, hampir semua ahli juru masaknya adalah teman-teman istri saya di ISM, jadi hanya sekedar saran untuk teman-teman pria saya: jika Anda sekarang tinggal di Singapura bersama istri (dan anak) Anda, pastikan istri Anda untuk bergabung ke ISM!

Yang paling asyik, kadang-kadang kita bisa menikmati makanan itu dengan gratis. Benar! Biasanya kesempatan itu datang pada saat gathering komunitas ISM, seperti ini contohnya, biasanya kita akan "dimanjakan" dengan begitu banyak makanan yang disediakan disana. Kadang-kadang, saya dan istri saya juga mendapatkan undangan dari salah seorang teman istri saya (yang juga kadang-kadang adalah teman blogger kita juga), untuk datang ke rumahnya dan mencoba specialty-nya.

Jadi... siapa yang bilang kalau tinggal di Singapura itu membosankan? :) :)

[English version]

Monday, July 10, 2006

Gathering Indo-Sing di Restoran Ayam Bakar Ojolali

Hari Minggu (10 Juli 2006) kemarin, saya dan anak-anak ikutan acara gathering Indo-Sing sekalian makan siang di restoran Ayam Bakar Ojolali, yang terletak di lantai tiga Lucky Plaza, Singapura. Kita sampai ke restoran tersebut sekitar jam 1:30pm, sekitar setengah jam terlambat dari jadwal. Disana sudah ada Sigit Sukrisno Aji dan keluarga (Narind dan Max), Kang Muda Ikhsan, Willy Widiatmoko dan Emir Faisal. Mbak Ekky dan putrinya, Theresa, menyusul tidak lama setelah kita sampai. Sayangnya Ichan, yang sebenarnya salah satu penggagas acara ini, malah tidak bisa datang, karena ada last minute change, katanya. *huu, penonton kecewaa* :D :D

Walaupun peserta gathering ini tidak sebanyak peserta gathering sebelumnya di Kantin Aneka, tapi hal ini tidak mengurangi keasyikan kita untuk ngobrolin segala macam, termasuk aktifitas waktu senggang Kang Muda Ikhsan yang menarik: nyupir pesawat. :) Max, putranya Sigit, juga begitu senang bisa bermain dengan Inka dan Irza. Mungkin karena biasa di rumah sepi sendirian, musti banyak diajak keluar jalan-jalan tuh Git. :)

Menu yang disediakan cukup beragam, dan semuanya khas masakan Indonesia. Untuk Inka dan Irza, saya pesankan ayam goreng khas Ojolali, sedangkan saya sendiri memesan gado-gado. Kebetulan juga minuman favorit Inka dan Irza, milo dinosaurs, juga disediakan disana.

Foto-fotonya bisa dilihat disini.

[English version]

Sunday, July 09, 2006

Kabar Gembira dari Switzerland

Kabar gembira. :)

Telah lahir, putri kedua dari pasangan Tata dan Wati, rekan blogger kita yang bermukim di Geneva, Switzerland. Nadia Aulia Yusuf, lahir pada hari Senin, 3 Juli 2006, jam 21:03 CET (waktu Switzerland) di Rumah Sakit La Tour, Meyrin, Geneva, dengan berat 3,08 kg dan tinggi 47 cm.

Atas nama pribadi dan keluarga, saya mengucapkan selamat dan turut berbahagia kepada Tata dan Wati atas kelahiran putri kedua mereka. Dan ucapan selamat juga dari Inka dan Irza untuk Kakak Annisa atas kelahiran adik kecilnya. Bilang sama Papa dan Mama, jangan menyerah untuk terus berusaha mendapatkan adik laki-laki untuk Annisa. :) :)

Informasi lebih lengkap bisa didapat disini.

[English version]

Tuesday, July 04, 2006

Jalan-jalan ke KL

Tanggal 24-25 Juni 2006 yang lalu, saya dan Irza jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk sekedar sightseeing. Kebetulan kantor mengadakan acara weekend tour ke Kuala Lumpur dengan menggunakan bus, sehingga saya dan Irza memutuskan untuk ikut bersama rekan-rekan kantor saya, sementara Inka tinggal di rumah dengan mamanya.

Hari Sabtu (24/6) jam 6:30 pagi, saya dan Irza harus sudah meninggalkan rumah, karena harus sampai di kantor jam 7 pagi. Perlu diingat, untuk waktu Singapura, jam 6:30 pagi itu masih gelap, mengingat matahari baru terbit jam 7 pagi. Bus pariwisata VIP coach dengan nomor polisi Singapura PZ 1257 T itu berangkat meninggalkan Science Park sekitar jam 7:15am, dan langsung menyusuri Ayer Rajah Expressway (AYE) ke Tuas checkpoint, pintu gerbang Singapura di bagian barat. Antrian di checkpoint lumayan panjang untuk bus (padahal berangkat udah sepagi mungkin), dan bus baru meninggalkan Tuas sekitar jam 8-an.

Bus kemudian melewati jembatan Tuas Second Link sebelum akhirnya menyusuri North-South Expressway ke arah Kuala Lumpur. Bus sempat berhenti di perhentian Yong Peng, memberikan kesempatan kepada mereka yang belum sempat sarapan untuk sarapan disana. Foto-foto di dalam bus selama perjalanan dari Singapura ke Yong Peng bisa dilihat disini, sedangkan foto-foto di Yong Peng bisa dilihat disini.

Dari Yong Peng, bus melanjutkan perjalanan ke daerah Ayer Keroh, Melaka, dan singgah di Restoran Lee, sebuah restoran Cina yang halal. Kita sampai ke restoran tersebut sekitar jam 12 siang, pas waktu-nya makan siang. Disana, kita menikmati santap siang yang sudah termasuk biaya tour, dengan makanan khas Cina yang enak-enak. Foto-foto di restoran tersebut bisa dilihat disini.

Setelah selesai makan siang, kita melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur. Sesampainya di Kuala Lumpur sekitar jam 2 siang, semuanya langsung check-in ke Hotel Istana, sebuah hotel berbintang lima di kawasan Bukit Bintang, tepatnya di Jalan Raja Chulan, tidak jauh dari stasiun monorail Raja Chulan. Saya dan Irza mendapatkan kamar hotel di lantai 5, dengan view ke arah jalur track monorail. Irza senang sekali melihat dan memfoto monorail yang lewat di depan hotel. Foto-foto di kamar hotel itu bisa dilihat disini.

Setelah check-in, acara kita bebas karena city tour Kuala Lumpur baru akan dimulai keesokan pagi-nya. Setelah istirahat di kamar hotel sebentar, saya dan Irza langsung memulai petualangan berkeliling Kuala Lumpur. Tujuan pertama kita adalah Berjaya Times Square, yang terletak di Jalan Imbi, tidak jauh dari hotel, hanya berjarak dua stasiun monorail saja. Jadi kita berjalan menyeberang Jalan Raja Chulan di depan hotel ke stasiun monorail Raja Chulan, dan dari sana naik monorail ke stasiun Imbi, yang terletak pas di depan Berjaya Times Square. Irza tidak perlu membeli tiket untuk naik monorail, hanya orang dewasa saja yang perlu membayar tiket. Sistemnya mirip dengan sistem farecard di MRT Singapura sebelum berpindah ke sistem EZ-Link yang baru, jadi waktu berangkat, tiketnya dimasukkan ke gate lalu diambil lagi, baru kita bisa melalui gate masuk. Di gate keluar, kita masukkan tiketnya dan tidak akan dikembalikan lagi.

Berjaya Times Square ini adalah sebuah mega shopping mall yang besar, yang dilengkapi dengan indoor theme park di dalamnya. Mirip dengan Bandung Super Mall, tapi dengan skala yang lebih besar. Dulu juga kita sudah beberapa kali mengunjungi mall ini kalau pas ke Kuala Lumpur. Sayangnya, Irza (dan Inka juga, dulu) tidak suka dengan suasana indoor theme park yang terlalu bising itu, terutama jika roller coaster-nya sedang berjalan. Sehingga akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Mines Wonderland, evening theme park yang terletak di daerah Serdang, selatan Kuala Lumpur.

Kita naik monorail dari stasiun Imbi ke stasiun KL Sentral, pusat interchange bus dan kereta api di Kuala Lumpur. Stasiun monorail KL Sentral ini terletak agak jauh dari gedung utama stasiun KL Sentral, jadi harus jalan dulu sedikit melewati lorong pasar yang mirip lorong pasar Bugis di Singapura. Di gedung utama KL Sentral, kita langsung mencari loket untuk membeli tiket KTM Komuter ke Serdang. Berbeda dengan tiket monorail, untuk tiket KTM Komuter ini, anak-anak pun harus membayar.

Setelah membeli tiket, kita langsung mencari pintu masuk ke stasiun KTM Komuter. Dari peta jalur KTM Komuter, terlihat bahwa untuk menuju Serdang, kita harus naik kereta api KTM Komuter tujuan Seremban, di platform 6. Jadi kita segera turun eskalator menuju platform yang dituju. Di platform, ada display yang menampilkan estimasi jadwal kedatangan kereta, yaitu jam 17:24. Eh, ternyata baru sepuluh menit kemudian, sekitar jam 17:35 kereta apinya baru datang. :(

Ternyata, kereta api KTM Komuter itu penuhnya minta ampun. Kita terpaksa berdesak-desakan di antara para penumpang yang berdiri. Saya segera memasukkan dompet dan handphone ke dalam tas, mengingat transportasi umum Kuala Lumpur sudah terkenal dengan para pencopetnya. Untungnya Irza diberi tempat duduk oleh salah seorang penumpang yang kasihan melihat Irza berdiri terimpit-impit.

Perjalanan kereta api dari KL Sentral ke Serdang membutuhkan waktu sekitar 20 menit, melewati stasiun Mid Valley yang terletak di depan pusat perbelanjaan terkenal, Mid Valley Megamall. Sesampainya di stasiun Serdang, stasiun terbuka yang mirip stasiun kecil di sepanjang jalan kereta api Jakarta-Cikampek, kita langsung menaiki jembatan penyeberangan untuk menyeberang Jalan Sungai Besi ke tempat perhentian water taxi yang terletak pas di seberang stasiun. Dari sana, kita langsung naik water taxi, menyusuri danau dan kanal menuju Mines Shopping Fair, sebuah shopping mall bernuansa unik ala Venesia, dimana terdapat jalur kanal / sungai yang membelah mall tersebut. Dan water taxi yang kita tumpangi langsung masuk ke dalam shopping mall tersebut, dan berlabuh di salah satu dermaga di dalam mall itu. Foto-foto perjalanan kita dari hotel naik monorail, kereta api KTM Komuter dan water taxi ke Mines Shopping Fair bisa dilihat disini. Sayang, kita tidak sempat bikin foto waktu perahu tersebut berlabuh di dermaganya.

Pintu masuk Mines Wonderland terletak tepat di samping shopping mall itu. Biaya tiket masuk ke Mines Wonderland ternyata mahal. Untuk dewasa, tiketnya seharga RM32 (sekitar S$13 atau 80 ribu rupiah), sedangkan untuk anak-anak, tiketnya seharga RM21 (sekitar S$9 atau 52 ribu rupiah). Walah, tadinya udah mau ngga jadi masuk, tapi kan sayang udah jalan jauh-jauh kesana, akhirnya kita memutuskan untuk masuk juga. Dengan berbekal kupon diskon 10% pada brosur yang saya dapatkan dari hotel, saya hanya perlu membayar RM48 (dari harga resmi RM53) untuk satu dewasa dan satu anak.

Mines Wonderland sendiri adalah sebuah theme park yang sederhana, kalah jauh jika dibandingkan Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol, atau Genting Theme Park di Genting, Kuala Lumpur. Area-nya juga kecil, tidak sebesar Dufan atau Genting. Walaupun demikian, itu tidak mengurangi keasyikan Irza untuk mencoba semua atraksi yang ada. Kita naik kereta api Unity Train, tram Road Tram dan mobil antik Vintage Car keliling area theme park. Dari kereta api Unity Train, kita bahkan bisa melihat harimau putih dan harimau belang yang ada di sebuah kebun binatang mini di sepanjang jalur kereta api. Irza juga sempat mencoba roller coaster kecil disitu, dan sebagai penutup, kita juga menonton atraksi Musical Fountain, pertunjukan air mancur dan sinar laser yang kelihatan mirip dan meniru atraksi Musical Fountain di Sentosa. Setelah itu, kita kembali ke Mines Shopping Fair dan membeli ayam goreng KFC untuk dibawa pulang ke hotel, sebelum akhirnya naik taksi dari sana langsung ke hotel. Harga taksi dari Mines Shopping Fair ke pusat kota Kuala Lumpur adalah RM 30, dan harga-nya fixed dan tidak menggunakan meter. Foto-foto di Mines Wonderland bisa dilihat disini.

Besok paginya, kita sarapan di hotel (foto-fotonya disini) sebelum memulai city tour dengan menggunakan bus yang sama. City tour tersebut dimulai dengan mengunjungi sebuah pabrik coklat bernama QS Chocolate Factory, yang terletak di daerah Jalan Imbi. Disitu, kita bisa mencoba (sampling) coklat-coklat yang dibuat disana. Sayangnya, harga-nya masih terhitung mahal, mungkin karena memang tempat ini kelihatannya diperuntukkan bagi para turis. Saya hanya membeli satu boks coklat saja, mengingat Irza yang suka banget sama coklat itu. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Setelah itu, kita mengunjungi Istana Negara, yang terletak di Jalan Istana, Kuala Lumpur. Istana ini adalah tempat tinggalnya raja Malaysia, Yang Di Pertuan Agong. Tentu saja kita tidak bisa masuk ke dalam Istana, melainkan hanya foto-foto saja di luar gerbangnya. Foto-fotonya bisa dilihat disini.


Dari Istana, kita melanjutkan perjalanan ke Tugu Negara, yang terletak di kompleks Taman Tasik Perdana, tidak jauh dari gedung Parlimen, Kuala Lumpur. Disana kita melihat tugu peringatan yang dibangun untuk mengenang para pahlawan Malaysia yang gugur pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945. Juga ada tugu yang menampilkan tujuh orang tentara Malaysia, dikelilingi oleh kolam yang lengkap dengan air mancurnya yang menari-nari. Irza senang jalan-jalan dan difoto disana. Foto-fotonya bisa dilihat disini.

Dari Tugu Negara, kita kemudian tour dengan bus melewati beberapa tempat bersejarah lainnya, seperti gedung stasiun kereta api lama, Dataran Merdeka, gedung Sultan Abdul Samad dan beberapa gedung lainnya, walaupun kita hanya melihatnya dari bus dan tidak turun untuk mengambil foto.

Bus kemudian melanjutkan perjalanan ke Mid Valley Megamall, dan setelah sempet muter-muter jauh ke arah Bangsar karena supir bus-nya ngelewatin satu belokan, kita sampai ke Mid Valley Megamall sekitar jam 11. Wah, kita diberi waktu sekitar 3 jam sampai jam 2 siang, untuk jalan-jalan sekaligus makan siang. Saya akhirnya membawa Irza ke MegaKidz di lantai atas. MegaKidz ini adalah sebuah indoor playground yang besar, untuk anak-anak bermain luncuran dan panjat-panjatan, mirip seperti yang di Parkway Parade atau Downtown East kalau di Singapura. Setelah Irza puas bermain disana, kita kemudian makan siang di Food Junction food court di lantai yang sama. Foto-foto di MegaKidz bisa dilihat disini.

Setelah selesai makan, kita kemudian ke lantai basement untuk membeli Dunkin Donuts yang tidak ada di Singapura, dan roti Bread Talk yang ternyata halal di Malaysia, sebelum kembali ke tempat kita dijemput oleh bus untuk perjalanan kembali ke Singapura.

Seluruh foto-foto selama perjalanan ke Kuala Lumpur tersebut bisa dilihat disini.

[English version]