Friday, July 14, 2006

Singapura: Surga untuk Penggemar Makanan Indonesia

Sejak istri saya bergabung dengan milis indosing-mums (ISM), milis untuk komunitas para perempuan Indonesia di Singapura, beliau jadi makin banyak berkenalan dengan banyak orang Indonesia di Singapura, dan tidaklah mengherankan jika kebanyakan para anggota komunitas tersebut adalah juru masak yang ahli. Makanya, saya berani bilang bahwa tidaklah sulit untuk mencari makanan Indonesia yang enak di Singapura.

Ada dua alasan. Yang pertama, sekarang telah banyak tempat makan yang menyajikan masakan Indonesia yang enak dan murah di Singapura. Beberapa tahun yang lalu, kita harus mengeluarkan banyak uang yang bisa menipiskan dompet untuk bisa menikmati makanan Indonesia di restoran terkenal kelas atas seperti Sanur, Tambuah Mas, Desa Kartika ataupun House of Sundanese Food. Sekarang, telah banyak menjamur tempat makan kelas menengah yang menyajikan makanan Indonesia yang murah dan enak, seperti Es Teler 77, Ayam Penyet Ria, Kantin Aneka dan Ayam Bakar Ojolali. Restoran-restoran kelas menengah tersebut juga menyediakan makanan Indonesia seperti ayam bakar, ayam goreng, gado-gado, empek-empek, batagor dan masakan Indonesia lainnya, dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di restoran-restoran kelas atas tadi.

Apa alasan keduanya? :) Banyak teman-teman Indonesia kita di Singapura, yang juga ahli masak. :) Jadi, sudah bukan hal yang aneh lagi melihat istri saya memesan makanan tertentu dari teman-temannya (tergantung specialty-nya), makanan yang mungkin jarang bisa ditemukan di tempat makan di Singapura. Dapur Bunda-nya Inong, adalah salah satunya. Lokasinya yang cukup dekat dari rumah (cuma sekitar 10 menit) memudahkan kita untuk memesan makanan, dan saya tinggal datang ke lobby apartemennya untuk mengambil makanannya, sekalian melakukan pembayarannya. Beberapa jenis makanan yang pernah kita pesan dari Dapur Bunda adalah Strawberry Tiramisu Cake dan Martabak Coklat Keju.

Beberapa hari yang lalu, istri saya juga memesan chilli crab dari salah seorang temannya, Nisi, dan saya berani bilang kalau ini adalah salah satu chilli crab terenak yang pernah saya coba. Rasanya jauh lebih nikmat dibandingkan chilli crab yang biasa kita beli dari Al-Ameen. Istri saya tinggal kontak lewat Yahoo! Messenger untuk memesan chilli crab itu, dan saya tinggal mampir sebentar ke tempatnya di sekitar West Coast untuk mengambil makanannya, sekaligus melakukan pembayarannya.

Selain itu, Alhamdulillah, saya juga sudah sempat mencoba Tongseng Mela Kumis-nya Mela, dan tentu saja sate Braddell-nya Hany, yang hingga saat ini masih merupakan sate terbaik di Singapura. :) Jika Anda memperhatikan, hampir semua ahli juru masaknya adalah teman-teman istri saya di ISM, jadi hanya sekedar saran untuk teman-teman pria saya: jika Anda sekarang tinggal di Singapura bersama istri (dan anak) Anda, pastikan istri Anda untuk bergabung ke ISM!

Yang paling asyik, kadang-kadang kita bisa menikmati makanan itu dengan gratis. Benar! Biasanya kesempatan itu datang pada saat gathering komunitas ISM, seperti ini contohnya, biasanya kita akan "dimanjakan" dengan begitu banyak makanan yang disediakan disana. Kadang-kadang, saya dan istri saya juga mendapatkan undangan dari salah seorang teman istri saya (yang juga kadang-kadang adalah teman blogger kita juga), untuk datang ke rumahnya dan mencoba specialty-nya.

Jadi... siapa yang bilang kalau tinggal di Singapura itu membosankan? :) :)

[English version]

5 comments:

Devi Girsang, MD said...

Saya tdk pernah berpendapat bahwa tinggal di Singapore itu membosankan, cuma org2nya aja kurang bersahabat :s

Beberapa kali dicuekin ama shop assistant di takashimaya..huhuhu

Info yg menarik, anyway.. :)

Anonymous said...

Devi: duh kesian yang dicuekin. :)

BTW, mudah2-an info ini cukup menarik untuk Devi consider pindah ke Singapore in the future, hahaha... :)

Devi Girsang, MD said...

LOL, well, nice try :p

Anonymous said...

devi: well, I tried my best. :P :P

Puput said...

thanks banget infonya!! sekedar bagi tips, juga ada makanan indo enak di daerah bugis namanya Minang.