Di bulan Oktober 2007 ini, cukup banyak rekan-rekan blogger yang sedang berbahagia karena telah dikaruniai oleh anggota baru di keluarga mereka. Entah mengapa, ternyata bulan Oktober ini adalah salah satu bulan favorit untuk melahirkan anak. Benarkah kehamilan adalah sesuatu yang menular? :) Mungkin iya, untuk kedua pasangan yang berada di Singapura, tapi tentu saja tidak untuk satu pasangan lagi yang berada nun jauh di Tasikmalaya sana. Kecuali kalau mereka juga tertular pasangan lain yang berada di lokasi yang sama. :)
Selamat kepada Indi dan Rani atas kelahiran putra kedua mereka, Keilani Soemardjan, pada hari Kamis, 25 Oktober 2007, jam 7:50pm waktu Singapura, di National University Hospital, Singapura. Berat badan Kei pada waktu lahir adalah 2.8 kg, sedangkan panjangnya adalah 49 cm. Selamat juga untuk Noe yang telah menjadi kakak.
Selamat juga kepada Yuwono dan Lenny atas kelahiran putri mereka, Naurin Anindhita Rahman, pada hari Jum'at, 26 Oktober 2007, jam 11:47am waktu Singapura, di Raffles Hospital, Singapura. Berat badan Naurin pada waktu lahir adalah 3.25 kg, sedangkan panjangnya juga 49cm. Selamat juga kepada Danny yang telah menjadi kakak.
Selamat juga kepada Kang Iwok dan Iren atas kelahiran putri kedua mereka, Rayya Izarra Abqary, pada hari Minggu, 28 Oktober 2007, jam 7:35pm WIB, di... eh di rumah bersalin mana ya Kang? Yang pasti di Tasikmalaya, kan? :) Berat badan Rayya pada waktu lahir adalah 3.77 kg, sedangkan panjangnya adalah 50cm. Selamat juga kepada Abith yang telah menjadi kakak.
Who's next? :) :)
Dimulai dari
Tidak mau merepotkan istri lagi, dan mengingat saya udah sempet ngeliatin waktu istri bikin waktu itu, akhirnya saya memutuskan untuk bikin sendiri. Istri membantu menyiapkan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan. Irza diperbantukan untuk ikut membantu ngulek adonan, ngolesin telur kuning, naburin keju dan nyetak adonan. :)
Bikinnya ternyata cukup mudah, istri yang ngasih resepnya. 250 gram mentega (terdiri dari 200 gram margarin dan 50 gram butter) dan 2 kuning telur di-mix sampai rata, baru sedikit demi sedikit masukkan terigu (total 350 gram) dan keju parut (total sekitar 200 gram) dan diaduk manual sampai rata (ngga bisa pake mixer, jadi tangan agak pegel, untung ada Irza yang ikut bantuin ngaduk-ngaduk).
Adonan kemudian digiling biar tipis-tipis, olesin dengan kuning telur pake kuas, terus taburin sisa keju parut terus cetak pake cetakan khusus yang udah disiapkan. Taro di loyang, terus panggang di oven dengan suhu 170 derajat sekitar 20-30 menit.
Karena saya nyetak adonannya lebih tipis dibandingkan istri saya kemarin, hasilnya ternyata kastengelnya lebih "crispy" dan lebih gurih (boleh dong muji hasil karya sendiri *narsis mode=on*) dibandingkan hasil bikinan istri saya. Dan, karena versi "tipker" (tipis kering) ini, dengan jumlah adonan yang sama, saya bisa menghasilkan dua toples kastengel, sementara istri kemarin cuma menghasilkan satu toples lebih dikit.
Salah satu kelebihan tinggal di
Di bulan puasa ini, sudah beberapa kali saya dan keluarga menghadiri acara buka puasa bersama, baik yang diundang maupun yang saya organise sendiri. Salah satu acara buka puasa bersama yang saya organise sendiri adalah
Selain itu, saya juga baru membaca di milis