Pada hari Sabtu, 28 Oktober 2006 yang lalu, saya dan istri mengadakan acara Hari Raya Open House di rumah. Saya mengundang beberapa teman kantor dan mantan teman kantor, beberapa teman saya dari komunitas Indo-Sing, dan beberapa temen istri saya dari komunitas IndoSing-Mums. Acara berlangsung dari jam 1 siang sampai jam 6 malam, walaupun masih ada tamu hingga jam 9 malam.
Duddy, Ellen dan Iffah adalah tamu pertama kita. Sayangnya, saya tidak sempat mengambil foto mereka waktu itu, mohon maaf sekali Aa Duddy dan Teh Ellen. :) Mereka mampir ke rumah sebelum berangkat ke acaranya Iif di Sengkang.
Beberapa saat kemudian, mantan teman kerja saya, Natalia, datang bersama kedua anaknya, Nigel dan Ernie. Sayangnya, Eric, suami Natalia, tidak bisa datang karena beliau harus mengikuti acara company retreat di Johor Bahru, Malaysia. Muda Ikhsan datang tidak lama kemudian, bersama calon istrinya Hani, dan calon ibu mertuanya (ibuya Hani).
Tetangga terdekat kita, Pambudi dan Dini, datang bersama Ilma dan Adrian, walaupun tanpa Nadia yang tidur di rumah. Tidak lama kemudian, Enon Laila dan Satya juga datang bersama Danin. Pada saat itu, XBox di rumah sudah dinyalakan dan anak-anak pun asyik bermain XBox, sementara para orang tuanya asyik ngobrol.
Salah seorang teman kerja saya, Yat Keen, datang hampir pada saat yang bersamaan dengan kedatangan Emir Faisal, salah seorang IT geek-nya Indo-Sing. :) Sayangnya, pada saat Emir tiba, Ikhsan sudah keburu pulang. Namun kemudian, Audi, Erina dan Rifa pun datang bersama-sama dengan eRBe dan Tyty (kebalikan dari Ellen, mereka ke Sengkang dulu baru ke rumah kita), disusul dengan kedatangan Yolli dan Baby. Salah seorang teman kuliah saya waktu di UI dulu, yang juga adalah member pasif dari milis Indo-Sing, Henry Palit, ikut bergabung.
Tamu berikutnya yang datang adalah teman kerja saya, Zulkifli, yang datang lengkap bersama istrinya Syarifah, dan tiga anaknya, Asma, Muhammad dan bayi Hilwa. Natalia senang sekali menggendong bayi Hilwa, sementara Asma dan Muhammad ikut bergabung bersama Inka, Nigel dan Ernie bermain XBox. Irza sendiri sudah keburu tidur siang, mungkin karena capek. Walaupun demikian, anak-anak yang lain asyik bermain dan tidak kelihatan capeknya. :)
Salah satu teman kuliah waktu di Gunadarma, Boyke, juga datang bersama istrinya, Dety. Kebetulan, mereka sedang berlibur di Singapura setelah berlebaran di Kuala Lumpur, dan alhamdulillah mereka bisa menyempatkan diri untuk mampir ke rumah untuk acara tersebut. Beberapa saat kemudian, Lia juga mampir bersama suami dan kedua anak-anaknya, Amjad dan Sheerin. Tamu terakhir kita pada malam itu adalah Linda, salah seorang teman istri saya di komunitas ISM.
Alhamdulillah, cukup banyak teman-teman yang datang, dan secara keseluruhan, acaranya berjalan dengan lancar. Atas nama seluruh keluarga, saya dan istri mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang bisa datang ke acara tersebut.
Foto-foto lainnya bisa dilihat disini dan juga disini (courtesy of Tyty).
[English version]
Monday, October 30, 2006
Thursday, October 26, 2006
Merayakan Idul Fitri di Singapura
Pada hari Selasa, 24 Oktober 2006, kami sekeluarga untuk pertama kalinya merayakan Hari Raya Idul Fitri di Singapura, setelah 6 tahun terakhir kami tinggal di Singapura, kami selalu pulang mudik ke Indonesia untuk merayakan Lebaran bersama keluarga dan sanak saudara disana. Untuk tahun ini, kami tidak bisa pulang mudik ke Singapura karena Inka sudah mulai sekolah di primary 1 (SD kelas 1), dan pada hari ini (Kamis, 26 Oktober 2006) dia harus menghadapi ujian akhir tahun untuk kenaikan kelas ke primary 2. Mudah-mudahan, tahun depan jadwal ujiannya tidak bentrok dengan Lebaran supaya kita bisa mudik ke Indonesia dan berlebaran disana, Insya Allah.
Kita memulai Hari Raya tersebut pagi-pagi dengan melakukan shalat ied di lapangan seberang stasiun MRT Bukit Gombak, sekitar 15 menit dari rumah. Kita sampai di lapangan tersebut sekitar jam 7:45 pagi, dan shalat ied dimulai pada jam 8:15 pagi, dilanjutkan khotbah yang disampaikan dalam bahasa Melayu. Acara selesai sekitar jam 9 pagi, dan kita pun pulang ke rumah, untuk saling bermaaf-maafan dan bersiap-siap untuk pergi ke tujuan pertama kita, Hougang.
Kita sampai di rumah Tyty dan eRBe di Hougang sekitar jam 10:15 pagi, dan ternyata kita adalah tamu pertama yang datang berkunjung kesana. :) Sekitar 15 menit kemudian, Muda Ikhsan datang bersama Hani, salah seorang teman (atau "teman"?) satu kos-nya. Audi, Erina dan Rifa menyusul kemudian. Sayangnya, Yolli yang tadinya udah janjian sama saya untuk ketemuan disana, baru datang jam 12 siang jadi tidak sempet ketemu.
Disana, Inka asyik bermain Playstation yang disediakan oleh om eRBe, sementara Irza malah sibuk bermain-main dengan gitarnya om eRBe. Walah, kunci gitarnya diputer-puter sama Irza. :) Terpaksa deh nanti om eRBe harus setem ulang gitarnya kalo mau main lagi, hahaha. Maaf ya om, Irza baru pertama kali mainin gitar sih. :) :)
Saya sendiri sibuk mencoba semua makanan yang disediakan oleh tuan rumah Tyty. :) Masakan yang saya coba adalah gudeg Yogyakarta (menurut kabar yang saya dengar, gudeg adalah salah satu spesialisasinya Tyty) dan semur daging, yang alhamdulillah nikmat sekali. Walah, perut saya sudah terasa penuh, padahal kita belum sampai di Tampines!
Foto-foto di Hougang bisa dilihat disini, dan juga disini (courtesy of Tyty).
Kita meninggalkan Hougang sekitar jam 12 siang, bersama-sama dengan Ikhsan dan Hani, dan menuju tempat tujuan kedua, Tampines. Ini adalah acara halal-bihalal terbesar untuk komunitas Indonesia di Singapura pada hari itu. Diselenggarakan oleh tuan rumah Ellen, Wiwie dan beberapa anggota geng Tampines lainnya, acara tersebut diselenggarakan di sebuah communal hall tepat di samping blok 727 Tampines Street 71.
Kita sampai di Tampines sekitar jam 12:30 siang, dan langsung bersalam-salaman dengan yang saya dan Ikhsan kenal. Harap maklum, banyak sekali orang-orang yang berada disana, tidak mungkin saya bisa kenal dengan semua orang. Serunya, ternyata banyak juga orang yang mengenali Muda Ikhsan dari namanya, karena beliau sering aktif di milis Indo-Sing. :)
Communal hall tersebut berlokasi tidak jauh dari sebuah playground, sehingga tentu saja, Inka dan Irza asyik bermain disana dengan teman-temannya. Saya melihat Irza langsung bermain dengan Zidan, sementara Inka, seperti biasa, membutuhkan waktu (kayak mesin disel, nunggu panas, hahaha) sebelum bisa bergabung dan bermain dengan teman-temannya, seperti Hanifa, Hanan, Aily dan Athaya. Selain itu, banyak sekali anak-anak lainnya yang berada disana. Saking banyaknya, sampai saya pun tidak tahu nama-nama dari anak-anak yang saja jepret dengan kamera saya. :) Untungnya, Mbak Lia mau menjadi informan untuk membantu saya memasang nama (caption) di foto anak-anak yang saya tidak tahu namanya. :)
Bagaimana dengan makanannya? :) Jangan ditanya... :) :) Banyak sekali makanan yang tersedia, bahkan dengan segitu banyaknya orang sekalipun, suplai makanan terlihat terus berjalan dan tidak pernah habis. Saya sendiri menyempatkan untuk menikmati rujak aceh-nya Nonong, dan mie bakso spesial-nya Wiwie. Bahkan ketika acara berakhir, masih banyak makanan yang tersisa sehingga seperti biasa, para ibu melakukan ritual "penjarahan" mereka untuk "menyelamatkan" makanan-makanan yang tersisa. :)
Foto-foto di Tampines bisa dilihat disini, dan juga disini (courtesy of Hany), disini (courtesy of Judhi), disini (courtesy of Ati) dan disini.
Acara selesai sekitar jam 2 siang, dan kita pun memutuskan untuk pulang dulu ke rumah, sebelum berangkat kembali menuju tujuan berikutnya, Braddell. Kita sampai rumah Hany di Braddell sekitar jam 4:45 sore, dan seperti halnya di Hougang, kita adalah tamu yang pertama datang. Hore! :) Ini berarti, kita adalah tamu pertama yang menikmati sate Braddell yang terkenal itu. Inka dan Irza pun langsung bermain dengan Hanan dan Haifa. Sayangnya, Iwan sedang tidak ada di rumah karena mendadak harus kembali ke kantor (coba ya, hari Lebaran gitu loh!).
Duddy, Ellen dan Iffah, bersama double Iif dan Ika (tapi tanpa Izan), plus Fivtanto datang beberapa saat kemudian. Dan pada saat itu, saya sudah menghabiskan sekitar delapan tusuk sate, and still counting... *lirik Om Iif dengan tampang puas*. :) :) Inka dan Irza pun asyik membantu Tante Hany membakar sate. Inilah yang namanya "regenerasi". :) Selain sate, tuan rumah juga menyediakan soto betawi yang alhamdulillah enak sekali. :)
Foto-foto di Braddell bisa dilihat disini.
Beberapa tamu lain pun datang menjelang malam, dan kita pun pamit untuk pulang kembali ke rumah selepas Maghrib. Kita sampai di rumah sekitar jam 7:45 malam, dan apakah acara kita selesai sampai disitu? Tidak juga! :) :) Tetangga satu blok Pambudi dan Dini, beserta putri mereka Nadia, datang ke rumah untuk bersilaturahmi dan makan malam. Dengan obrolan-obrolan seru khas Pambudi, makan malam pun berjalan dengan asyik. Sayang sekali, mungkin saking capeknya, kita tidak sempat membuat foto-foto pas makan malam itu.
Alhamdulillah, hari yang indah sekali. Walaupun kita terlihat capek, tapi semuanya benar-benar senang merayakan Hari Raya pada hari itu. Merayakan Hari Raya Idul Fitri di Singapura ternyata tidak separah yang diperkirakan. :)
Kita memulai Hari Raya tersebut pagi-pagi dengan melakukan shalat ied di lapangan seberang stasiun MRT Bukit Gombak, sekitar 15 menit dari rumah. Kita sampai di lapangan tersebut sekitar jam 7:45 pagi, dan shalat ied dimulai pada jam 8:15 pagi, dilanjutkan khotbah yang disampaikan dalam bahasa Melayu. Acara selesai sekitar jam 9 pagi, dan kita pun pulang ke rumah, untuk saling bermaaf-maafan dan bersiap-siap untuk pergi ke tujuan pertama kita, Hougang.
Kita sampai di rumah Tyty dan eRBe di Hougang sekitar jam 10:15 pagi, dan ternyata kita adalah tamu pertama yang datang berkunjung kesana. :) Sekitar 15 menit kemudian, Muda Ikhsan datang bersama Hani, salah seorang teman (atau "teman"?) satu kos-nya. Audi, Erina dan Rifa menyusul kemudian. Sayangnya, Yolli yang tadinya udah janjian sama saya untuk ketemuan disana, baru datang jam 12 siang jadi tidak sempet ketemu.
Disana, Inka asyik bermain Playstation yang disediakan oleh om eRBe, sementara Irza malah sibuk bermain-main dengan gitarnya om eRBe. Walah, kunci gitarnya diputer-puter sama Irza. :) Terpaksa deh nanti om eRBe harus setem ulang gitarnya kalo mau main lagi, hahaha. Maaf ya om, Irza baru pertama kali mainin gitar sih. :) :)
Saya sendiri sibuk mencoba semua makanan yang disediakan oleh tuan rumah Tyty. :) Masakan yang saya coba adalah gudeg Yogyakarta (menurut kabar yang saya dengar, gudeg adalah salah satu spesialisasinya Tyty) dan semur daging, yang alhamdulillah nikmat sekali. Walah, perut saya sudah terasa penuh, padahal kita belum sampai di Tampines!
Foto-foto di Hougang bisa dilihat disini, dan juga disini (courtesy of Tyty).
Kita meninggalkan Hougang sekitar jam 12 siang, bersama-sama dengan Ikhsan dan Hani, dan menuju tempat tujuan kedua, Tampines. Ini adalah acara halal-bihalal terbesar untuk komunitas Indonesia di Singapura pada hari itu. Diselenggarakan oleh tuan rumah Ellen, Wiwie dan beberapa anggota geng Tampines lainnya, acara tersebut diselenggarakan di sebuah communal hall tepat di samping blok 727 Tampines Street 71.
Kita sampai di Tampines sekitar jam 12:30 siang, dan langsung bersalam-salaman dengan yang saya dan Ikhsan kenal. Harap maklum, banyak sekali orang-orang yang berada disana, tidak mungkin saya bisa kenal dengan semua orang. Serunya, ternyata banyak juga orang yang mengenali Muda Ikhsan dari namanya, karena beliau sering aktif di milis Indo-Sing. :)
Communal hall tersebut berlokasi tidak jauh dari sebuah playground, sehingga tentu saja, Inka dan Irza asyik bermain disana dengan teman-temannya. Saya melihat Irza langsung bermain dengan Zidan, sementara Inka, seperti biasa, membutuhkan waktu (kayak mesin disel, nunggu panas, hahaha) sebelum bisa bergabung dan bermain dengan teman-temannya, seperti Hanifa, Hanan, Aily dan Athaya. Selain itu, banyak sekali anak-anak lainnya yang berada disana. Saking banyaknya, sampai saya pun tidak tahu nama-nama dari anak-anak yang saja jepret dengan kamera saya. :) Untungnya, Mbak Lia mau menjadi informan untuk membantu saya memasang nama (caption) di foto anak-anak yang saya tidak tahu namanya. :)
Bagaimana dengan makanannya? :) Jangan ditanya... :) :) Banyak sekali makanan yang tersedia, bahkan dengan segitu banyaknya orang sekalipun, suplai makanan terlihat terus berjalan dan tidak pernah habis. Saya sendiri menyempatkan untuk menikmati rujak aceh-nya Nonong, dan mie bakso spesial-nya Wiwie. Bahkan ketika acara berakhir, masih banyak makanan yang tersisa sehingga seperti biasa, para ibu melakukan ritual "penjarahan" mereka untuk "menyelamatkan" makanan-makanan yang tersisa. :)
Foto-foto di Tampines bisa dilihat disini, dan juga disini (courtesy of Hany), disini (courtesy of Judhi), disini (courtesy of Ati) dan disini.
Acara selesai sekitar jam 2 siang, dan kita pun memutuskan untuk pulang dulu ke rumah, sebelum berangkat kembali menuju tujuan berikutnya, Braddell. Kita sampai rumah Hany di Braddell sekitar jam 4:45 sore, dan seperti halnya di Hougang, kita adalah tamu yang pertama datang. Hore! :) Ini berarti, kita adalah tamu pertama yang menikmati sate Braddell yang terkenal itu. Inka dan Irza pun langsung bermain dengan Hanan dan Haifa. Sayangnya, Iwan sedang tidak ada di rumah karena mendadak harus kembali ke kantor (coba ya, hari Lebaran gitu loh!).
Duddy, Ellen dan Iffah, bersama double Iif dan Ika (tapi tanpa Izan), plus Fivtanto datang beberapa saat kemudian. Dan pada saat itu, saya sudah menghabiskan sekitar delapan tusuk sate, and still counting... *lirik Om Iif dengan tampang puas*. :) :) Inka dan Irza pun asyik membantu Tante Hany membakar sate. Inilah yang namanya "regenerasi". :) Selain sate, tuan rumah juga menyediakan soto betawi yang alhamdulillah enak sekali. :)
Foto-foto di Braddell bisa dilihat disini.
Beberapa tamu lain pun datang menjelang malam, dan kita pun pamit untuk pulang kembali ke rumah selepas Maghrib. Kita sampai di rumah sekitar jam 7:45 malam, dan apakah acara kita selesai sampai disitu? Tidak juga! :) :) Tetangga satu blok Pambudi dan Dini, beserta putri mereka Nadia, datang ke rumah untuk bersilaturahmi dan makan malam. Dengan obrolan-obrolan seru khas Pambudi, makan malam pun berjalan dengan asyik. Sayang sekali, mungkin saking capeknya, kita tidak sempat membuat foto-foto pas makan malam itu.
Alhamdulillah, hari yang indah sekali. Walaupun kita terlihat capek, tapi semuanya benar-benar senang merayakan Hari Raya pada hari itu. Merayakan Hari Raya Idul Fitri di Singapura ternyata tidak separah yang diperkirakan. :)
Tuesday, October 17, 2006
Buka Puasa Bersama Lagi
Alhamdulillah, ternyata menjalankan ibadah puasa di negara kecil ini ternyata tidak seberat yang dibayangkan orang. Paling tidak, saya yakin menjalankan ibadah puasa disini tidak akan seberat menjalankan ibadah puasa di negara-negara benua lain seperti di Eropa atau di Amerika Serikat. Selain karena di Singapura banyak warga Melayu Muslim yang juga sama-sama menjalankan ibadah puasa, disini juga banyak sekali orang Indonesia yang bermukim di Singapura, dan sama-sama menjalankan ibadah puasa.
Selama dua minggu terakhir ini, tercatat sudah beberapa kali saya dan istri menghadiri undangan buka puasa bersama dari rekan-rekan komunitas warga negara Indonesia di Singapura. Setelah beberapa minggu lalu, kami menghadiri acara buka puasa bersama di rumah Aan (sekaligus farewell beliau dan Wiwied) dan di rumah Emil dan Nonong (yang alhamdulillah hari ini baru saja melahirkan anaknya yang keempat), minggu lalu kita juga menghadiri undangan berbuka puasa dari Pambudi dan Dini, serta dari Judhi dan Ami.
Pada tanggal 11 Oktober 2006, tetangga kita pasangan Pambudi dan Dini mengundang saya dan istri, juga rekan Satya dan Enon (Laila), untuk berbuka puasa bersama di Sakura Japanese Buffet Restaurant di kompleks Omni Theatre, Singapore Science Centre, Jurong East. Pilihan makanan yang disediakan ternyata cukup banyak dan bervariasi, mulai dari makanan khas Jepang seperti sushi, tempura sampai teppanyaki yang dimasak langsung, appetizer seperti oyster dan kerang, makanan utama seperti ayam teriyaki, kambing bumbu herbal, nasi goreng, hingga dessert berupa cheesecake, chocolate cake, dan es krim.
Acaranya juga lumayan seru dengan topik obrolan yang bermacam-macam, benar-benar refreshing mengingat kita memang cukup jarang bertemu dan mengobrol seperti itu. Ditambah lagi acara selingan berupa permainan sulap dari Pambudi (beliau bersama putrinya, Ilma, adalah tukang sulap yang handal). Kebetulan Ilma juga hadir di acara tersebut, dan dia ikut membantu Bapaknya untuk menghadirkan acara sulap sebagai selingan. Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Pada tanggal 14 Oktober 2006, kita sekeluarga berkunjung ke rumah Judhi dan Ami di daerah Geylang East, Paya Lebar, untuk menghadiri acara buka puasa bersama disana. Acara tersebut juga dilengkapi dengan sesi "pencerahan" (khutbah) dari Pak "Ustadz" Duddy yang membahas tentang "ilmu", yang dimulai tepat setelah kita sampai sekitar jam 6 sore, dan selesai tepat sebelum waktu berbuka puasa.
Sementara para orang tua asyik menikmati semua hidangan yang disajikan oleh tuan rumah, para anak-anak asyik bermain bersama. Inka dan Irza asyik bermain dengan teman-teman mereka di sebuah tempat bermain (playground) yang terletak tidak jauh dari ruangan club house tempat acara diadakan. Beberapa teman yang mereka temui disana diantaranya adalah Aily dan Algo (tuan rumah untuk malam itu), Marsya, Fadzil dan Naira, Abang Dzaky, Athaya dan Alita, Hanifa, Iffah, dan beberapa teman lainnya.
Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Selama dua minggu terakhir ini, tercatat sudah beberapa kali saya dan istri menghadiri undangan buka puasa bersama dari rekan-rekan komunitas warga negara Indonesia di Singapura. Setelah beberapa minggu lalu, kami menghadiri acara buka puasa bersama di rumah Aan (sekaligus farewell beliau dan Wiwied) dan di rumah Emil dan Nonong (yang alhamdulillah hari ini baru saja melahirkan anaknya yang keempat), minggu lalu kita juga menghadiri undangan berbuka puasa dari Pambudi dan Dini, serta dari Judhi dan Ami.
Pada tanggal 11 Oktober 2006, tetangga kita pasangan Pambudi dan Dini mengundang saya dan istri, juga rekan Satya dan Enon (Laila), untuk berbuka puasa bersama di Sakura Japanese Buffet Restaurant di kompleks Omni Theatre, Singapore Science Centre, Jurong East. Pilihan makanan yang disediakan ternyata cukup banyak dan bervariasi, mulai dari makanan khas Jepang seperti sushi, tempura sampai teppanyaki yang dimasak langsung, appetizer seperti oyster dan kerang, makanan utama seperti ayam teriyaki, kambing bumbu herbal, nasi goreng, hingga dessert berupa cheesecake, chocolate cake, dan es krim.
Acaranya juga lumayan seru dengan topik obrolan yang bermacam-macam, benar-benar refreshing mengingat kita memang cukup jarang bertemu dan mengobrol seperti itu. Ditambah lagi acara selingan berupa permainan sulap dari Pambudi (beliau bersama putrinya, Ilma, adalah tukang sulap yang handal). Kebetulan Ilma juga hadir di acara tersebut, dan dia ikut membantu Bapaknya untuk menghadirkan acara sulap sebagai selingan. Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Pada tanggal 14 Oktober 2006, kita sekeluarga berkunjung ke rumah Judhi dan Ami di daerah Geylang East, Paya Lebar, untuk menghadiri acara buka puasa bersama disana. Acara tersebut juga dilengkapi dengan sesi "pencerahan" (khutbah) dari Pak "Ustadz" Duddy yang membahas tentang "ilmu", yang dimulai tepat setelah kita sampai sekitar jam 6 sore, dan selesai tepat sebelum waktu berbuka puasa.
Sementara para orang tua asyik menikmati semua hidangan yang disajikan oleh tuan rumah, para anak-anak asyik bermain bersama. Inka dan Irza asyik bermain dengan teman-teman mereka di sebuah tempat bermain (playground) yang terletak tidak jauh dari ruangan club house tempat acara diadakan. Beberapa teman yang mereka temui disana diantaranya adalah Aily dan Algo (tuan rumah untuk malam itu), Marsya, Fadzil dan Naira, Abang Dzaky, Athaya dan Alita, Hanifa, Iffah, dan beberapa teman lainnya.
Foto-fotonya bisa dilihat disini.
Monday, October 16, 2006
Berita Gembira dari Gleneagles
Baru saja dapat kabar gembira dari rekan Emil, bahwa istrinya Nonong, salah satu teman kuliah saya dan istri yang juga bermukim di Singapura, telah melahirkan bayi laki-laki pada hari ini (Senin, 16 Oktober 2006) di rumah sakit Gleneagles pada jam 3:02 siang waktu Singapura.
Alhamdulillah, bayi dengan berat 3.83 kg dan panjang 53.5 cm tersebut, beserta Bunda-nya dalam keadaan sehat wal'afiat. Saat ini Nonong masih berada di labour ward, Insya Allah dalam waktu sekitar 2 jam lagi akan dipindahkan ke kamar.
Atas nama keluarga, saya mengucapkan selamat kepada Emil dan Nonong atas kelahiran putra mereka, semoga putranya selalu berada di bawah lindungan Allah SWT dan menjadi anak yang sholih dan berbakti kepada agama dan orang tua.
Update - 17:45hrs SGT:
Bagi rekan-rekan yang ingin menjenguk, silahkan ke rumah sakit Gleneagles, 6A Napier Road (sebelah Botanic Gardens), di kamar 502. Waktu berkunjung dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam.
Alhamdulillah, bayi dengan berat 3.83 kg dan panjang 53.5 cm tersebut, beserta Bunda-nya dalam keadaan sehat wal'afiat. Saat ini Nonong masih berada di labour ward, Insya Allah dalam waktu sekitar 2 jam lagi akan dipindahkan ke kamar.
Atas nama keluarga, saya mengucapkan selamat kepada Emil dan Nonong atas kelahiran putra mereka, semoga putranya selalu berada di bawah lindungan Allah SWT dan menjadi anak yang sholih dan berbakti kepada agama dan orang tua.
Update - 17:45hrs SGT:
Bagi rekan-rekan yang ingin menjenguk, silahkan ke rumah sakit Gleneagles, 6A Napier Road (sebelah Botanic Gardens), di kamar 502. Waktu berkunjung dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam.
Saturday, October 14, 2006
Vivo City
Pada hari Sabtu, 7 Oktober 2006 yang lalu, saya membawa Inka dan Irza ke Vivo City, sebuah shopping mall baru di Singapura, yang memang baru dibuka (istilah kerennya soft opening) pada hari itu. Mall yang besar dan baru itu terletak pas di sampingnya Harbourfront Centre (dulunya dikenal dengan nama World Trade Centre), dekat ferry terminal dimana ferry-ferry ke Batam berangkat. Mall ini juga terletak pas di samping jalan masuk ke Sentosa, dan juga berlokasi strategis pas diatas stasiun MRT Harbourfront, di jalur North-East Line-nya sistem MRT Singapura.
Saat ini, Vivo City adalah shopping mall terbesar di Singapura, mengalahkan rival Ngee Ann City (Takashimaya) dan Suntec City, yang sebelumnya adalah dua mall terbesar di negara pulau ini. Karena baru dibuka, hanya sekitar 60% dari toko-toko disana buka pada saat ini, dan toko-toko lainnya secara bertahap mulai dibuka hingga nanti pas grand opening Vivo City pada bulan Desember 2006. Beberapa anchor tenant mall ini diantaranya adalah Tangs, Marks and Spencer, Toys R Us dan Giant Hypermarket. Selain itu, juga ada tiga food court besar: Kopitiam, Banquet dan Food Republic, yang sayangnya belum buka pada waktu kita berkunjung kesana pada hari itu.
Mall itu juga dilengkapi dengan sebuah tempat bermain anak-anak yang terbuka (outdoor playground) di lantai dua, dan juga sky park di lantai tiga. Selain itu, juga ada barisan air mancur yang terletak di depan mall (menghadap ke Telok Blangah Road). Inka dan Irza senang sekali bermain air disana. Dari pinggir laut dan dari sky park, kita juga bisa melihat pulau Sentosa dengan Merlion dan Calsberg Sky Tower-nya. Kita juga bisa melihat jembatan ke Sentosa membentang di sebelah kiri, dan kereta gantung (cable car) membentang di sebelah kanan. Tapi Irza justru lebih asyik melihat ferry-ferry yang ada disana, antre untuk masuk ke pelabuhan. Oh iya, kita juga sempat melihat monorel Sentosa Express yang sedang dalam ujicoba perjalanan.
Sayangnya, kabut asap (kiriman dari Sumatera) di Singapura pada saat itu sedang parah-parahnya, dengan level PSI yang naik ke 150 pada hari itu. Padahal, pada hari itu, kita lebih sering berada di tempat terbuka-nya dibandingkan di dalam mall-nya (maklum kita kan ngga suka belanja). Jadinya, Inka pun jatuh sakit keesokan harinya, demam dan batuk-batuk serta tidak masuk sekolah selama tiga hari. Padahal pas hari itu adalah jadwalnya dia ujian lisan (oral test). Dokter pun memvonis bahwa Inka benar-benar sakit karena kabut asap yang menyelimuti Singapura. Walah. Tuh kan, bukan cuma orang Singapura dan Malaysia aja yang menderita karena asap... kita juga.
Petang harinya, kita berjalan ke Harbourfront Centre, yang ternyata terhubung ke Vivo City di lantai dua, untuk berbuka puasa di New York Pizza, pizza favorit anak-anak. Kounter pizza ini terletak di terminal ferry Harbourfront di lantai dua. Setelah makan malam disana, kita pun berjalan kembali ke arah Vivo City dan sempat berfoto-foto lagi di sky park-nya sebelum akhirnya pulang ke rumah.
Foto-foto yang lain dengan resolusi lebih tinggi bisa dilihat disini.
Saat ini, Vivo City adalah shopping mall terbesar di Singapura, mengalahkan rival Ngee Ann City (Takashimaya) dan Suntec City, yang sebelumnya adalah dua mall terbesar di negara pulau ini. Karena baru dibuka, hanya sekitar 60% dari toko-toko disana buka pada saat ini, dan toko-toko lainnya secara bertahap mulai dibuka hingga nanti pas grand opening Vivo City pada bulan Desember 2006. Beberapa anchor tenant mall ini diantaranya adalah Tangs, Marks and Spencer, Toys R Us dan Giant Hypermarket. Selain itu, juga ada tiga food court besar: Kopitiam, Banquet dan Food Republic, yang sayangnya belum buka pada waktu kita berkunjung kesana pada hari itu.
Mall itu juga dilengkapi dengan sebuah tempat bermain anak-anak yang terbuka (outdoor playground) di lantai dua, dan juga sky park di lantai tiga. Selain itu, juga ada barisan air mancur yang terletak di depan mall (menghadap ke Telok Blangah Road). Inka dan Irza senang sekali bermain air disana. Dari pinggir laut dan dari sky park, kita juga bisa melihat pulau Sentosa dengan Merlion dan Calsberg Sky Tower-nya. Kita juga bisa melihat jembatan ke Sentosa membentang di sebelah kiri, dan kereta gantung (cable car) membentang di sebelah kanan. Tapi Irza justru lebih asyik melihat ferry-ferry yang ada disana, antre untuk masuk ke pelabuhan. Oh iya, kita juga sempat melihat monorel Sentosa Express yang sedang dalam ujicoba perjalanan.
Sayangnya, kabut asap (kiriman dari Sumatera) di Singapura pada saat itu sedang parah-parahnya, dengan level PSI yang naik ke 150 pada hari itu. Padahal, pada hari itu, kita lebih sering berada di tempat terbuka-nya dibandingkan di dalam mall-nya (maklum kita kan ngga suka belanja). Jadinya, Inka pun jatuh sakit keesokan harinya, demam dan batuk-batuk serta tidak masuk sekolah selama tiga hari. Padahal pas hari itu adalah jadwalnya dia ujian lisan (oral test). Dokter pun memvonis bahwa Inka benar-benar sakit karena kabut asap yang menyelimuti Singapura. Walah. Tuh kan, bukan cuma orang Singapura dan Malaysia aja yang menderita karena asap... kita juga.
Petang harinya, kita berjalan ke Harbourfront Centre, yang ternyata terhubung ke Vivo City di lantai dua, untuk berbuka puasa di New York Pizza, pizza favorit anak-anak. Kounter pizza ini terletak di terminal ferry Harbourfront di lantai dua. Setelah makan malam disana, kita pun berjalan kembali ke arah Vivo City dan sempat berfoto-foto lagi di sky park-nya sebelum akhirnya pulang ke rumah.
Foto-foto yang lain dengan resolusi lebih tinggi bisa dilihat disini.
Monday, October 02, 2006
Rujak Aceh dan Buka Puasa Bersama
Beberapa minggu yang lalu, istri saya dan tetangga satu kompleks Dini pergi ke rumah Nonong di daerah Eunos, timur Singapura, untuk mengikuti acara cooking class cara membuat rujak Aceh. Nonong adalah teman kuliah saya dan istri sewaktu di Universitas Gunadarma, dan sekarang beliau tinggal di Singapura bersama suaminya, Emil, dan ketiga anaknya, Marsya, Fadzil dan Naira. Saat ini, beliau sedang menantikan kelahiran anaknya yang keempat.
Rujak Aceh adalah salah satu masakan spesialisasi Nonong, mengingat beliau yang memang berasal dari Aceh. Cooking class sendiri adalah acara yang sering diikuti oleh istri saya bersama para ibu lainnya untuk mencoba memasak satu jenis makanan tertentu, lalu hasil makanannya dinikmati sendiri dan kalau ada lebihnya, dibawa pulang. Waktu itu istri saya membawa rujak Aceh-nya pulang, alhasil menu makan malam pada waktu itu ditambah dengan dessert rujak Aceh yang alhamdulillah, enak sekali.
Kemarin malam, saya, istri, Inka dan Irza kembali berkunjung lagi ke rumah Nonong dan Emil, kali ini untuk mengikuti acara buka puasa yang diadakan disana. Saya berharap rujak Aceh-nya akan menjadi salah satu menu yang disediakan disana, dan alhamdulillah harapan saya terkabul. :) Dan ternyata bukan cuma itu, juga ada banyak makanan-makanan lain yang disediakan disana, seperti mie goreng, sup bakso dan sosis, sambal goreng, ayam bumbu rujak dan lain-lain. Bagaimanapun juga, semua sepakat kalau rujak Aceh-nya adalah merupakan "signature dish" untuk malam itu. :)
Inka dan Irza, seperti biasa, senang sekali bertemu dengan teman-temannya. Inka malahan sampai tidak mau makan karena keasyikan bermain. Selain Marsya, Fadzil dan Naira yang menjadi tuan rumah pada acara tersebut, beberapa teman mereka lainnya yang ada pada malam itu diantaranya adalah Aily dan Algo, Abang Dzaky, Athaya dan Alita, dan juga Iffah. Selain itu juga, mereka bertemu dengan beberapa teman baru, diantaranya adalah Hanifa (putri dari Om Dicky dan Tante Kandy) dan banyak lagi teman-teman lainnya, yang sayangnya saya juga tidak tahu nama-namanya, saking banyaknya. :) Ini juga adalah kesempatan pertama saya bisa ketemu langsung dengan Dicky, "tetangga kantor" di Science Park, setelah sebelumnya hanya berkomunikasi lewat e-mail, setelah dikenalkan oleh Roni.
Berikut adalah sebagian foto-fotonya, mohon maaf, ada beberapa foto dengan kualitas kurang baik karena di-capture dari moving video, dengan lighting yang kurang, karena lupa bawa video light.
Aily dan Athaya, dua orang teman yang cukup akrab dengan Inka karena sudah beberapa kali bertemu di berbagai acara. Aily adalah putri dari Om Judhi dan Tante Ami, sedangkan Athaya adalah putri dari Tante Wiwie.
Hanifa dan Inka. Ini adalah pertama kalinya Inka bertemu dengan teman barunya itu. Hanifa adalah putri pertama dari Om Dicky dan Tante Kandy.
Algo dan Alita. Algo adalah adiknya Aily, sementara Alita adalah adiknya Athaya.
Fadzil, salah satu tuan rumah. Dia adalah adik dari Marsya, dan merupakan putra dari Om Emil dan Tante Nonong. Sayang, Marsya sendiri tidak berhasil ke-jepret kamera.
Iffah, putri dari Om Duddy dan Tante Ellen. Iffah lebih pendiam dan tidak banyak bermain dengan teman-teman lainnya yang "super heboh" sampai mengacak-acak kamar.
Dzaky, abang-nya Athaya dan Alita. Karena kebanyakan teman-teman yang datang lebih kecil, Abang Dzaky tidak punya teman bermain yang "sepantar" sehingga akhirnya bermainnya dengan para Bapak-Bapak, yang juga ikut bernostalgila (masa kecil kurang bahagia?) dengan bermain bola di dalam rumah *walah!* :) :)
Baby Ica, adiknya Hanifa. Jadi "primadona" di acara tersebut dan dikerubungi oleh banyak anak-anak lainnya.
Foto-foto yang lain bisa dilihat disini.
Rujak Aceh adalah salah satu masakan spesialisasi Nonong, mengingat beliau yang memang berasal dari Aceh. Cooking class sendiri adalah acara yang sering diikuti oleh istri saya bersama para ibu lainnya untuk mencoba memasak satu jenis makanan tertentu, lalu hasil makanannya dinikmati sendiri dan kalau ada lebihnya, dibawa pulang. Waktu itu istri saya membawa rujak Aceh-nya pulang, alhasil menu makan malam pada waktu itu ditambah dengan dessert rujak Aceh yang alhamdulillah, enak sekali.
Kemarin malam, saya, istri, Inka dan Irza kembali berkunjung lagi ke rumah Nonong dan Emil, kali ini untuk mengikuti acara buka puasa yang diadakan disana. Saya berharap rujak Aceh-nya akan menjadi salah satu menu yang disediakan disana, dan alhamdulillah harapan saya terkabul. :) Dan ternyata bukan cuma itu, juga ada banyak makanan-makanan lain yang disediakan disana, seperti mie goreng, sup bakso dan sosis, sambal goreng, ayam bumbu rujak dan lain-lain. Bagaimanapun juga, semua sepakat kalau rujak Aceh-nya adalah merupakan "signature dish" untuk malam itu. :)
Inka dan Irza, seperti biasa, senang sekali bertemu dengan teman-temannya. Inka malahan sampai tidak mau makan karena keasyikan bermain. Selain Marsya, Fadzil dan Naira yang menjadi tuan rumah pada acara tersebut, beberapa teman mereka lainnya yang ada pada malam itu diantaranya adalah Aily dan Algo, Abang Dzaky, Athaya dan Alita, dan juga Iffah. Selain itu juga, mereka bertemu dengan beberapa teman baru, diantaranya adalah Hanifa (putri dari Om Dicky dan Tante Kandy) dan banyak lagi teman-teman lainnya, yang sayangnya saya juga tidak tahu nama-namanya, saking banyaknya. :) Ini juga adalah kesempatan pertama saya bisa ketemu langsung dengan Dicky, "tetangga kantor" di Science Park, setelah sebelumnya hanya berkomunikasi lewat e-mail, setelah dikenalkan oleh Roni.
Berikut adalah sebagian foto-fotonya, mohon maaf, ada beberapa foto dengan kualitas kurang baik karena di-capture dari moving video, dengan lighting yang kurang, karena lupa bawa video light.
Aily dan Athaya, dua orang teman yang cukup akrab dengan Inka karena sudah beberapa kali bertemu di berbagai acara. Aily adalah putri dari Om Judhi dan Tante Ami, sedangkan Athaya adalah putri dari Tante Wiwie.
Hanifa dan Inka. Ini adalah pertama kalinya Inka bertemu dengan teman barunya itu. Hanifa adalah putri pertama dari Om Dicky dan Tante Kandy.
Algo dan Alita. Algo adalah adiknya Aily, sementara Alita adalah adiknya Athaya.
Fadzil, salah satu tuan rumah. Dia adalah adik dari Marsya, dan merupakan putra dari Om Emil dan Tante Nonong. Sayang, Marsya sendiri tidak berhasil ke-jepret kamera.
Iffah, putri dari Om Duddy dan Tante Ellen. Iffah lebih pendiam dan tidak banyak bermain dengan teman-teman lainnya yang "super heboh" sampai mengacak-acak kamar.
Dzaky, abang-nya Athaya dan Alita. Karena kebanyakan teman-teman yang datang lebih kecil, Abang Dzaky tidak punya teman bermain yang "sepantar" sehingga akhirnya bermainnya dengan para Bapak-Bapak, yang juga ikut bernostalgila (masa kecil kurang bahagia?) dengan bermain bola di dalam rumah *walah!* :) :)
Baby Ica, adiknya Hanifa. Jadi "primadona" di acara tersebut dan dikerubungi oleh banyak anak-anak lainnya.
Foto-foto yang lain bisa dilihat disini.
Subscribe to:
Posts (Atom)