Tuesday, February 28, 2006

Migrasi dari Doneeh ke Oggix

Selama ini, saya cuma nemu dua penyedia jasa replyable shoutbox yang bagus, dan dua-duanya ternyata bikinan orang Indonesia *bangga*. Yang satu adalah Doneeh, yang saya pake dulu, dan yang satu lagi adalah Oggix, yang saya pake sekarang.

Doneeh adalah penyedia jasa shoutbox pertama yang saya pake. Pemakaiannya cukup mudah, control panel-nya juga user friendly, memudahkan saya untuk membalas setiap comment yang masuk. Kelemahannya, entah kenapa, customisation-nya ndak jalan. Jadi saya ndak bisa merubah font atau warna dari shoutbox-nya. Udah dicoba beberapa kali, dan tetep gagal. :(

Saya tanya teman saya JefRi, yang juga kebetulan pake Doneeh tapi tidak mengalami problem yang sama dengan saya (saya liat shoutbox-nya dia bisa warna-warni). Dia bilang kalau dia punya account di Doneeh udah lama, cuma memang baru dipake sekarang. Dan problem yang saya punya ini kayaknya dialami juga oleh rekan-rekan lain yang juga punya account baru di Doneeh. Jadi kayaknya problem ini cuma dialami oleh pemegang account baru, bukan account lama. :(

JefRi menyarankan saya untuk menggunakan Oggix. Saya memang dari dulu udah memikirkan untuk mencoba Oggix, sejak saya melihat Teh Inong juga menggunakan Oggix di blog-nya, dan memang kelihatan bagus sekali.

Tetapi ketika saya mencoba mendaftar di Oggix, saya juga sempat mengalami problem! Entah kenapa, saya tidak pernah menerima e-mail konfirmasi dari server Oggix setelah saya register. Saya udah coba beberapa e-mail account, hasilnya sama. Untungnya, pada suatu hari "keberuntungan", saya coba register lagi pake account GMail saya, dan alhamdulillah ternyata bisa. :) Mungkin sysadmin-nya udah ngebenerin program sendmail di servernya? :)

Control panel-nya Oggix terasa lebih mudah digunakan dibandingkan Doneeh. Dan satu lagi kelebihannya, adalah support Avatar, gambar kecil yang bisa muncul disamping komentar yang di-posting.

Dan voila, hasilnya adalah seksi "Komentar" yang bisa Anda lihat di sebelah kanan ini, kotak shoutbox yang lucu dan berwarna-warni, yang bisa Anda gunakan untuk menyimpan pesan atau komentar untuk saya. Selamat mencoba!! :)

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Teu Tanggung Jawab

Ini dicomot dari milis sebelah, terima kasih buat Kang Muda Ikhsan. Mohon maaf bagi yang tidak mengerti bahasa Sunda. :)

TEU TANGGUNG JAWAB.

Ieu carita hiji indung jeung anakna di Denmark.
Si anak ngarana Mickyo, katelah budak bageur pisan.
Maranéhanana kacida beungharna, boga kebon buah aya hektarna.
Hiji mangsa si indung ngageroan anakna:

"Mickyo pang ngalakeun buah di kebon belah kalér, sigana mah geus baleuneur "
"Mangga Ibu", ceuk si Mickyo bari jeung hormat.
"Ulah poho mawa karung keur wadah buahna"
"Mangga", ceuk si Mickyo .

Deregdeg si Mickyo lumpat ka kebon bari jeung mamawa karung,
tuluy nérékél naék tangkal buah anu leubeut kacida.
Teu kungsi lila si Mickyo ningali ka handap, aya nu datang sapasang remaja,
sigana mah rék bobogohan di handapeun tangkal buah anu suni.
Gék maranéhanana dariuk persis dihandapeun tangkal buah pisan.
Tapi katingalina lain bobogohan biasa, dasar urang Denmark, ieu mah leuwih ti kitu !
Atuh puguh wéh si Mickyo budak bageur téh ngadarégdég samar polah.
Kapaksa manéhna cicing ngahénén teu soraan pisan :

"Kang kikieuan téh, urang tos sababaraha kali"
"Naha kunaon kitu, da budaya urang mah biasa !?"
" Har ari si Akang, urang ngalakukeun kieu téh dosa"
"Ah tenang nyai, dosa mah urusan anu di luhur"

Si Mickyo ngarénjag asa teu milu saham:

"Éh deuleu, kuring mah ngan ukur ningali wungkul, teu pipilueun pisan!!!"

Nyanggakeun Ceuleukeuteukna, kanggo ngahibur kulawarga Ceuleukeuteuk .

Snow City

Hari Sabtu (25/2) kemarin, kita sekeluarga beserta Ene (ibu saya, nenek-nya anak-anak) pergi ke Parco Bugis Junction. Kita pergi ke Seiyu dengan tujuan nyari sepatu putih buat Inka, mengingat sepatunya yang dulu beli di Queensway Shopping Center udah rusak. Padahal baru dua bulan dipake sekolah. Maklum lah sepatu murah, waktu itu beli cuma $9 di Queensway. :) Seperti biasa, setiap kunjungan ke Bugis pasti tidak pernah melewatkan kunjungan ke tempat mainan Whimsy di Seiyu lantai 3 (gambar kiri atas).

Ternyata, di Seiyu pilihan sepatunya cuma sedikit, dan tidak ada satupun yang cocok buat Inka. Akhirnya kita pergi ke Suntec City, dan ngubek-ngubek toko sepatu olahraga "Why Pay More" di lantai dua. Tetep ndak ketemu. Akhirnya kita makan siang dulu di KFC basement, dan sempet bawa Irza ke playground di lantai 3 (gambar kanan), sebelum akhirnya bisa dapet sepatu Inka di Bata. Hehehe... ujung-ujungnya malah sepatu bikinan Indonesia yang cocok. :D

Hari Minggu besoknya (26/2), kita sekeluarga mengajak Ene ke Snow City, di Jurong East. Soalnya memang kita semua belum pernah kesana, kecuali Inka yang udah pernah kesana dengan teman-teman sekolahnya. Sekalian ngajak Ene merasakan dinginnya udara salju. :)

Karena pagi-nya seperti biasa harus ngantar Inka les, ke Snow City-nya agak siang, nargetin session yang jam 12:45pm. Sekitar jam 12:15pm udah nyampe, dan langsung beli tiket. Harga tiketnya $12 per orang, tapi karena kita punya kartu kredit HSBC, harga tiketnya didiskon hingga cuma $8 per orang. Lumayan. :) Tips: kalo mau berkunjung ke Snow City, cek dulu daftar list promosi yang disediakan, siapa tau bisa dapet diskon menggunakan salah satu kartu yang ada dalam list tersebut.

Sepatu boot, sarung tangan dan jaket disediakan, walaupun untuk sarung tangan, ada biaya rental tambahan sebesar $1.50 per glove. Dari rumah harus udah siap pake baju hangat dan kaus kaki. Sebelum masuk ke arena, masuk dulu ke daerah "transisi" dengan suhu 10 derajat celcius. Ini membantu supaya badan bisa adaptasi dengan udara dingin, sebelum masuk ke arena Snow City yang suhunya minus 5 derajat celcius.

Setelah masuk ke dalam, baru deh terasa suhu yang bener-bener dinginnya. Saljunya licin jadi harus agak hati-hati kalo berjalan. Irza sebelumnya agak takut-takut, tapi setelah adaptasi, dia malah yang paling berani lari-lari di atas salju (kita mah takut da bisi jatoh tea). Ada playground kecil dengan luncuran, juga ada snowman. Anak-anak sih senengnya pada maen-maen deket snowman ama lempar-lemparan bola salju.



Sementara Ene dan istri asyik meluncur di slope, dari atas ke bawah. Saya sendiri nyobain cuma sekali dan kayaknya ogah mau nyobain lagi. :P Bukan apa-apa, meluncurnya bener-bener cuma duduk di atas ban karet kecil dan luncurannya tidak bisa dikendalikan (tidak seperti toboggan Sentosa Luge), jadi kalo terguling jatuh dari ban, ya terguling lah. :D

Foto-foto lainnya di Snow City bisa dilihat disini. Mohon maaf kualitas fotonya ngga begitu bagus karena menggunakan handphone, saya ndak berani bawa video camera saya kesana takut rusak karena suhu di bawah titik beku. :)

Sepulangnya dari sana dan udah nyampe ke rumah, herannya anak-anak masih belum keliatan capek. Akhirnya, sore-nya masih disempetin untuk berenang di kolam renang di kompleks apartemen. Irza malah sempet maen di playground kompleks apartemen sebelum akhirnya bergabung dengan Inka dan Ene untuk berenang.
Foto-foto Inka dan Irza di kolam renang, juga di playground di kompleks apartemen, bisa dilihat disini.
Versi Bahasa Inggris dari posting ini bisa dilihat disini, disini dan disini.

Saturday, February 25, 2006

Makan malam di Al-Azhar Bukit Timah

Hari Kamis malam (23/2) kemarin, saya mengajak ibu saya dan keluarga saya makan malam bersama di coffee shop Al-Azhar, seberang Bukit Timah Shopping Center/Beauty World Center. Al-Azhar dan Al-Ameen adalah dua coffee shop favorit yang sering dikunjungi oleh keluarga kami. Kedua coffee shop itu letaknya berdekatan, di deretan banyak tempat makan dan coffee shop sepanjang Cheong Chin Nam Road, jalan kecil sejajar dengan Upper Bukit Timah Road. Kalo Al-Ameen itu letaknya di ujung selatan, pas depan Beauty World Center, Al-Azhar letaknya agak sedikit ke arah utara, pas depan Bukit Timah Shopping Center.

Malam itu, saya mencoba nasi goreng spesial Al-Azhar, sedangkan istri tetap setia dengan roti prata duren-nya. Anak-anak juga tiap kali kesana pasti tidak pernah lupa pesan minuman kesayangan mereka, milo dinosaurs, selain juga memesan roti prata, tentu saja. Irza memesan tissue prata kesukaannya. Ibu saya juga memesan roti prata, sedangkan istri juga memesan roti john ayam untuk di-share bersama. Irza yang kekenyangan setelah makan roti prata tisu, langsung tidur di pangkuan Ene. :)

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Inka sekolah



Ene (ibu saya, nenek-nya anak-anak) excited banget melihat cucu pertamanya, Inka, yang sudah masuk SD (primary school kalo disini). Beliau sengaja menunggu Inka datang naik school bus dan siap-siap foto Inka sewaktu turun dari school bus masih mengenakan seragam sekolahnya. Mungkin buat dicetak untuk kenang-kenangan pas di Indonesia. :)

Kenang-kenangan dari KK Hospital

Selama Irza dirawat di CICU (Children's Intensive Care Unit)-nya KK Hospital, saya tidak boleh ambil foto, walaupun hanya dengan handphone saya. Harus minta ijin kepala perawat, katanya. Walah, males banget. Tapi istri sih cuek, tetep aja dia jepret Irza pas kebetulan perawat-nya lagi ndak ngelihat. Di samping kiri ini foto waktu Irza masih dirawat di ICU, sedangkan yang di kanan bawah ini setelah Irza dipindahkan ke ward (ruangan) biasa.

Pas hari terakhir di rumah sakit, Irza malah sempet jalan-jalan ke playground nya KKH Hospital di lantai 3, tepatnya di tengah-tengah antara Children's Tower dan Women's Tower. Udah ndak keliatan kayak yang lagi sakit, main-main kesana kemari. Bahkan beberapa petugas rumah sakit yang kebetulan lalu lalang di lantai itu heran melihat Irza yang ngga keliatan sakit sama sekali, asyik main di playground rumah sakit dengan pakaian pasien. :)

Foto-foto Irza selama di rumah sakit, termasuk di playground-nya, bisa dilihat disini.

Monday, February 20, 2006

Irza sudah kembali ke rumah

Alhamdulillah, hari ini (Senin, 20/2), Irza sudah discharged dari KK Women's and Children's Hospital dan sudah kembali ke rumah. Kondisinya saat ini udah semakin stabil, bahkan sudah hampir bisa dibilang kembali ke kondisi sebelum sakit. Paling tidak, nakal dan keras kepalanya udah kembali normal seperti sebelum waktu sakit. :) Terima kasih atas doa dari rekan-rekan semuanya.

Hari Minggu (19/2) kemarin, hasil kultur/pembiakan LP sudah keluar, dan alhamdulillah, tidak terlihat ada perkembangan bakteri/virus di dalamnya. Sehingga, sudah 100% confirmed bahwa Irza tidak menderita meningitis (radang/infeksi otak). Walaupun demikian, dokter menyarankan Irza tetap tinggal di rumah sakit paling tidak satu hari lagi, untuk meyakinkan bahwa demamnya tidak tinggi lagi dan kejangnya tidak kambuh lagi. Memang hari Sabtu (18/2) malam sebelumnya, demam Irza mendadak naik lagi, menunjukkan adanya viral infection (infeksi virus) di dalam tubuhnya (tapi bukan di otak), sehingga masih harus terus dimonitor in case demamnya tinggi lagi, dan menyebabkan kejangnya kambuh lagi.

Alhamdulillah, selama dua hari terakhir (Minggu dan Senin), panas demamnya tidak kembali lagi (suhu tubuh terus normal), dan juga tidak pernah kejang lagi. Sehingga dokter akhirnya memperbolehkan Irza pulang hari ini (Senin, 20/2). Namun, dokternya mengingatkan bahwa kejangnya bisa kambuh lagi setiap saat, sehingga sangat penting untuk menjaga dan mengontrol suhu tubuh Irza kalau demam. Oleh karena itu, paracetamol sangat penting dan harus sedia setiap saat, dan diberikan ke Irza begitu Irza demam karena sebab apapun (misalnya infeksi virus). Hal ini penting untuk menjaga agar kejangnya tidak kambuh lagi.

Dokter juga memberikan briefing pertolongan pertama jika kejangnya kambuh lagi: baringkan miring, jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut, dan berikan obat kejang yang dimasukkan dari dalam dubur jika kejangnya berkepanjangan. Namun, yang lebih penting adalah mencegah datangnya kejang, dengan selalu mengontrol suhu tubuh: berikan langsung paracetamol jika ada tanda-tanda demam.

Irza juga harus kontrol lagi ke dokter satu bulan setelah discharge, untuk memastikan tidak ada efek samping dari kejangnya. Dan mengingat dokter tidak pernah menyarankan test EEG, berarti dokternya yakin ini bukan kasus epilepsi (meskipun kemungkinan itu tetap ada, walaupun kecil sekali, kurang dari 1%).

Saat ini, Irza sudah kembali di rumah, bisa sempat main XBox kesayangannya (dia selama di RS maksa-maksa pengen maen XBox), dan sekarang sedang tidur beristirahat. Sekali lagi, terima kasih atas doa dan dukungan dari rekan-rekan semuanya, baik yang langsung datang berkunjung (terima kasih Dini, Nonong, Roger, Rebecca, teacher Hidayah dan teacher Mas), lewat e-mail, SMS (terima kasih Zul, Amel), telepon, chat (terima kasih Deden, Nadia, Rachel), dan blog (terima kasih Teh Inong).

Saturday, February 18, 2006

Irza masuk ICU :(

Irza dirawat di KK Women's and Children's Hospital sejak hari Kamis (16/2) malam lalu. Langsung masuk ICU dari emergency, sebelum hari ini (baru aja tadi siang) dipindahkan ke HD (High Dependancy) ward.

Hari Kamis siang kemarin, Irza pulang sekolah memang agak demam. Tapi demamnya tidak terlalu tinggi, jadi istri saya tidak memberikan obat penurun panas. Tiba-tiba, Irza mendadak kejang, mata mendelik keatas, dan tidak merespon panggilan. Istri saya langsung membawa Irza ke klinik Cheong di dekat rumah, setelah minta bantuan tetangga yang punya mobil untuk mengantarkan ke klinik.

Dokter di klinik memberikan obat untuk mengurangi demam dan kejangnya, kemudian langsung membuat surat pengantar untuk me-refer Irza langsung ke KK Women's and Children's Hospital (KKH). Kita langsung membawa Irza kesana, dan langsung dicek oleh dokter di bagian Children's Emergency di lantai basement 1. Ternyata Irza masih kejang sewaktu obat anti-kejang yang diberikan dokter klinik di-reverse, sehingga dokter di bagian emergency melakukan tindakan untuk menghentikan kejang nya tersebut. Karena kejang berkepanjangan, Irza mengalami kesulitan bernafas sehingga kandungan oksigen di dalam darah kurang, kalah banyak oleh kandungan karbon dioksida yang seharusnya dikeluarkan, sehingga pernafasan Irza terpaksa dibantu oleh ventilator. Darah diambil untuk diperiksa, juga dilakukan X-Ray/rontgen.

Setelah kondisi Irza lebih stabil (setelah tindakan di emergency), Irza kemudian di-admitted ke Children Intensive Care Unit (CICU) di lantai 2, dengan diagnosa sementara kemungkinan injury di otak (brain injury), infeksi/radang otak (brain infection), atau kejang karena demam panjang (pro-longed fever). Malam itu juga, Irza dibawa ke lantai dasar untuk CT Scan di bagian Diagnostic Imaging. Alhamdulillah, malam menjelang pagi, kita dapat berita gembira bahwa hasil CT Scan secara sekilas menunjukkan tidak ada tanda-tanda injury ataupun tumor di otak, walaupun harus menunggu sampai hari besoknya (kemarin, Jum'at 17/2) untuk menerima laporan resmi dari radiologi-nya.

Sampai Jum'at pagi, alhamdulillah kejangnya tidak kambuh lagi. Saya bicara dengan dokternya, kemungkinan tinggal dua: infeksi otak atau kejang karena demam biasa. Pagi-nya, dilakukan tindakan Lumbal Puncture (LP), yaitu mengambil sampel cairan dari sumsum tulang belakang. Antibiotik juga sudah mulai diberikan, jika dugaan infeksi pada otak ternyata benar.

Alhamdulillah Irza sudah mulai siuman hari Jum'at menjelang siang (setelah pingsan terus sejak kejang), walaupun masih kelihatan agak "mabuk" / drowsy, mata sayu dan bicara kurang jelas dan susah dimengerti. Siumannya Irza ini lebih cepat dari dugaan, sehingga sedikit mengurangi kemungkinan radang/infeksi otak, Insya Allah!

Dugaan ini didukung oleh berita baik lainnya yang diterima Jumat sore-nya, preliminary investigation ke hasil LP menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi pada otak. Walaupun demikian, akan dilakukan kultur/pembiakan di laboratorium untuk memastikan bahwa tidak ada bakteri/virus yang terkandung, untuk memastikan bahwa tidak ada infeksi pada otak, dan hasil akhir ini baru akan keluar dalam waktu 2-3 hari. Juga sudah ada hasil resmi dari radiologi bahwa hasil CT Scan menunjukkan tidak ada luka/injury ataupun tumor pada otak. Alhamdulillah!

Jum'at siang, adik saya Firman (yang kebetulan neurologist) datang dengan ibu saya (yang juga dokter). Ibu saya yang meminta Firman untuk datang ke Singapura untuk mengecek kondisi Irza. Firman menyempatkan diri bertemu langsung dengan Dr. Janil Puthuceary, dokter CICU yang in-charge atas Irza (thank you very much brother!).

Sabtu pagi, kondisi Irza semakin membaik. Bicaranya sudah mulai jelas dan bisa dimengerti, walaupun kelihatan masih "mabuk" dan mata masih sayu. Dokter kemudian memutuskan untuk memindahkan Irza dari CICU ke High Dependancy (HD) ward di lantai 6. Irza sudah bisa makan chicken rice pesanannya (yang dibeli dari kopitiam di lantai 1) dengan lahap, ditambah lagi dengan kue yang dikasih oleh nurse. Maklumlah, tidak pernah makan selama hampir dua hari, jadi ngga kebayang laparnya.

Dokter yang menangani Irza di HD ward mengatakan bahwa mereka hampir bisa me-rule out kemungkinan meningitis, walaupun kepastiannya masih harus menunggu hasil kultur LP yang baru akan keluar besok atau lusa. Juga ada kemungkinan ini adalah gejala awal dari epilepsi, tapi kemungkinannya kecil (1% saja). Kemungkinan terbesar (99%), ini adalah infeksi virus biasa, mengakibatkan demam, yang kemudian mengakibatkan kejang.

Saat ini, Irza masih dirawat di High Dependancy ward 65, bed 13, di lantai 6 Children's Tower KKH. Ada kemungkinan kalau kondisinya semakin membaik, mungkin besok atau lusa sudah akan dipindahkan di ward biasa. Mohon doa dari rekan-rekan semuanya, semoga penyakit Irza tidak serius (bukan radang/infeksi otak dan bukan epilepsi) dan semoga Irza cepat sembuh... mohon doa dari semuanya...

Tuesday, February 14, 2006

Singapore River Hongbao 2006

Hari Minggu pagi kemarin, 12 Februari 2006, seperti biasa saya mengantar Inka ke Jurong East Central, karena tiap hari Minggu pagi Inka ngambil les reading (membaca bahasa Inggris) di I Can Read (ICR). Tempat les-nya Inka ini ada di lantai 4 blok 130, Jurong East Street 13, dan untuk naik ke lantai 4 ini harus pake tangga, ndak ada lift. Kebayang kan olahraga tiap Minggu, naik tangga ke lantai 4... :)

Minggu kemarin, istri kebetulan pengen ikut nganter, karena rencana pengen sarapan berdua abis nge-drop Inka di ICR (kebetulan Irza masih tidur). Bingung mo sarapan kemana, akhirnya kita pergi ke Ayer Rajah Food Centre di West Coast Drive (lumayan jauh ya dari Jurong East?) :) Sarapan nasi lemak dan nasi sambal goreng, abis itu balik lagi ke Jurong East jemput Inka, terus pulang ke rumah.

Sore-nya, saya bawa Irza pergi ke acara pernikahan teman kantor saya, Azmi. Acara pernikahannya tipikal Melayu, di lantai dasar (void deck) flat HDB tempat dia tinggal, makanan ala Melayu seperti nasi briyani, rendang, dan kuih-muih Melayu. Irza agak kurang suka suasananya karena sound system-nya yang berisik banget. Tapi makanannya sedap euy.. :) Terutama rendangnya itu...

Dari tempat nikahannya Azmi, kita pergi ke Suntec City Mall. Jalan-jalan sebentar disana, terus kita naik free shuttle bus yang ke City Hall MRT. Si Irza seneng banget diajak jalan-jalan naik bus. Sampai City Hall, kita jalan ke Esplanade Park, sebelahnya Padang, lokasi tempat berlangsungnya Singapore River Hongbao, acara tahunan yang selalu diadakan pas perayaan Chinese New Year. Seperti biasa, yang dituju adalah tempat permainan anak-anaknya. Sayangnya Irza tidak mau banyak mencoba permainan yang ada disitu, cuma berani naik yang helikopter ama yang mobil-mobilan.

Kita juga beli beberapa mainan, sekaligus oleh-oleh buat Inka yang udah ndak sabar nunggu di rumah. Juga beli candy floss buat Irza, dan ice kachang buat sayah. ;) Sayangnya waktu sudah semakin sore, jadi kita ndak sempet explore semuanya, selain itu juga Irza udah mengeluh kecapean dan pengen pulang. Jadi akhirnya kita jalan kaki nyebrang Padang kembali ke bus stop depan City Hall MRT, terus naik shuttle bus kembali ke Suntec City. Kali ini, Irza lebih seneng lagi naik shuttle bus-nya karena kebagian duduk paling depan. Dan pas nyampe Suntec, nyempetin untuk berfoto di depan shuttle bus-nya. Kita juga sempet mampir ke Secret Recipe deket Carrefour buat beli kue buat yang nungguin di rumah.

Foto-foto Irza di event Singapore River Hongbao bisa dilihat disini.

Versi Bahasa Inggris dari artikel ini bisa dilihat disini.

Saturday, February 11, 2006

Keliling Orchard

Hari ini (Sabtu, 11 Februari 2006), saya dan keluarga pergi ke Orchard untuk beberapa urusan. Urusan pertama, ke Orchard Towers karena Inka perlu kesana untuk foto buat paspor-nya yang baru. Entah kenapa, sekarang pembuatan foto untuk perpanjangan paspor tidak lagi di kantin basement di kantor KBRI, tapi di-outsource ke sebuah perusahaan pembuatan foto yang berkantor di Orchard Towers (unit #05-19, lupa nama perusahaannya apa).

Berangkat dari rumah jam 10:30-an, sampai Orchard Towers jam 11-an. Setelah selesai proses foto, anak-anak mulai mengeluh lapar, jadi kita langsung ke Great World City buat makan di restoran KFC disana, kebetulan istri punya kupon diskon KFC. Disana juga saya sempet janjian ketemu ama Santoso Wibowo dan istrinya Vanessa, temen yang baru kenal di milis indo-sing. Lumayan lah kopdar sekalian kenalan ama temen baru. :)

Great World City ini adalah salah satu shopping mall yang cukup megah dan mewah, dan kelihatan kalo pangsa pasarnya lebih buat yang kelas menengah keatas, terutama ekspatriat bule-bule. Lokasi-nya satu kompleks sama service apartment yang mewah, juga ada tower perkantoran. Terlihat dari toilet-nya aja yang didekorasi gambar macem-macem (gambar sebelah kanan, mohon maaf gambarnya blur soalnya pake kamera HP). Sayangnya lokasinya yang agak jauh dari pusat belanja Orchard membuatnya tidak terlalu strategis, jadi tidak serame mall-mall di sepanjang Orchard atau di City Hall.

Setelah jalan-jalan sebentar di mall megah itu (plus ngajak anak-anak main di Timezone), kita mampir sebentar ke Starhub Redemption Centre di Killiney Road, buat redeem hadiah buku tulis notebook yang bagus dari Starhub. Dari situ, kita langsung ke Specialist Shopping Centre yang memang dekat dari situ. Inka sejak tadi di Timezone pengen dibeliin bubble gun, jadi tadi ngubek-ngubek bagian mainannya John Little, tapi ndak nemu. Padahal John Little lagi the great sale. *lirik aja foto di sebelah kiri* :)

Karena ndak ada disana, kita jalan nyebrang, lewatin Centrepoint ke OG Orchard, di Orchard Point. Akhirnya bubble gun yang dicari ketemu disana. Sekaligus juga beliin sendal buat Irza, karena sendal yang lama udah lusuh saking seringnya dipake. Saya ditelpon ama user Yahoo Auction yang mo ngambil voucher hotel yang saya jual ke dia, dan dia minta ketemuannya di Cineleisure, jadi terpaksa deh saya jalan dari Orchard Point ke Cineleisure. Dah urusan beres, balik lagi ke Specialist Shopping Centre ketemu rombongan yang laen, terus pulang ke rumah.

Wednesday, February 08, 2006

Ten Mile Junction (dan Causeway Point)

Kemarin malam (7/2), saya, istri dan anak-anak pergi ke Ten Mile Junction, shopping mall di daerah Bukit Panjang, tepatnya di perempatan antara Choa Chu Kang Rd dan Woodlands Rd. Mall ini juga merupakan sebuah stasiun LRT (light rail transit), bagian dari LRT Bukit Panjang Line. Dulu kita pernah berkunjung ke mall ini (dulu banget, mungkin dua/tiga tahun yang lalu), dan mall ini sepiiiii banget. Bener-bener isinya kosong, kecuali supermarket Shop N Save dan beberapa toko lainnya di lantai satu. Lainnya, bener-bener kosong. Mall-nya juga kayak yang ndak keurus, rasanya ndak "cerah" aja gitu, grim banget.

Nah, kemarin waktu kita kesana lagi, lumayan nih mall agak rame, walaupun masih belum serame Bukit Panjang Plaza yang juga ndak jauh dari situ. Jadi penasaran, ada apa sih disitu sekarang (dulunya kan nih mall sepi banget). Setelah masuk, oh ternyata yang bikin jadi "magnet" mall ini adalah supermarket Sheng Shiong, yang kayaknya memang baru buka setahun ini (dulu waktu kita terakhir kesini, belum ada). Ndak tau kenapa supermarket itu rame, tapi kayaknya sih karena harga-harganya yang mungkin lebih murah dibanding supermarket "ternama" seperti Cold Storage, Giant atau NTUC Fairprice. Tapi ndak tau juga ya, kita kemarin ndak masuk ke supermarketnya sih. :)

Ada juga food court di lantai dua, salah satu stall-nya stall Melayu yang jualan tahu goreng, tapi kita ndak sempet nyoba. :) Di lantai bawah ada restoran Hara Dim Sum yang bersertifikasi halal, tapi kita sih cuma beli snack-snack nya aja yang di-diskon karena udah malem (yang harganya $1 jadi 6o sen). Lumayan juga siomay-nya lumayan enak. :)

Selain itu juga ada beberapa education centre di lantai atas, dan ternyata sekolah lama Inka dan Irza, MMI (Modern Montessori International), juga ada cabang disana. Juga ada beberapa restoran lain di lantai bawah. Oh iya, mall ini memang cuma dua lantai aja. :) Ndak tau apakah supermarket Shop N Save masih ada disana apa engga (mengingat udah ada saingan si Sheng Shiong supermarket itu), kemarin ndak sempet cek.

Secara keseluruhan, Ten Mile Junction itu terasa "kelam", dan kayaknya perlu direnovasi kalo mau membuat mall-nya lebih live dan "cerah" kembali. Kita juga ndak berlama-lama disitu, abis beli snack dari Hara kita langsung kabur dan pergi ke mall lain, Causeway Point yang berlokasi di Woodlands, pas banget sebelah-nya stasiun MRT Woodlands.

Berbeda dengan Ten Mile Junction yang terasa "kelam", Causeway Point lebih terasa "live" karena memang selain mall-nya lebih gede, lokasinya juga strategis (pas sebelah stasiun MRT) dan ini adalah mall terbesar di utara Singapura. Anchor tenant-nya Metro department store, selain itu juga ada John Little, Kiddy Palace dan supermarket Cold Storage di basement. Karena udah agak malem nyampe-nya, kemarin ya kita cuma nyempetin jalan-jalan ke Metro (window shopping doang, kalo shopping, duit dari mana?), terus ke Kiddy Palace bentar. Saya nyempetin bawa Irza ke Timezone di lantai atas (tumben Inka ndak mau ikut), maen permainan bowling (bukan bowling beneran) favorit dia, sementara istri saya sama Inka belanja di Cold Storage, yang ternyata buka sampe jam 10:30pm (lumayan). :)

Irza sudah kembali sekolah

Alhamdulillah, setelah istirahat selama akhir minggu (weekend) kemarin, Irza sudah sembuh dan sejak Senin (6/2) kemarin sudah mulai sekolah lagi. Awal-awalnya sih sempet ogah-ogahan sekolah tapi pada akhirnya mau juga. Dan setelah kembali sekolah, naik bus sekolah dan ketemu teman-temannya, dia jadi merasakan lagi enaknya sekolah dan besok-besoknya, dia udah ndak ogah-ogahan lagi pas mau sekolah. :)

Inka juga so far masih bisa mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Pekerjaan rumah (homework)-nya menumpuk terus tiap hari, namanya juga primary school di Singapura, beda ama SD di Indonesia. :) Tapi sementara ini sih dia terus mengerjakan PR-nya tiap pagi (Inka kan sekolah siang), jadi kalau udah lewat jam 9, dia udah tau kalau sudah waktunya mengerjakan PR, dan akan gangguin dan minta Mama-nya untuk bantuin dia bikin PR. :)

Friday, February 03, 2006

Poliklinik Bukit Batok

Hari ini saya membawa Irza ke Poliklinik Bukit Batok, tidak jauh dari Bukit Batok Central, tempatnya West Mall, terminal bis dan MRT Bukit Batok, untuk memeriksakan sakit demamnya yang sudah 5 hari. Untungnya antrian tidak terlalu panjang, saya pre-register Irza jam 2:48pm, registration jam 2:50pm, dan jam 3:25pm udah ketemu dokter. Jadi cuma setengah jam nunggu.

Dokternya bilang sih kayaknya cuma infeksi virus biasa aja, cuma mungkin virusnya agak kuat dan menyerang tenggorokan, soalnya disertai batuk. Jadi cuma dikasih obat Promethazine (anti alergi, juga buat batuk dan pilek) dan Nurofen (obat penurun panas, paracetamol macam Panadol). Kirain harus periksa darah mengingat demamnya yang udah 5 hari, tapi katanya dokter ndak perlu, monitor lagi aja sepanjang akhir minggu ini, kalo Senin masih panas, periksakan ke dokter lagi.

Tadinya hari ini rencana mau sama istri ketemu gurunya Irza di PPIS Kindergarten (parent-teacher meeting), tapi karena Irza sakit terpaksa lah bagi tugas, saya bawa Irza ke poliklinik dan istri yang ketemu gurunya Irza.

Irza sakit :(

Irza sakit demam sejak hari kedua Tahun Baru Imlek (27 Januari 2006). Demamnya cukup tinggi, mencapai 40,5 derajat Celcius. Untungnya, pada hari itu di Singapura lagi libur panjang karena Tahun Baru Cina, jadi dia bisa istirahat di rumah. Pas hari Rabu-nya (1 Februari 2006), demamnya udah menurun, jadi istri saya memutuskan bahwa Irza sekolah aja pas hari itu. Ternyata, besoknya demamnya kambuh lagi, disertai dengan pilek dan batuk. Jadinya Irza ndak sekolah kemarin (2/2) dan hari ini (3/2). Padahal, tanggal 2 Februari 2006 kemarin itu adalah jadwal Irza untuk pergi ke Health Zone sama temen-temen sekolahnya. Ndak apa-apa lah, masih ada kesempatan di lain waktu. :)

Hari ini kebetulan saya rencana cuti setengah hari untuk menghadiri acara parent-teacher meeting di sekolahnya Irza. Mengingat demam Irza yang sudah lebih dari lima hari, ada rencana saya akan bawa Irza ke dokter sekalian, untuk memastikan in case sakitnya lebih serius.

Thursday, February 02, 2006

Rumah Indra

Seperti janji saya sebelumnya di blog berbahasa Inggris saya, ini dia blog saya dalam bahasa Indonesia. Blog ini lebih dikhususkan buat rekan-rekan sebangsa dan setanah air, sedangkan blog saya yang satu lagi lebih universal buat semuanya.

Isi dari blog ini mungkin bisa jadi mirip dengan blog saya yang satu lagi, cuma ya yang disini ini versi Indonesianya. Tapi ada kemungkinan juga saya post hanya di satu blog, tergantung "pangsa pasarnya" :) apakah lebih buat rekan-rekan Indonesians atau buat universal (misalnya, rekan-rekan kerja atau teman saya di Singapore yang tidak bisa berbahasa Indonesia).

Namanya juga blog baru, belum ada banyak "isi"-nya. Kalo mau lihat postingan saya terdahulu (dalam bahasa Inggris), bisa ke New Information. Kalo mau lebih tahu mengenai kehidupan personal saya dan keluarga, bisa ke The Journey of Inka and Irza, juga dalam bahasa Inggris (karena lebih universal, biar temen-temen saya yang ndak bisa bahasa Indonesia juga bisa ikut baca).

Silahkan ke http://indra.sg.or.id/ kalo mau berkunjung ke website (bukan blog) saya, atau kirim e-mail ke saya di indra@sg.or.id. Terima kasih atas kunjungan Anda. :)