Monday, June 18, 2007

Khitan Irza Berjalan Lancar, Terima Kasih atas Doanya

Terima kasih atas doa rekan-rekan, proses khitan atau sunat Irza hari Sabtu (16/6) pagi kemarin berjalan dengan lancar. Irza sama sekali tidak menangis atau berontak pas disunat, hanya sedikit tersedu-sedu saja pas bagian akhir ketika sedang dibersihkan setelah sunat. Sistem sunat-nya di Singapura itu menggunakan cincin (ring), jadi tidak seperti cara klasik yang harus dijahit dan diperban. Metode sunat seperti ini jauh lebih cepat, lukanya pun lebih cepat sembuh. Rasa sakit yang diderita si anak pun jauh lebih ringan.

Proses sunat Irza hanya membutuhkan kurang dari 10 menit. Dan Irza bisa langsung mengenakan celananya sendiri seperti biasa dalam perjalanan pulang dari klinik ke rumah, padahal tadinya kita udah nyiapin sarung just in case dia tidak bisa pakai celana. Dan, percaya atau tidak, sore harinya Irza sudah bisa ikut jalan-jalan sekalian menjemput Aki dan Ene-nya yang lagi jalan-jalan shopping di Orchard. :)

Satu-satunya kesulitan yang dihadapi Irza adalah ketika dia hendak buang air kecil, katanya selalu terasa sakit, terutama pada hari Sabtu pas sunat kemarin. Namun alhamdulillah, sejak hari Minggu kemarin, rasa sakitnya sudah semakin berkurang bahkan Senin pagi ini, Irza sudah bisa buang air kecil secara normal tanpa terasa sakit.

Cincin yang digunakan untuk sunat masih menempel, dan menurut dokternya, cincin itu akan lepas dengan sendirinya dalam waktu 4-5 hari setelah sunat. Uniknya, menurut dokter tersebut, Irza tidak dipantangkan untuk terkena air, malahan disarankan untuk sering mandi (bahkan berendam) supaya cincin-nya bisa lepas lebih cepat. Irza dijadwalkan untuk bertemu dokternya kembali untuk kontrol pada hari Rabu (20/6) besok.

Menjawab pertanyaan dari Dian dan dari Advaya-nya Nurul dan Sita, Irza saat ini berusia 5 tahun, dan akan merayakan ulang tahunnya yang ke-6 bulan Agustus ini. Terlalu muda untuk disunat? Tidak juga. :) Di Singapura sini, usia 5 tahun justru malah dianggap sudah agak terlambat untuk sunat. Rata-rata anak laki-laki Melayu Islam Singapura disini disunat pada waktu mereka masih bayi, atau infant. Menurut dokternya, justru anak laki-laki harus disunat sesegera mungkin, karena lebih muda usianya, lebih mudah prosesnya dan lebih cepat proses kesembuhannya.

Biaya sunat tersebut, secara paket termasuk biaya obat-obatnya, adalah S$200 atau sekitar satu juta rupiah. Menurut orang tua saya yang juga dokter, harga tersebut cukup bersaing, bahkan katanya lebih murah dibandingkan biaya sunat di Jakarta, yang juga sekitar 1.5 juta rupiah.

Friday, June 15, 2007

Irza Akan Dikhitan, Mohon Doanya

Mohon maaf, saya belum sempat meng-upload foto-foto selama liburan kita ke Jakarta awal bulan Juni ini. Nanti kalau sempat, akan saya upload ke situs Multiply saya. Hari Selasa (12/6) malam kemarin, kami sekeluarga kembali ke Singapura bersama Nenek-nya anak-anak (ibu mertua saya), dan Rabu-nya saya harus mulai kerja dan kembali ke rutinitas kesibukan sehari-hari. Hari ini, sepulang dari kantor, saya pergi ke Harbourfront Centre untuk menjemput Aki dan Ene-nya anak-anak (orang tua saya) yang datang dari Jakarta melalui Batam.

Wah, ada occasion apakah gerangan, sampai Aki, Ene dan Nenek-nya anak-anak datang ke Singapura? :)

Mereka datang ke Singapura untuk menemani Irza yang akan dikhitan (sunat atau circumcision) pada hari Sabtu (16/6) pagi besok. Rencananya, Irza akan dikhitan di Klinik Maju, asuhan Dokter Dulfakir Abdul Rasheed, yang berlokasi di daerah Eunos. Kita memilih klinik ini atas rekomendasi dari Nonong dan Emil, teman di Singapura yang juga sudah "menyunatkan" anak mereka disana.

Mohon doanya, semoga proses khitan Irza berjalan dengan lancar.

Wednesday, June 06, 2007

Selamat...

Seperti biasa, dalam perjalanan semi-mudik ke Jakarta seperti sekarang ini, akses Internet saya sungguh terbatas. Tidak bisa online setiap hari, kalaupun bisa, koneksi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan akses dial-up yang lambat. Kadang saya bisa menemukan Wi-Fi hotspots pada saat berkunjung ke shopping mall tertentu, tapi ternyata tidak gratis alias harus bayar. Selama ini saya hanya menemukan hotspot gratis di Mal Pondok Indah.

Tentu saja, situasi "fakir bandwidth" ini tidak mengurungkan niat saya untuk mengucapkan selamat kepada teman-teman saya yang sedang berbahagia minggu ini:

Selamat kepada pasangan Kukuh dan Maria yang baru saja melangsungkan pernikahannya hari Minggu (3/6) kemarin. Semoga berbahagia. :) Wah, padahal saya lagi di Jakarta nih, kok ngga terima undangannya ya. :) Pantesan kemarin Enggar bilang mau ke Jakarta, ternyata mau menghadiri acara pernikahan Kukuh toh. Mbok ya kalo mau nikah itu jangan diem-diem gitu loh. Saya aja baru ngeh kalo Kukuh mo nikah setelah Harry ngasih tau di milis bemo-batavia.

Selamat juga kepada pasangan eRBe dan Tyty yang baru saja dianugerahi putri pertama mereka, Auriel, pada hari Selasa (5/6) sore kemarin, jam 6:28pm waktu Singapura, 2.88kg, 47cm. Mohon maaf, saya dan keluarga tidak bisa menjenguk ke rumah sakit karena kita masih di Jakarta dan baru akan pulang ke Singapura minggu depan.

Photo courtesy of Yolli.