Masih lanjutan dari cerita sebelumnya, hari Minggu, 3 September 2006 pagi, kita sekeluarga bersama tamu istimewa kita dari Jakarta beramai-ramai pergi ke Genting Highlands. Kita berangkat dari Singapura tidak terlalu pagi, sekitar jam 9:30am, dan kita mengambil jalur Tuas Second Link, yang alhamdulillah pada saat itu tidak terlalu ramai antriannya. Tadinya kita udah siap-siap untuk menghadapi antrian panjang mengingat pada waktu itu adalah awal musim liburan sekolah di Singapura, tapi ternyata mungkin orang-orang udah pada berangkat hari sebelumnya (Sabtu). Kita juga tidak menyadari kalau Om Dicky dan Tante Kandy sekeluarga juga berangkat kesana, walaupun beda sehari.
Ada dua pilihan jalan yang bisa digunakan untuk pergi dari Singapura ke Malaysia. Yang pertama, adalah Causeway yang menghubungkan Woodlands di Singapura, dan kota Johor Bahru di Malaysia. Jalur ini adalah jalur utama lalu lintas antara Singapura dan Johor Bahru, dan merupakan jalur yang sangat sibuk setiap harinya, baik hari kerja maupun (apalagi) hari libur. Pilihan kedua, adalah jalur Tuas Second Link, jalur baru yang baru dibuka pada tahun 1998. Jalur ini menghubungkan Tuas di Singapura dengan Tanjung Kupang, Johor. Jalur ini adalah jalur alternatif bagi mereka dari Singapura yang ingin langsung ke arah Kuala Lumpur atau Melaka, tanpa melewati kota Johor Bahru, karena jalan tol Second Link (rute E2) ini akan langsung bergabung dengan jalan tol North-South Expressway (NSE) menuju Kuala Lumpur, di daerah Senai.
Dari rumah, kita meluncur ke Tuas melalui expressway PIE dan AYE. Jalan bebas hambatan AYE ini akan berakhir di Tuas checkpoint, gerbang imigrasi di sisi Singapura. Disini, mobil kemudian akan melewati gerbang-gerbang yang mirip gerbang tol di Indonesia. Disana, semua paspor akan diperiksa, dan untuk non-residen seperti orang tua saya, kartu imigrasi Singapura harus disiapkan, dan paspornya akan di-stamp meninggalkan Singapura. Mirip seperti kalau kita melewati gerbang imigrasi di bandara Changi kalau mau meninggalkan Singapura. Selain itu juga kita harus membayar tol, dengan menggunakan cashcard.
Setelah proses imigrasi selesai, proses berikutnya adalah pengecekan level tangki bensin, yang dilakukan secara random. Perlu diketahui bahwa mobil Singapura yang akan menuju Malaysia, harus meninggalkan Singapura dengan kondisi tangki bensin minimal 3/4 penuh. Peraturan ini diterapkan supaya mobil-mobil Singapura tidak "kabur" ke Malaysia untuk membeli bensin, yang harganya di Malaysia cuma separo harga bensin di Singapura. Setelah melewati pengecekan ini, kita kemudian akan melewati jembatan yang menyeberangi selat yang memisahkan pulau Singapura dengan semenanjung Malaysia.
Memasuki Malaysia, masih beberapa kilometer lagi sebelum kita sampai di checkpoint Malaysia. Disini, kita harus menyiapkan semua paspor dan kartu imigrasi Malaysia yang sudah diisi. Sebelum meninggalkan counter imigrasi, pastikan bahwa paspor kita dicap, kalau tidak kita nanti bermasalah pas nanti pulang meninggalkan Malaysia. Setelah melewati imigrasi, kita akan melewati jalan tol Second Link yang akan kemudian bergabung dengan jalan tol North-South Expressway (rute E2) menuju Kuala Lumpur.
Kita mampir sebentar di "kawasan rehat" (rest area) Seremban untuk makan siang. Total perjalanan dari Singapura ke Genting Highlands, termasuk waktu yang diperlukan untuk makan siang, adalah sekitar 5 jam. Memasuki Kuala Lumpur, kita akan membayar tol di gerbang tol Sungai Besi, dan dari sana kita mencari mengikuti petunjuk menuju Cheras dan masuk ke jalan Middle Ring Road 2 melewati Cheras, Ampang dan Setapak (Jalan Ulu Kelang). Sebenarnya ada jalan lain ke Genting melewati pusat kota KL terus ke Jalan Kuching dan melewati Batu Caves, tapi perjalanannya sedikit lebih jauh. Ring Road tersebut akan kemudian bergabung dengan jalan tol Karak Expressway ke arah Kuantan. Kita keluar dari jalan tol ke arah Genting Highlands sebelum terowongan Genting Sempah.
Dari sana, jalanan mulai menanjak tajam terus sampai ke Genting Highlands, yang berada 2000 meter di atas permukaan laut. Beberapa kilometer sebelum puncak, kabut mulai menyelimuti sehingga saya harus ekstra berhati-hati dalam mengemudi di jalanan yang berkelok-kelok itu, karena jarang pandang yang sangat terbatas. Setelah sampai di Genting Highlands, kita pun langsung check-in di Theme Park Hotel. Kita memilih hotel ini karena lokasinya yang paling dekat ke pintu masuk Taman Tema Luar (Outdoor Theme Park) di Genting. Hotelnya lumayan bagus, tidak mewah tapi cukup nyaman untuk diinapi keluarga. Tidak ada AC, hanya ada baling-baling bambu (jadi inget Doraemon, hahaha) karena memang udara disana yang dingin.
Setelah beristirahat sebentar, hari pertama di Genting itu kita manfaatkan untuk menjelajahi resort terpadu (integrated resort) Genting yang luas itu. Tujuan utama kita untuk hari itu adalah First World Plaza, sebuah shopping mall besar dengan banyak restoran dan atraksi-atraksi di indoor theme park-nya. Setelah makan sore (siang menjelang malam) di KFC yang ada disana, anak-anak (dan juga para orang tuanya) asyik dengan berbagai macam permainan disana, seperti kincir angin, perahu gondola ala Venice, Rio Float dan beberapa atraksi lainnya. Bagaimanapun, atraksi favorit anak-anak adalah mobil senggol-nya. Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Jika pada hari Minggu itu, kita lebih banyak menjelajahi indoor theme park-nya, maka pada hari berikutnya, Senin, 4 September 2006, tujuan utama kita adalah Outdoor Theme Park, yang pintu masuknya pas banget terletak di samping hotel yang kita inapi. Sebelumnya, kita sarapan dulu di hotel. Sarapannya lumayan enak, walaupun jumlah meja yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah tamu, yang ternyata cukup banyak juga. Kebanyakan para tamu kelihatannya datang dari Singapura, memanfaatkan liburan sekolah anak-anak di Singapura pada minggu itu.
Setelah sarapan, kita pun membeli tiket masuk ke outdoor theme park dan mulai menjelajahi semua atraksinya. Dimulai dari carousel, dilanjutkan dengan Tea Cup, Astro Fighter, Flying Jumbo, kincir angin Matahari dan tentu saja, mobil senggol. Kita juga cukup lama mengantri untuk atraksi Dinosaurland, mengingat perahu yang terbatas, eh ternyata atraksinya begitu-begitu aja. Ngga worth untuk antri, dan kita malah lebih prefer jalan-jalan di bukit Dinosaurland-nya, untuk berfoto dengan banyak karakter dinosaurus disana. Kita juga foto-foto di jembatan gantung disana, bahkan ada pesawat nyungsep! :)
Setelah itu, Inka kemudian menemukan atraksi yang ternyata menjadi favoritnya dia: Spinner. Kita pun naik monorail yang berjalan cukup lambat mengelilingi outdoor theme park, dan jalur monorail itu juga masuk ke First World Plaza sebelum akhirnya kembali ke outdoor theme park. Mengingat hari sudah siang menjelang sore, kita pun akhirnya membeli makan siang di restoran Marrybrown dan membawanya ke kamar hotel untuk disantap.
Sore harinya, saya dan Irza membawa Aki dan Ene untuk mencoba Genting Skyway, kereta gantung (cable car) yang mirip dengan kereta gantung di Sentosa atau Taman Mini, bedanya kereta gantung ini menuruni (atau menaiki, kalau dari arah sebaliknya) gunung. Di sisi puncak Genting Highlands, stasiun kereta gantung ini terletak di gedung Highlands Hotel, dan kabut yang menyelimuti membuat kita tidak bisa melihat apa-apa setelah kereta gantung keluar dari stasiun, membelah kabut. Baru setelah agak turun ke bawah, kabut mulai menghilang dan kita bisa melihat pemandangan gunung-gunung hijau dengan jurang-jurangnya di bawah. Pemandangan yang bagus sekali!
Kereta gantung itu akan berakhir di stasiun Lower Skyway Station yang terletak di daerah Gohtong Jaya. Skyway Station ini adalah tempat dimana bus-bus pariwisata parkir, dan para penumpangnya biasanya melanjutkan perjalanan ke Genting Highlands dengan menggunakan kereta gantung itu. Bus express Genting dari pusat kota KL juga terminalnya ada disini. Di dalam gedung ini, juga ada toko besar yang menjual oleh-oleh. Kita menyempatkan diri belanja oleh-oleh sebentar disana sebelum kembali lagi naik kereta gantung ke puncak Genting Highlands.
Sore harinya, Irza menemani Aki, Ene dan keluarga Uncle Arief pergi ke Snow World di First World Plaza. Snow World ini mirip dengan Snow City yang ada di Singapura, tempat bermain salju indoor yang dilengkapi dengan seluncuran untuk orang-orang meluncur dengan ban dari atas bukit ke bawah. Saya dan Inka mencoba 4D MotionMaster Theatre, bioskop empat dimensi dengan tempat duduk yang bergerak-gerak mengikuti adegan di layar. Setelah puas bermain disana, kita pun makan malam di food court yang terletak di lantai dasar First World Plaza sebelum akhirnya pulang ke hotel. Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Keesokan harinya, Selasa, 5 September 2006, adalah waktunya kita meninggalkan Genting. Setelah sarapan di hotel, kita pun check-out dari hotel dan meninggalkan Genting sekitar jam 9:30am pagi. Tujuan pertama kita adalah bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA), mengingat Aki, Uncle Arief, Aunty Via, Alif dan Kayla akan pulang langsung ke Jakarta dari KL, sementara Ene akan tetap mengikuti kita pulang ke Singapura.
Dari Genting Highlands, kita menuruni jalan bypass baru (bernama Chin Swee Bypass) yang lumayan berkelok-kelok sebelum akhirnya bergabung lagi dengan Karak Expressway. Untuk ke KLIA, kita mengambil rute yang sama seperti kita berangkat, jadi keluar dari Karak Expressway kita belok kiri menyusuri jalan Ulu Kelang dan Middle Ring Road 2 lewat Ampang dan Cheras, terus masuk ke North South Expressway (NSE) lewat Sungai Besi. Kita keluar NSE di persimpangan Nilai Utara, dan terus ke arah KLIA. Perjalanan dari Genting ke KLIA memakan waktu sekitar satu setengah jam.
Pesawat AirAsia yang akan digunakan untuk ke Jakarta, berangkat dari terminal Low Cost Carrier (LCCT) yang baru. Jadi kita tidak pergi ke terminal utama KLIA. Terminal LCCT ini lumayan jauh kalau dibandingkan terminal utama, jalannya lebih memutar, dekat sirkit balap mobil F1 di Sepang. Terminalnya pun biasa saja, tidak megah seperti terminal utama KLIA. Setelah mengantar rombongan Jakarta untuk check-in, kita pun melanjutkan perjalanan ke Singapura.
Sekitar jam 2 siang, kita mampir ke restoran jejantas (jembatan) Ayer Keroh, yang terletak tidak jauh dari Melaka. Disana, saya dan Inka makan siang di KFC, sedangkan Ene, Mama dan Irza makan siang di A&W. Kedua restoran tersebut terletak di atas bangunan jembatan yang membentang di atas jalan tol, mirip seperti jembatan penghubung antar shopping mall di Glodok atau Mangga Dua. Setelah selesai makan siang, kita melanjutkan perjalanan terus ke arah Johor Bahru.
Kita sampai kota Johor Bahru sekitar jam 5 sore. Setelah mengisi bensin di daerah Kempas, kita melanjutkan perjalanan ke Jusco Tebrau City, shopping mall terbaru di Johor Bahru. Mol baru ini terletak di Tebrau Highway, jalan utama dari Johor Bahru ke arah Kota Tinggi. Kalau dari arah kota Johor Bahru, mol ini terletak di sebelah kiri jalan, setelah proyek pembangunan persimpangan Tebrau Highway dengan Pasir Gudang Highway. Mol ini cukup besar, dan terkesan mewah. Anchor tenant-nya adalah Jusco Department Store, dan mol ini juga memiliki banyak toko dan restoran lainnya, termasuk Bread Talk, yang halal di Malaysia.
Di lantai atasnya Jusco Department Store, juga ada tempat bermain anak-anak, jadi sambil menunggu Mama dan Ene belanja, saya membawa anak-anak untuk bermain-main disana. Setelah selesai belanja, kita makan malam di food court yang terletak satu lantai dengan tempat bermain anak-anak. Setelah selesai makan, kita menyempatkan diri belanja di supermarket yang ada di lantai dasar, sebelum pulang kembali ke Singapura.
Dari Johor Bahru, lebih dekat pulang ke Singapura melalui Causeway dibandingkan melalui Second Link yang harus jauh memutar ke Gelang Patah. Sayangnya, antrian di Causeway pada saat itu panjang sekali, kita membutuhkan waktu hampir satu jam untuk sampai ke gerbang imigrasi Malaysia. Kalau mau memutar ke Second Link juga lumayan jauh, jadi akhirnya kita bersabar saja mengikuti antrian. Anehnya, justru di gerbang Singapura malah lebih lancar, padahal biasanya kebalik, justru di Singapura yang lebih padat karena lebih ketatnya pemeriksaan. Kita pun sampai kembali ke rumah di Singapura sekitar jam 10 malam. Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Pikir-pikir, bener juga kata Haze, padat juga ya acara reuni keluarganya... :D :D
4 comments:
hihihiy.. dipanggil tante lho sama pak Indra.. met puasa ya, maaf lahir dan batin
asiknya jalan2.... :)
Hahaha... panggilan Tante itu kan karena waktu nulis artikelnya mengatasnamakan Inka dan Irza, Ken. Met puasa juga ya. :)
Iya nih, kapan ya Inka dan Irza bisa jalan-jalan sama Tante Wati dan Om Tata sekeluarga? :)
aduhh.enak banget liburannya. Boleh tau gak yah...Info yang lengkapnya selama disana, tempat mana aja yg asik. Hotel yang bagus dan murah. Kami rencana mau ke KL, Genting. bersama 10 orang sahabat.
ini email saya : isma.riu@indosat.com
makasih yah sebelumnya
Post a Comment