Terima kasih atas doa rekan-rekan, proses khitan atau sunat Irza hari Sabtu (16/6) pagi kemarin berjalan dengan lancar. Irza sama sekali tidak menangis atau berontak pas disunat, hanya sedikit tersedu-sedu saja pas bagian akhir ketika sedang dibersihkan setelah sunat. Sistem sunat-nya di Singapura itu menggunakan cincin (ring), jadi tidak seperti cara klasik yang harus dijahit dan diperban. Metode sunat seperti ini jauh lebih cepat, lukanya pun lebih cepat sembuh. Rasa sakit yang diderita si anak pun jauh lebih ringan.
Proses sunat Irza hanya membutuhkan kurang dari 10 menit. Dan Irza bisa langsung mengenakan celananya sendiri seperti biasa dalam perjalanan pulang dari klinik ke rumah, padahal tadinya kita udah nyiapin sarung just in case dia tidak bisa pakai celana. Dan, percaya atau tidak, sore harinya Irza sudah bisa ikut jalan-jalan sekalian menjemput Aki dan Ene-nya yang lagi jalan-jalan shopping di Orchard. :)
Satu-satunya kesulitan yang dihadapi Irza adalah ketika dia hendak buang air kecil, katanya selalu terasa sakit, terutama pada hari Sabtu pas sunat kemarin. Namun alhamdulillah, sejak hari Minggu kemarin, rasa sakitnya sudah semakin berkurang bahkan Senin pagi ini, Irza sudah bisa buang air kecil secara normal tanpa terasa sakit.
Cincin yang digunakan untuk sunat masih menempel, dan menurut dokternya, cincin itu akan lepas dengan sendirinya dalam waktu 4-5 hari setelah sunat. Uniknya, menurut dokter tersebut, Irza tidak dipantangkan untuk terkena air, malahan disarankan untuk sering mandi (bahkan berendam) supaya cincin-nya bisa lepas lebih cepat. Irza dijadwalkan untuk bertemu dokternya kembali untuk kontrol pada hari Rabu (20/6) besok.
Menjawab pertanyaan dari Dian dan dari Advaya-nya Nurul dan Sita, Irza saat ini berusia 5 tahun, dan akan merayakan ulang tahunnya yang ke-6 bulan Agustus ini. Terlalu muda untuk disunat? Tidak juga. :) Di Singapura sini, usia 5 tahun justru malah dianggap sudah agak terlambat untuk sunat. Rata-rata anak laki-laki Melayu Islam Singapura disini disunat pada waktu mereka masih bayi, atau infant. Menurut dokternya, justru anak laki-laki harus disunat sesegera mungkin, karena lebih muda usianya, lebih mudah prosesnya dan lebih cepat proses kesembuhannya.
Biaya sunat tersebut, secara paket termasuk biaya obat-obatnya, adalah S$200 atau sekitar satu juta rupiah. Menurut orang tua saya yang juga dokter, harga tersebut cukup bersaing, bahkan katanya lebih murah dibandingkan biaya sunat di Jakarta, yang juga sekitar 1.5 juta rupiah.