Monday, February 20, 2006

Irza sudah kembali ke rumah

Alhamdulillah, hari ini (Senin, 20/2), Irza sudah discharged dari KK Women's and Children's Hospital dan sudah kembali ke rumah. Kondisinya saat ini udah semakin stabil, bahkan sudah hampir bisa dibilang kembali ke kondisi sebelum sakit. Paling tidak, nakal dan keras kepalanya udah kembali normal seperti sebelum waktu sakit. :) Terima kasih atas doa dari rekan-rekan semuanya.

Hari Minggu (19/2) kemarin, hasil kultur/pembiakan LP sudah keluar, dan alhamdulillah, tidak terlihat ada perkembangan bakteri/virus di dalamnya. Sehingga, sudah 100% confirmed bahwa Irza tidak menderita meningitis (radang/infeksi otak). Walaupun demikian, dokter menyarankan Irza tetap tinggal di rumah sakit paling tidak satu hari lagi, untuk meyakinkan bahwa demamnya tidak tinggi lagi dan kejangnya tidak kambuh lagi. Memang hari Sabtu (18/2) malam sebelumnya, demam Irza mendadak naik lagi, menunjukkan adanya viral infection (infeksi virus) di dalam tubuhnya (tapi bukan di otak), sehingga masih harus terus dimonitor in case demamnya tinggi lagi, dan menyebabkan kejangnya kambuh lagi.

Alhamdulillah, selama dua hari terakhir (Minggu dan Senin), panas demamnya tidak kembali lagi (suhu tubuh terus normal), dan juga tidak pernah kejang lagi. Sehingga dokter akhirnya memperbolehkan Irza pulang hari ini (Senin, 20/2). Namun, dokternya mengingatkan bahwa kejangnya bisa kambuh lagi setiap saat, sehingga sangat penting untuk menjaga dan mengontrol suhu tubuh Irza kalau demam. Oleh karena itu, paracetamol sangat penting dan harus sedia setiap saat, dan diberikan ke Irza begitu Irza demam karena sebab apapun (misalnya infeksi virus). Hal ini penting untuk menjaga agar kejangnya tidak kambuh lagi.

Dokter juga memberikan briefing pertolongan pertama jika kejangnya kambuh lagi: baringkan miring, jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut, dan berikan obat kejang yang dimasukkan dari dalam dubur jika kejangnya berkepanjangan. Namun, yang lebih penting adalah mencegah datangnya kejang, dengan selalu mengontrol suhu tubuh: berikan langsung paracetamol jika ada tanda-tanda demam.

Irza juga harus kontrol lagi ke dokter satu bulan setelah discharge, untuk memastikan tidak ada efek samping dari kejangnya. Dan mengingat dokter tidak pernah menyarankan test EEG, berarti dokternya yakin ini bukan kasus epilepsi (meskipun kemungkinan itu tetap ada, walaupun kecil sekali, kurang dari 1%).

Saat ini, Irza sudah kembali di rumah, bisa sempat main XBox kesayangannya (dia selama di RS maksa-maksa pengen maen XBox), dan sekarang sedang tidur beristirahat. Sekali lagi, terima kasih atas doa dan dukungan dari rekan-rekan semuanya, baik yang langsung datang berkunjung (terima kasih Dini, Nonong, Roger, Rebecca, teacher Hidayah dan teacher Mas), lewat e-mail, SMS (terima kasih Zul, Amel), telepon, chat (terima kasih Deden, Nadia, Rachel), dan blog (terima kasih Teh Inong).

2 comments:

Ellen Widyasari said...

seneng dengernya Irza sudah kembali sehat dan pulang ke rumah..

makan yg banyak ya,sayang..

Anonymous said...

Aunty Ellen, terima kasih atas doa-nya. Kapan-kapan Irza mau lagi dong main-main ayunan sama Iffah seperti waktu di Pasir Ris dulu. :)